Epidemiologi Endoftalmitis
Data epidemiologi menunjukkan bahwa sekitar 90% dari kasus endoftalmitis atau endophthalmitis merupakan kasus endoftalmitis eksogen yang timbul setelah bedah mata, trauma, atau komplikasi pada ulkus kornea. Hanya 5–15% kasus endoftalmitis merupakan endoftalmitis endogen.[4,11]
Global
Secara global, endoftalmitis akut setelah bedah katarak merupakan jenis endoftalmitis yang paling sering ditemukan. Etiologi utama adalah bakteri. Gejala endoftalmitis timbul dalam 1 minggu pertama setelah bedah pada 75% kasus. Insiden endoftalmitis setelah tindakan pada mata adalah 0,02–0,06% untuk vitrektomi, 0,2% untuk keratoplasti, dan 0,02–0,13% untuk injeksi intravitreal.[1,4]
Beberapa studi lain melaporkan risiko endoftalmitis sebesar 0,2% setelah pemasangan lensa intraokular sekunder, risiko 0,2% setelah operasi glaukoma, dan risiko 0,03% setelah vitrektomi pars plana. Tren saat ini menunjukkan kenaikan kasus endoftalmitis setelah injeksi intravitreal juga.[1,4]
Insiden endoftalmitis setelah trauma tembus bola mata adalah 1–18%. Di India dan Cina, sekitar 40–60% kasus endoftalmitis merupakan endoftalmitis yang terjadi setelah trauma tembus mata.[1,4]
Insiden endoftalmitis endogen sangat bervariasi mulai dari 2–41% tergantung pada letak geografis dan faktor gizi pasien. Suatu tinjauan literatur di Inggris melaporkan bahwa 41% kasus endoftalmitis merupakan endoftalmitis endogen. Sementara itu, suatu studi di India menunjukkan bahwa hanya 7,4% dari 955 kasus endoftalmitis merupakan endoftalmitis endogen.[1,4]
Indonesia
Saat ini belum ada studi epidemiologi yang melaporkan insiden endoftalmitis secara nasional di Indonesia. Suatu penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan endoftalmitis di Indonesia disebabkan oleh bakteri Gram negatif (51%) diikuti dengan bakteri Gram positif (39,5%) dan jamur (9,5%).[12]
Mortalitas
Endoftalmitis sendiri umumnya tidak menyebabkan kematian. Namun, kematian dapat terjadi akibat penyakit yang mendasari endoftalmitis, misalnya pada kasus endoftalmitis endogen yang disebabkan oleh fokus infeksi di bagian tubuh lain. Morbiditas yang paling dikhawatirkan dan perlu diwaspadai pada kasus endoftalmitis adalah kebutaan permanen.[2]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur