Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Gangguan Refraksi general_alomedika 2023-04-06T14:47:39+07:00 2023-04-06T14:47:39+07:00
Gangguan Refraksi
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Gangguan Refraksi

Oleh :
dr. Sherly Kurniawan
Share To Social Media:

Patofisiologi gangguan refraksi melibatkan gangguan pada bentuk bola mata yang menyebabkan cahaya gagal difokuskan secara akurat pada retina. Gangguan refraksi dibagi menjadi empat jenis, yaitu myopia, hiperopia, astigmatisme, dan presbyopia.

Myopia

Myopia atau rabun jauh terjadi karena titik fokus cahaya jatuh di depan retina. Hal ini umumnya disebabkan oleh kornea yang terlalu melengkung, panjang aksial mata terlalu panjang, atau bisa jadi keduannya. Pasien dengan myopia akan melihat objek yang jauh menjadi kabur sedangkan objek yang dekat terlihat jelas.[4]

Myopia diklasifikasikan menjadi myopia aksial, myopia meridional, dan myopia lentikular. Myopia aksial terjadi karena adanya peningkatan panjang aksial bola mata. Peningkatan panjang aksial 1 mm menyebabkan pergeseran rabun 3D, disebut juga dengan myopia sferis. Myopia meridional merupakan kondisi myopia dengan 2 fokus di sepanjang dua sumbu, disebut juga dengan astigmatisme myopia. Pada myopia meridional, kelengkungan kornea berperan penting dibandingkan dengan panjang aksial bola mata. Sementara itu, myopia lentikular terjadi ketika adanya perubahan struktur lensa kristalin yang berhubungan dengan pertambahan usia.[5]

Hiperopia

Pada hiperopia, juga dikenal sebagai rabun dekat, pandangan tanpa akomodasi ke kejauhan bisa menghasilkan visus yang kabur. Hal ini terjadi karena daya bias sistem visual terlalu kecil dibandingkan dengan panjang mata, sehingga bayangan terfokus di belakang retina.

Pada pasien berusia muda, kelainan refraksi pada hiperopia dapat dikompensasi tanpa disadari dengan akomodasi dan mengubah daya refraksi lensa okuler. Oleh karena itu, pasien dapat melihat dengan jelas meskipun memiliki hiperopia tetapi akomodasi akan meningkat (hiperopia laten).[4,6]

Astigmatisme

Astigmatisme terjadi karena sinar cahaya yang melewati mata tidak dapat berkumpul pada satu titik fokus. Kelengkungan kornea atau lensa menyebabkan sinar cahaya yang masuk menjadi tersebar di dua titik fokus. Sekitar 40% bayi baru lahir memiliki 1D astigmatisme sejak lahir, dan biasanya akan berkurang seiring bertambahnya usia.[7]

Presbyopia

Presbyopia merupakan kondisi fisiologis dimana terjadi penurunan fungsional secara progresif karena gangguan akomodasi lensa terkait usia. Pada presbyopia, kekakuan lensa menyebabkan kesulitan progresif dalam membaca pada jarak baca biasa. Pada pasien tua dengan presbyopia, nukleus lensa lebih kaku daripada korteks. Sementara itu pada individu muda, korteks lebih kaku daripada nukleus.[8]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Gisheila Ruth Anggitha

Referensi

4. Deepinder DK. Overview of Refractive Error. MSD Manual. 2022. https://www.msdmanuals.com/professional/eye-disorders/refractive-error/overview-of-refractive-error
5. Subudhi P, Agarwal P. Myopia. [Updated 2022 May 21]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK580529/
6. Majumdar S, Tripathy K. Hyperopia. [Updated 2022 Feb 21]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560716/
7. Woltsche N, Werkl P, Posch-Pertl L, Ardjomand N, Frings A. Astigmatismus [Astigmatism]. Ophthalmologe. 2019 Mar;116(3):293-304. German. doi: 10.1007/s00347-019-0865-7. PMID: 30783746.
8. Katz JA, Karpecki PM, Dorca A, Chiva-Razavi S, Floyd H, Barnes E, Wuttke M, Donnenfeld E. Presbyopia - A Review of Current Treatment Options and Emerging Therapies. Clin Ophthalmol. 2021 May 24;15:2167-2178. doi: 10.2147/OPTH.S259011. PMID: 34079215; PMCID: PMC8163965.

Pendahuluan Gangguan Refraksi
Etiologi Gangguan Refraksi

Artikel Terkait

  • Memilih Lensa Kontak - Hard Lens atau Softlens
    Memilih Lensa Kontak - Hard Lens atau Softlens
  • Atropin Tetes untuk Memperlambat Progresivitas Myopia
    Atropin Tetes untuk Memperlambat Progresivitas Myopia
  • Myopia Bukan Merupakan Kontraindikasi Persalinan Pervaginam
    Myopia Bukan Merupakan Kontraindikasi Persalinan Pervaginam
  • Cara Membersihkan Lensa Kontak Rigid Gas Permeable (RGP)
    Cara Membersihkan Lensa Kontak Rigid Gas Permeable (RGP)
  • Manfaat dan Risiko Phakic IOL
    Manfaat dan Risiko Phakic IOL

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Anindita Farah Yuwana
Dibalas 06 Februari 2025, 00:10
Pitfall pada Koreksi Refraksi Anak dan Dewasa
Oleh: dr.Anindita Farah Yuwana
3 Balasan
Alo Dokter. Saya dokter iship puskesmas dan di puskesmas saya terdapat trial lens untuk koreksi refraksi. Saya ingin bertanya:1. Apakah langkah koreksi...
Anonymous
Dibalas 08 November 2024, 07:55
Kontrol mata pada ibu hamil dengan myopia
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, kapan sebaiknya ibu hamil dengan high myopia melakukan pemeriksaan mata untuk menentukan jenis persalinan?Terima kasih
dr.Putu Rico Aditya Pangestu
Dibalas 25 Juli 2024, 08:37
Fakoemulsifikasi untuk penderita hipermetropia OS +5
Oleh: dr.Putu Rico Aditya Pangestu
2 Balasan
Izin diskusi dok, apakah fakoemulsifikasi pada penderita hipermetropia usia muda (24 tahun) pada salah satu mata saja merupakan solusi?Dimana pemeriksaannya...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.