Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Keratitis general_alomedika 2022-11-08T08:51:11+07:00 2022-11-08T08:51:11+07:00
Keratitis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Keratitis

Oleh :
Audric Albertus
Share To Social Media:

Diagnosis keratitis umumnya dicurigai pada pasien yang datang dengan mata merah disertai penurunan penglihatan, fotofobia dan nyeri. Pemeriksaan fisik mencakup pemeriksaan visus dan evaluasi mata secara sistematis dengan temuan khas, misalnya berupa infiltrat seperti cincin pada kornea, atau hipopion.

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan fluorescein menggunakan lampu Wood atau oftalmoskop dengan filter kobalt.

Karena keratitis infeksi merupakan penyebab tersering, diagnosis keratitis noninfeksi hanya dipikirkan ketika kecurigaan terhadap etiologi infeksi sudah disingkirkan.

Anamnesis

Gejala pasien keratitis umumnya memiliki sifat onset akut dan berhubungan dengan fungsi visual dan sensoris. Tingkat keparahan gejala sangat dipengaruhi oleh virulensi organisme, status imunitas pasien, etiologi keratitis, penyakit penyerta, dan durasi penyakit.  Berikut ini merupakan gejala umum pasien keratitis:

  • Nyeri pada mata dengan onset cepat
  • Mata merah
  • Fotofobia
  • Bengkak kelopak mata
  • Penurunan penglihatan
  • Rasa kering pada mata
  • Sensasi benda asing pada mata
  • Cairan pada mata[3,12]

Selain itu, faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko keratitis juga harus ditanyakan klinis. Berikut ini beberapa faktor yang dapat ditanyakan pada pasien keratitis:

  • Penggunaan lensa kontak: tipe lensa, waktu penggunaan, dan sistem desinfeksi
  • Riwayat trauma
  • Riwayat operasi mata, terutama bagian kornea
  • Riwayat penyakit sistemik
  • Riwayat penyakit autoimun
  • Riwayat penggunaan agen imunosupresif, misalnya steroid seperti prednisone atau methylprednisolone

  • Riwayat penyakit kornea
  • Gangguan struktur atau malposisi bagian kelopak mata
  • Gangguan defisiensi air mata[3,12]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik sangat penting dalam menentukan diagnosis pasien keratitis. Berikut ini merupakan pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan pada pasien keratitis:

Pemeriksaan Visus

Pemeriksaan fisik pada pasien dengan gejala pada mata harus diawali dengan pemeriksaan visus pada kedua mata menggunakan Snellen chart. Pada pasien keratitis terjadi infeksi pada kornea yang umumnya akan menyebabkan gangguan pada visus pasien dan tidak akan membaik dengan kacamata koreksi. Walau demikian, pada keratitis tahap awal, bisa saja tidak terdapat gangguan visus.[3,16]

Inspeksi

Inspeksi pada bagian mata pasien keratitis, idealnya menggunakan slit-lamp, umumnya dapat ditemukan sebagai berikut:

  • Edema kelopak dan konjungtiva
  • Pseudoptosis
  • Gangguan kelopak mata: trikiasis dan lagoftalmos
  • Injeksi konjungtiva, terutama bagian limbal / silier
  • Penurunan sensasi kornea
  • Discharge pada mata

  • Infiltrat inflamasi berbentuk seperti cincin pada stroma kornea
  • Penipisan atau perforasi kornea
  • Hipopion[3,16]

Pemeriksaan Fluorescein

Pemeriksaan fluorescein pada setting layanan primer dapat dilakukan dengan lampu Wood atau oftalmoskop menggunakan filter kobalt. Berikan anestesi topikal terlebih dahulu jika pasien merasa nyeri.

Pada pemeriksaan di bawah lampu Wood, lesi kornea akan tampak berwarna kehijauan. Pada abrasi kornea, akan didapatkan lesi linear atau memiliki bentuk geografis.

Pemeriksaan Tekanan Intraokular dan Pemeriksaan Fundus

Pemeriksaan tekanan intraokular dilakukan pada pasien yang dicurigai memiliki perforasi kornea atau jika hasil pemeriksaan fluorescein negatif. Pada pemeriksaan fundus pasien keratitis, umumnya tidak ditemukan adanya kelainan pada bagian fundus mata.[3,16]

Pada pasien yang dicurigai mengalami uveitis anterior atau keratitis, rujuk pasien ke spesialis untuk pemeriksaan lanjutan menggunakan slit lamp dan penanganan penyakit.[17]

Pemeriksaan Slit Lamp

Pemeriksaan spesialistik ini dilakukan pada mata yang sakit dan juga mata sehat. Bagian kornea mata pasien dapat diperiksa secara langsung dengan menggunakan mikroskop slit-lamp. Pewarnaan dengan fluorescein dye dapat diteteskan pada kornea pasien untuk mendeteksi adanya bagian epitelium kornea yang hilang. Hasil positif pada pewarnaan kornea ini ditandai dengan warna kehijauan dalam cahaya biru. Lesi kornea kemudian harus dideskripsikan bentuk dan lokasinya.

Bagian bilik mata depan pasien juga dapat dinilai menggunakan mikroskop slit-lamp. Pada pasien keratitis, bagian bilik mata depan umumnya dapat terlihat adanya sel, flare, atau hipopion. Pemeriksaan tes Seidel juga dapat dilakukan apabila dicurigai kebocoran aqueous humor akibat perforasi kornea.[3,16]

Diagnosis Banding

Keratitis merupakan salah satu penyakit mata yang dicirikan dengan mata merah. Beberapa diagnosis banding dari keratitis di antaranya adalah sebagai berikut.

Konjungtivitis

Konjungtivitis merupakan juga merupakan salah satu penyakit mata merah yang sering terjadi. Sama seperti keratitis, konjungtivitis juga sering kali disebabkan oleh adanya infeksi akibat virus, bakteri, ataupun jamur. Selain itu, pada pasien konjungtivitis umumnya memiliki beberapa gejala yang hampir sama dengan keratitis, yaitu pengeluaran sekret mata, rasa benda asing pada mata, dan mata merah.

Akan tetapi, umumnya pasien konjungtivitis tidak disertai dengan rasa nyeri pada mata, fotofofobia, dan penurunan penglihatan. Selain itu, umumnya injeksi konjungtiva pada konjungtivitis tersebar merata. Kornea pada konjungtivitis juga tampak jernih, dengan pupil dan tekanan intraokuler yang dalam batas normal.[5,18]

Skleritis

Diagnosis banding yang lain dari keratitis adalah skleritis. Skleritis juga merupakan salah satu penyakit mata merah dengan keluhan berupa nyeri hebat pada mata yang mungkin disertai penurunan visus. Yang membedakan skleritis dengan keratitis adalah karena kornea yang intak, tidak didapatkan keluhan silau. Selain itu pada skleritis juga tidak ditemukan adanya discharge yang keluar dari mata. Seperti yang sudah disebutkan pula, pada pemeriksaan tidak ditemukan adanya kelainan pada kornea, pupil, maupun tekanan intraokuler.[5,18]

Uveitis Anterior

Uveitis anterior atau iridosiklitis merupakan salah satu penyebab mata merah yang lain dengan keluhan menyerupai keratitis berupa nyeri pada mata, silau atau fotofobia, dan penurunan visus. Selain itu, pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan adanya discharge encer, dengan kornea yang mungkin buram sehingga menyerupai keratitis. Yang menjadi pembeda dengan keratitis adalah pada uveitis anterior, pupil menjadi terkonstriksi dan tidak berespons baik terhadap cahaya. Pupil juga dapat terlihat ireguler. Sedangkan pada keratitis, biasanya pupil dan iris dalam batas normal.[5,18]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang umumnya tidak dilakukan pada pasien keratitis. Akan tetapi, beberapa etiologi keratitis, terutama pada keratitis noninfeksi, dapat ditentukan melalui pemeriksaan penunjang spesifik.

Scraping Kornea

Scraping kornea merupakan tindakan penggerusan pada bagian pinggir ulkus kornea menggunakan spatula atau blade kemudian hasil diletakkan pada agar coklat, darah, dan Sabaurad. Pewarnaan Gram, Giemsa, dan acid-fast kemudian digunakan pada apusan di preparat. Pemeriksaan ini dilakukan apabila tanda dan gejala pasien tidak membaik dengan terapi empiris dan pada lesi dengan diameter > 2 mm.

Hasil pemeriksaan ini dapat membantu klinisi dalam menentukan diagnosis mikrobiologis dan terapi definitif pada pasien. Selain itu, kultur dan sensitivitas bakteri pada antimikroba juga dapat dilakukan.[3,19]

Tes Laboratorium

Tes laboratorium dapat dilakukan pada pasien keratitis dengan gejala sistemik, seperti demam, dan memiliki riwayat penyakit autoimun dan imunosupresi. Peningkatan leukosit pada pasien keratitis dapat menunjukkan adanya infeksi sistemik pada pasien. Penemuan seperti penurunan leukosit juga dapat menjadi tanda adanya gangguan imun pada pasien.

Pemeriksaan serologi human immunodeficiency virus (HIV) juga dapat dilakukan apabila mikroorganisme yang ditemukan pada keratitis tidak umum, seperti mikrosporidosis. Pemeriksaan spesifik lainnya, seperti IgM faktor rheumatoid, c-ANCA, p-ANCA, dan antibodi sirkulasi, dapat  dilakukan pada pasien dengan curiga keratitis akibat etiologi autoimun.[1,3]

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

Referensi

1. Srinivasan M, Mascarenhas J, Prashanth CN. Distinguishing infective versus noninfective keratitis. Indian J Ophthalmol. 2008;56(3):203–7.
3. Al-mujaini A, Al-kharusi N, Thakral A, Wali UK. Bacterial Keratitis: Perspective on Epidemiology, Clinico-Pathogenesis, Diagnosis and Treatment. 2009;9(August):184–95.
5. Upadhyay MP, Srinivasan M, Whitcher JP. Diagnosing and managing microbial keratitis. Community Eye Heal J. 2015;28(89):3–6.
12. Mascarenhas J, Lalitha P, Prajna NV, Srinivasan M, Das M, D’Silva SS, et al. Acanthamoeba, fungal, and bacterial keratitis: A comparison of risk factors and clinical features. Am J Ophthalmol. 2014;157(1):56–62.
16. Rasoulinejad SA, Sadeghi M, Montazeri M, Goudarzi HH, Montazeri M, Akbarian N. Clinical presentation and microbial analyses of contact lens keratitis; an epidemiologic study. Emergency. 2014;2(4):174–7.
17. Pflipsen M, Massaquoi M, Wolf S. Evaluation of the Painful Eye. Am Fam Physician. 2016 Jun 15;93(12):991-998.
18. Frings A, Geerling G, Schargus M. Red Eye: A Guide for Non-specialists. Dtsch Aerzteblatt Online. 2018;114(17):302–12.
19. Leck A. Taking a corneal scrape and making a diagnosis. Community Eye Heal J. 2015;22(71):42–3.

Epidemiologi Keratitis
Penatalaksanaan Keratitis

Artikel Terkait

  • Pemberian Kortikosteroid Tetes Mata untuk Keratitis Bakteri
    Pemberian Kortikosteroid Tetes Mata untuk Keratitis Bakteri
  • Red Flag Mata Merah Disertai Nyeri
    Red Flag Mata Merah Disertai Nyeri
  • Penggunaan Obat Mata Topikal pada Anak-Anak
    Penggunaan Obat Mata Topikal pada Anak-Anak
  • Risiko Infeksi Kornea Akibat Penggunaan Lensa Kontak
    Risiko Infeksi Kornea Akibat Penggunaan Lensa Kontak
  • Perbedaan Klinis antara Keratitis Bakteri dan Jamur
    Perbedaan Klinis antara Keratitis Bakteri dan Jamur

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 18 Desember 2023, 07:38
Mata silau dan berair setelah terkena sinar matahari
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dok. Pasien matanya silau silau setelah kerja beberapa jam di atap terbuka. Namun yang kali ini berlangsung nya lama. Sampai skrg sudah malam, juga masih...
Anonymous
Dibalas 04 Oktober 2023, 14:51
Mata berair dan tampak berselaput pada anak usia 7 tahun
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. izin bertanya. untuk anak 7 tahun dengan gejala mata berair dan tampak berselaput (mirip katarak) kira-kira disebabkan apa ya dok? mata juga...
dr. Sartini Roma Dame Nainggolan
Dibalas 01 Maret 2023, 13:40
Mata buram, mengganjal, dan gatal setelah terkena padi
Oleh: dr. Sartini Roma Dame Nainggolan
2 Balasan
Alo dokter, izin berdiskusi, pasien perempuan usia 53 tahun, datang dengan keluhan pengelihatan buram, ada rasa mengganjal dan gatal, keluhan dirasakan sejak...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.