Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Keratitis general_alomedika 2022-11-08T08:46:14+07:00 2022-11-08T08:46:14+07:00
Keratitis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Keratitis

Oleh :
Audric Albertus
Share To Social Media:

Patofisiologi keratitis berupa proses inflamasi pada kornea yang dapat terjadi karena proses infeksi maupun noninfeksi. Proses inflamasi ini akan menyebabkan destruksi stroma kornea sehingga berakibat pada terjadinya gangguan penglihatan dan rasa nyeri pada pasien.

Kornea mata umumnya memiliki mekanisme pertahanan terhadap infeksi maupun trauma. Bagian epitelium pada kornea dapat menjadi pembatas yang efisien masuknya mikroorganisme ke dalam kornea. Bagian mata lainnya, seperti air mata, dan kelopak mata juga membantu mencegah terjadinya keratitis. Apabila mekanisme pertahanan dari kornea menurun maka dapat meningkatkan risiko terjadinya keratitis.

Keratitis Infeksi

Patofisiologi keratitis infeksi diawali dengan adanya defek atau kerusakan epitel kornea, yang menyebabkan kerusakan mekanisme pertahanan kornea terhadap patogen. Salah satu penyebab kerusakan epitel kornea adalah penggunaan lensa kontak yang tidak sesuai, trauma, dan operasi okular. Selain itu, keadaan yang menyebabkan berkurangnya air mata, seperti sindrom Sjogren, juga dapat menurunkan mekanisme pertahanan kornea.

Gangguan mekanisme pertahanan kornea tersebut menyebabkan mikroorganisme seperti bakteri, jamur, virus, atau protozoa, akan dapat menginvasi kornea mata dan menyebabkan inflamasi serta destruksi stroma kornea.[3,6]

Keratitis Noninfeksi

Patofisiologi keratitis noninfeksi berhubungan dengan reaksi hipersensitivitas atau reaksi autoimun tergantung pada jenis keratitis yang terjadi.

Keratitis Ulseratif Periferal

Patofisiologi keratitis ulseratif periferal sampai sekarang belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa studi sudah menunjukkan bahwa reaksi autoimun berperan besar dalam terjadinya penyakit ini. Keratitis perifer sering dihubungkan dengan reaksi inflamasi pada mata dikarenakan letaknya yang dekat dengan konjungtiva limbal dan mengambil nutrisi dari kapiler arkade limbal, yang merupakan pusat sel imunokompeten.

Penyakit ini umumnya terjadi karena aktivasi komplemen oleh kompleks imun yang menyebabkan kemotaksis sel inflamatori, seperti neutrofil dan makrofag, Sel-sel inflamatori ini kemudian mengeluarkan zat-zat inflamatori, seperti enzim proteolitik dan metabolit reaktif oksigen, yang menyebabkan disolusi dan degradasi stroma kornea. Deposit imun kompleks pada kornea perifer juga sudah dihubungkan dengan penyakit-penyakit sistemik, seperti rheumatoid arthritis dan lupus eritematosus sistemik.[1,7]

Keratitis Fliktenular

Keratitis fliktenular dihipotesiskan terjadi karena reaksi hipersensitivitas tipe IV pada kornea. Reaksi hipersensitivitas terhadap antigen bakteri telah dilaporkan pada beberapa studi. Bakteri yang paling sering ditemukan pada keratitis fliktenular adalah M. tuberculosis pada negara berkembang dan Staphylococcus aureus di Amerika Serikat. Pada beberapa studi juga menemukan adanya sel Langerhans, monosit, dan sel T yang semakin meyakinkan penyakit ini disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas tipe lambat.[1,8]

Keratitis Marginal Stafilokokal

Terjadinya keratitis marginal stafilokokal telah dihubungkan dengan reaksi hipersensitivitas tipe III terhadap antigen bakteri Staphylococcus aureus. Deposisi kompleks imun akan terjadi pada kornea perifer dengan aktivasi komplemen sekunder.[1,9]

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

Referensi

1. Srinivasan M, Mascarenhas J, Prashanth CN. Distinguishing infective versus noninfective keratitis. Indian J Ophthalmol. 2008;56(3):203–7.
3. Al-mujaini A, Al-kharusi N, Thakral A, Wali UK. Bacterial Keratitis: Perspective on Epidemiology, Clinico-Pathogenesis, Diagnosis and Treatment. 2009;9(August):184–95.
6. Lakhundi S, Siddiqui R, Khan NA. Pathogenesis of microbial keratitis. Microb Pathog [Internet]. 2017;104:97–109.
7. Yagci A. Update on peripheral ulcerative keratitis. Clinical Ophthalmology. 2012. hal. 747–54.
8. Neiberg MN, Sowka J. Phlyctenular keratoconjunctivitis in a patient with Staphylococcal blepharitis and ocular rosacea. Optometry. 2008;79(3):133-7
9. Hoffman J, Hassan A. Severe staphylococcal marginal keratitis presenting with hypopyon. BMJ Case Rep. 2015.

Pendahuluan Keratitis
Etiologi Keratitis

Artikel Terkait

  • Pemberian Kortikosteroid Tetes Mata untuk Keratitis Bakteri
    Pemberian Kortikosteroid Tetes Mata untuk Keratitis Bakteri
  • Red Flag Mata Merah Disertai Nyeri
    Red Flag Mata Merah Disertai Nyeri
  • Penggunaan Obat Mata Topikal pada Anak-Anak
    Penggunaan Obat Mata Topikal pada Anak-Anak
  • Risiko Infeksi Kornea Akibat Penggunaan Lensa Kontak
    Risiko Infeksi Kornea Akibat Penggunaan Lensa Kontak
  • Perbedaan Klinis antara Keratitis Bakteri dan Jamur
    Perbedaan Klinis antara Keratitis Bakteri dan Jamur

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 18 Desember 2023, 07:38
Mata silau dan berair setelah terkena sinar matahari
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dok. Pasien matanya silau silau setelah kerja beberapa jam di atap terbuka. Namun yang kali ini berlangsung nya lama. Sampai skrg sudah malam, juga masih...
Anonymous
Dibalas 04 Oktober 2023, 14:51
Mata berair dan tampak berselaput pada anak usia 7 tahun
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. izin bertanya. untuk anak 7 tahun dengan gejala mata berair dan tampak berselaput (mirip katarak) kira-kira disebabkan apa ya dok? mata juga...
dr. Sartini Roma Dame Nainggolan
Dibalas 01 Maret 2023, 13:40
Mata buram, mengganjal, dan gatal setelah terkena padi
Oleh: dr. Sartini Roma Dame Nainggolan
2 Balasan
Alo dokter, izin berdiskusi, pasien perempuan usia 53 tahun, datang dengan keluhan pengelihatan buram, ada rasa mengganjal dan gatal, keluhan dirasakan sejak...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.