Epidemiologi Keratitis
Secara epidemiologi, keratitis umumnya berupa keratitis infeksi dengan penyebab utama Staphylococcus dan Streptococcus. Insidensi meningkat pada pengguna lensa kontak.
Global
Insidensi keratitis mikrobial secara global sekitar 0,4 sampai 5,2 per 10.000 orang setiap tahunnya. Insidensi ini lebih tinggi pada negara berkembang dibandingkan negara maju.
Insidensi keratitis infeksi di Amerika Serikat sendiri sudah dilaporkan sebanyak 11 kasus per 100.000 orang. Pada negara berkembang, insidensi keratitis umumnya lebih tinggi.
Sebanyak 90% kasus keratitis infeksi disebabkan oleh spesies Staphylococcus, Streptokokus dan Enterobacteriaceae. Spesies Acanthamoeba juga semakin sering ditemukan pada pasien keratitis seiring dengan peningkatan penggunaan lensa kontak.
Studi dari Hong Kong melaporkan bahwa insiden keratitis pada pengguna lensa kontak lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak menggunakan lensa kontak (3,4/10.000 orang vs 0,63/10.000 orang).[3,5,14]
Insidensi keratitis noninfeksi bervariasi karena sangat bergantung pada etiologi dasar. Insidensi keratitis ulseratif perifer terjadi pada 3 kasus per 1.000.000 orang per tahunnya di negara Inggris.[1,7]
Indonesia
Sampai sekarang belum terdapat studi yang melaporkan insiden keratitis di Indonesia secara umum.
Mortalitas
Keratitis pada umumnya tidak sampai menyebabkan kematian pada pasien. Akan tetapi, beberapa komplikasi dari keratitis, seperti astigmatisme ireguler dan endoftalmitis, dapat meningkatkan morbiditas pasien. Selain itu, diagnosis dan penanganan yang terlambat dapat menyebabkan gangguan penglihatan permanen bahkan kebutaan.[3,14]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja