Epidemiologi Keratokonjungtivitis Vernal
Data epidemiologi mengindikasikan bahwa keratokonjungtivitis vernal lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan wanita. Prevalensi keratokonjungtivitis vernal juga lebih tinggi pada negara tropis dan subtropis dimana udara lebih hangat dan lebih kering.[1,5]
Global
Keratokonjungtivitis vernal merupakan bagian dari konjungtivitis alergi. Konjungtivitis alergi sendiri diperkirakan memiliki prevalensi global 6-30% dan diperkirakan terjadi pada hingga 30% anak-anak. Di sisi lain, data epidemiologi keratokonjungtivitis vernal masih terbatas. Dari data yang tersedia, kondisi ini diperkirakan paling sering terjadi di Asia, Afrika Tengah dan Barat, serta Amerika Selatan, tetapi juga umum di Mediterania, Amerika Utara, dan Australia.
Survei epidemiologi di seluruh Eropa menunjukkan prevalensi keratokonjungtivitis vernal berkisar 1–3,2/10.000 secara keseluruhan. Data di Jepang menunjukkan prevalensi 1,2%. Sementara itu, di negara-negara Afrika prevalensi berkisar antara 4,0 hingga 11,1%. Di Amerika Serikat, prevalensi keratokonjungtivitis vernal sekitar 0,29 per 10.000 populasi.[1,5]
Indonesia
Data epidemiologi nasional mengenai insiden keratokonjungtivitis vernal di Indonesia belum tersedia.
Mortalitas
Keratokonjungtivitis vernal tidak menyebabkan kematian, tetapi dapat menyebabkan morbiditas serius. Komplikasi paling serius yang dapat dialami oleh penderita keratokonjungtivitis vernal adalah keterlibatan kornea, termasuk keratitis persisten dan ulserasi kornea yang dapat mengakibatkan jaringan parut kornea, penipisan, dan pada akhirnya kehilangan penglihatan.[1,6]