Prognosis Keratokonjungtivitis Vernal
Prognosis keratokonjungtivitis vernal mayoritas baik karena bisa bersifat swasirna dan akan hilang setelah pasien mencapai pubertas. Meski demikian, beberapa kasus dapat mengalami gejala selama bertahun-tahun dan menimbulkan komplikasi bermakna seperti ulkus kornea, glaukoma, dan kehilangan penglihatan.[1,5]
Komplikasi
Komplikasi dari keratokonjungtivitis vernal dapat terjadi akibat perjalanan penyakit yang berlanjut menjadi kondisi yang lebih parah, penyalahgunaan dari pemakaian kortikosteroid, dan penurunan kualitas hidup penderitanya.[1]
Komplikasi Penyakit
Komplikasi yang dapat terjadi dari keratokonjungtivitis vernal dapat berupa kerusakan mata akibat trauma yang diciptakan akibat gesekan dari kelopak mata berulang. Ini bisa menyebabkan mata kering, infeksi sekunder, keratopati punctata superfisial, keratokonus, shield ulcers, sikatrik pada kornea, dan vaskularisasi yang dapat mempengaruhi tajam penglihatan pasien. Ulkus kornea juga didapati pada 9,7% pasien dengan keratokonjungtivitis vernal.[1,4]
Penyalahgunaan Kortikosteroid
Komplikasi lain dapat terjadi dari pemakaian kortikosteroid yang tidak dipantau dengan baik. Penggunaan kortikosteroid jangka panjang yang tidak dipantau dengan baik dapat menyebabkan peningkatan tekanan intraokular sehingga pasien dapat mengalami glaukoma, katarak, dan mengakibatkan gangguan visual yang permanen.[1]
Penurunan Kualitas Hidup
Keratokonjungtivitis vernal juga dapat mempengaruhi kualitas hidup penderitanya dengan mengganggu aktivitas sehari-hari. Gejala yang diperburuk dengan paparan alergen terus menerus dapat menyebabkan kesulitan untuk tidur dan ketidakmampuan untuk berada di luar ruangan. Hal ini berlanjut menjadi gangguan untuk bersosialisasi terutama pada anak-anak, seperti mengganggu bertemu dengan teman dan bersekolah.[4]
Prognosis
Prognosis untuk pasien keratokonjungtivitis vernal umumnya baik dan penyakit ini umumnya sembuh sendiri dengan pengobatan. Meski demikian, hingga 6% pasien dilaporkan mengalami kehilangan penglihatan akibat komplikasi. Selain itu, lebih dari setengah pasien dilaporkan terus mengalami gejala setelah 5 tahun. Adanya papila raksasa merupakan faktor prognosis yang lebih buruk.[5,10]