Patofisiologi Mata Merah
Patofisiologi mata merah berhubungan dengan vasodilatasi maupun pendarahan yang terutama melibatkan pembuluh darah bagian anterior mata. Pemahaman mengenai anatomi vaskularisasi mata dapat membantu dalam mengidentifikasi patofisiologi yang mendasari mata merah.[65]
Vaskularisasi Mata
Mata mendapatkan vaskularisasi dari arteri oftalmika yang merupakan cabang dari arteri karotis interna. Arteri oftalmika bercabang menjadi arteri retina, arteri siliaris anterior dan posterior. Arteri siliaris posterior dibagi menjadi arteri siliaris posterior longus dan brevis.[72]
Circulus Arteriosus Mayor
Circulus arteriosus mayor (major arterial circle of the iris) mengelilingi iris serta memberi suplai ke iris dan badan siliar. Circulus arteriosus mayor dibentuk oleh arteri siliaris anterior dan arteri siliaris posterior longus.
Arteri siliaris anterior menembus sklera di area limbus kemudian bercabang menjadi arteri episklera dan bergabung dengan circulus arteriosus mayor. Sedangkan arteri siliaris posterior longus menembus sklera bagian posterior, lalu memberi suplai ke koroid dan sklera, kemudian bergabung dengan circulus arteriosus mayor.[72]
Maka dari itu, dilatasi pembuluh darah arteri siliaris anterior yang membentuk circulus arteriosus mayor (major arterial circle of the iris) akan memberikan gambaran injeksi siliar, dengan gambaran eritema dari limbus ke fornix konjungtiva. Pada injeksi siliar, kelainan biasanya melibatkan kornea, iris, maupun badan siliar, seperti pada keratitis dan iritis.[74]
Suplai Arteri ke Konjungtiva
Konjungtiva mendapat suplai dari arteri siliaris anterior dan arteri palpebralis (cabang marginal dan peripheral tarsal arcades). Berdasarkan bagian anatominya, arteri yang memberikan suplai ke konjungtiva adalah sebagai berikut:
- Konjungtiva palpebralis: arteri palpebralis, cabang marginal tarsal arcades
- Konjungtiva bulbar: arteri konjungtiva posterior (dari peripheral tarsal arcades) dan arteri siliaris anterior
- Konjungtiva fornix: marginal tarsal arcades dan arteri konjungtiva posterior[72,73]
Dilatasi arteri konjungtiva posterior memberikan gambaran injeksi konjungtiva pada keluhan mata merah, seperti pada pasien dengan konjungtivitis,. Karena perbedaan arteri yang memberikan suplai ke konjungtiva dan arteri yang membentuk circulus arteriosus mayor, maka gambaran injeksi siliar dapat tidak tampak pada keadaan ini.
Gambaran yang ditimbulkan pada injeksi konjungtiva adalah eritema dari konjungtiva ke arah limbus. Injeksi siliar dan injeksi konjungtiva dapat muncul bersamaan seperti pada keadaan glaukoma akut sudut tertutup dan skleritis.[74]
Gambar 1. Perbandingan Mata Normal, Injeksi Konjungtiva, dan Injeksi Siliar. Sumber: Alomedika, 2022.
Perdarahan pada Area Subkonjungtiva
Pada perdarahan subkonjungtiva, cedera pada dinding pembuluh darah konjungtiva maupun episklera dapat menyebabkan ekstravasasi darah ke lapisan subkonjungtiva. Keadaan ini dapat menyebabkan terjadinya mata merah yang terlokalisir dan berbatas tegas, karena gambaran mata merah adalah karena pendarahan.[21]
Perdarahan subkonjungtiva biasanya lebih luas pada lansia, karena sambungan jaringan fibrosa antara kapsula tenon dan konjungtiva pada lansia lebih lemah. Selain itu, perdarahan subkonjungtiva paling sering ditemukan pada area kuadran inferior mata, karena efek gravitasi yang menarik pendarahan ke bawah.[75]
Area kuadran temporal kongtiva bulbar juga lebih sering mengalami pendarahan, karena area bulbar lebih luas daripada nasal serta adanya hidung yang melindungi kuadran bagian nasal mata. Selain itu, penglihatan binokular lebih baik untuk mengidentifikasi objek dari bagian nasal daripada temporal.[75]
Penulisan pertama oleh: dr. Yelvi Levani