Epidemiologi Miopia
Epidemiologi miopia (myopia) atau rabun jauh dilaporkan lebih banyak pada negara berkembang di Asia Timur, karena pengaruh lingkungan dan tuntutan akademis. Menurut WHO pada tahun 2015, prevalensi miopia secara global pada tahun 2000 mencapai 22% dan diperkirakan akan mencapai 52% pada tahun 2050.[1]
Global
Prevalensi miopia lebih banyak ditemukan pada populasi Asia Timur, seperti Taiwan, Singapur, Cina, dan Jepang. Pada beberapa negara di Asia, miopia sudah mencapai epidemik, di mana >70% dewasa muda menderita miopia. Sementara itu, miopia tercatat pada 25% penduduk Amerika, dan 50% penduduk Eropa.[1,6,7]
Indonesia
Dari hasil Riskesdas tahun 2013 didapatkan angka 0,4%, dan penyebab kebutaan tertinggi adalah katarak sebesar 0,78% diikuti oleh glaukoma sebesar 0,2% dan gangguan refraksi sebesar 0,14%.[5]
Mortalitas
Meskipun tidak secara langsung menyebabkan kematian, miopia adalah salah satu dari lima penyebab kebutaan di dunia. Usaha untuk mengontrol progresivitas miopia bertujuan untuk mencegah komplikasi miopia yang dapat menimbulkan kebutaan di kemudian hari.[4,8]