Pendahuluan Miopia
Miopia atau myopia adalah salah satu gangguan refraksi mata, yang sering disebut sebagai rabun jauh. Kondisi ini dipengaruhi faktor genetik dan lingkungan, di mana pasien akan membutuhkan kacamata minus untuk dapat melihat jauh. Penyebab miopia sangat kompleks dan belum diketahui secara pasti.[1]
Miopia terjadi saat cahaya paralel dari benda jatuh pada mata dan menembus hingga lensa, di mana cahaya jatuh di depan retina. Oleh karena itu, penderita miopia kesulitan untuk melihat benda dari jarak jauh. Miopia dikarakteristikan dengan kesalahan refraksi yang lebih besar dari 0,25 D atau 0,50 D. Bila miopia >6,00 D, risiko kebutaan akan meningkat dan biasanya dikenal dengan miopia ekstrim.[1]
Sampai saat ini, belum ada terapi yang dapat secara efektif untuk menghentikan atau memperlambat progresivitas miopia, yang tanpa menimbulkan efek samping. Tata laksana miopia dapat berupa bedah laser, kacamata, dan lensa kontak. Beberapa obat, seperti atropine, pirenzepine, dan 7-methylxanthine sedang dalam uji coba untuk menilai efektivitasnya terhadap pengurangan progresivitas miopia.[1,2]