Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Miopia annisa-meidina 2023-06-19T11:55:53+07:00 2023-06-19T11:55:53+07:00
Miopia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Miopia

Oleh :
dr. Alicia Pricelda
Share To Social Media:

Etiologi miopia (myopia) atau rabun jauh adalah proses emetropisasi yang dimulai sejak usia 2 tahun. Sementara, faktor risiko miopia merupakan kombinasi pengaruh genetik dan lingkungan.[1,3,4]

Etiologi

Penyebab miopia dimulai dari proses emetropisasi sejak anak usia 2 tahun, yang kemudian secara bertahap akan berkembang menjadi miopia dan menjadi emetropia pada usia 14 tahun.

Hiperopia terjadi jika panjang aksial mata saat lahir sebesar 18 mm dan akan meningkat menjadi 23 mm pada usia 14 tahun. Anak-anak yang memiliki kecenderungan miopia memiliki panjang aksial yang lebih besar saat lahir, yang akan mengganggu proses emetropisasi. Kondisi ini menghasilkan gangguan refraksi miopia selama masa kanak-kanak.

Perkembangannya kemudian akan melambat pada usia dewasa muda dan stabil pada usia 18 tahun atau awal 20 tahun. Namun, beberapa kasus miopia dapat terus berlanjut hingga usia 25 tahun.[3]

Faktor Risiko Genetik

Anak-anak dengan riwayat orang tua yang menderita miopia akan memiliki risiko lebih besar memiliki miopia juga. Hal ini berhubungan dengan panjang aksial bola mata dan progresivitas terbentuknya miopia.

Penelitian telah menunjukkan bahwa pengaruh genetik orang tua tidak memberikan efek secara langsung, tetapi lebih kepada korelasi dari gaya hidup dan pendidikan tinggi. Meskipun begitu, riwayat orang tua dengan miopia juga dikaitkan dengan miopia onset dini.[1,4]

Faktor Risiko Lingkungan

Risiko miopia meningkat saat seseorang menghabiskan banyak waktu pada aktivitas dengan penglihatan yang dekat, seperti penggunaan komputer, telepon genggam, dan video game. Selain itu, banyak menghabiskan waktu di dalam rumah, kegiatan membaca tanpa penerangan yang memadai, dan tuntutan akademis yang tinggi dapat meningkatkan progresivitas miopia.[1]

Menghabiskan banyak waktu di luar rumah dapat mencegah terjadinya miopia pada mata normal, tetapi tidak mengurangi progresivitas miopia pada mata yang sudah mengalami miopia sebelumnya.[4]

Referensi

1. Singh H, Singh H, et al. Myopia, its prevalence, current therapeutic strategy and recent developments: A Review. Indian J Ophthalmol. 2022 Aug;70(8):2788-2799. doi: 10.4103/ijo.IJO_2415_21. PMID: 35918918; PMCID: PMC9672758.
3. Subudhi P, Agarwal P. Myopia.Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023.https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK580529/
4. Flitcroft DI, He M, et al. IMI - Defining and Classifying Myopia: A Proposed Set of Standards for Clinical and Epidemiologic Studies. Invest Ophthalmol Vis Sci. 2019 Feb 28;60(3):M20-M30. doi: 10.1167/iovs.18-25957. PMID: 30817826; PMCID: PMC6735818.

Patofisiologi Miopia
Epidemiologi Miopia

Artikel Terkait

  • Memilih Lensa Kontak - Hard Lens atau Softlens
    Memilih Lensa Kontak - Hard Lens atau Softlens
  • Atropin Tetes untuk Memperlambat Progresivitas Myopia
    Atropin Tetes untuk Memperlambat Progresivitas Myopia
  • Myopia Bukan Merupakan Kontraindikasi Persalinan Pervaginam
    Myopia Bukan Merupakan Kontraindikasi Persalinan Pervaginam
  • Cara Membersihkan Lensa Kontak Rigid Gas Permeable (RGP)
    Cara Membersihkan Lensa Kontak Rigid Gas Permeable (RGP)
  • Manfaat dan Risiko Phakic IOL
    Manfaat dan Risiko Phakic IOL

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Anindita Farah Yuwana
Dibalas 06 Februari 2025, 00:10
Pitfall pada Koreksi Refraksi Anak dan Dewasa
Oleh: dr.Anindita Farah Yuwana
3 Balasan
Alo Dokter. Saya dokter iship puskesmas dan di puskesmas saya terdapat trial lens untuk koreksi refraksi. Saya ingin bertanya:1. Apakah langkah koreksi...
Anonymous
Dibalas 08 November 2024, 07:55
Kontrol mata pada ibu hamil dengan myopia
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, kapan sebaiknya ibu hamil dengan high myopia melakukan pemeriksaan mata untuk menentukan jenis persalinan?Terima kasih
dr.Putu Rico Aditya Pangestu
Dibalas 25 Juli 2024, 08:37
Fakoemulsifikasi untuk penderita hipermetropia OS +5
Oleh: dr.Putu Rico Aditya Pangestu
2 Balasan
Izin diskusi dok, apakah fakoemulsifikasi pada penderita hipermetropia usia muda (24 tahun) pada salah satu mata saja merupakan solusi?Dimana pemeriksaannya...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.