Etiologi Miopia
Etiologi miopia (myopia) atau rabun jauh adalah proses emetropisasi yang dimulai sejak usia 2 tahun. Sementara, faktor risiko miopia merupakan kombinasi pengaruh genetik dan lingkungan.[1,3,4]
Etiologi
Penyebab miopia dimulai dari proses emetropisasi sejak anak usia 2 tahun, yang kemudian secara bertahap akan berkembang menjadi miopia dan menjadi emetropia pada usia 14 tahun.
Hiperopia terjadi jika panjang aksial mata saat lahir sebesar 18 mm dan akan meningkat menjadi 23 mm pada usia 14 tahun. Anak-anak yang memiliki kecenderungan miopia memiliki panjang aksial yang lebih besar saat lahir, yang akan mengganggu proses emetropisasi. Kondisi ini menghasilkan gangguan refraksi miopia selama masa kanak-kanak.
Perkembangannya kemudian akan melambat pada usia dewasa muda dan stabil pada usia 18 tahun atau awal 20 tahun. Namun, beberapa kasus miopia dapat terus berlanjut hingga usia 25 tahun.[3]
Faktor Risiko Genetik
Anak-anak dengan riwayat orang tua yang menderita miopia akan memiliki risiko lebih besar memiliki miopia juga. Hal ini berhubungan dengan panjang aksial bola mata dan progresivitas terbentuknya miopia.
Penelitian telah menunjukkan bahwa pengaruh genetik orang tua tidak memberikan efek secara langsung, tetapi lebih kepada korelasi dari gaya hidup dan pendidikan tinggi. Meskipun begitu, riwayat orang tua dengan miopia juga dikaitkan dengan miopia onset dini.[1,4]
Faktor Risiko Lingkungan
Risiko miopia meningkat saat seseorang menghabiskan banyak waktu pada aktivitas dengan penglihatan yang dekat, seperti penggunaan komputer, telepon genggam, dan video game. Selain itu, banyak menghabiskan waktu di dalam rumah, kegiatan membaca tanpa penerangan yang memadai, dan tuntutan akademis yang tinggi dapat meningkatkan progresivitas miopia.[1]
Menghabiskan banyak waktu di luar rumah dapat mencegah terjadinya miopia pada mata normal, tetapi tidak mengurangi progresivitas miopia pada mata yang sudah mengalami miopia sebelumnya.[4]