Pendahuluan Adenoma Pituitari
Adenoma pituitari atau adenoma hipofisis merupakan tumor jinak pada kelenjar pituitari lobus anterior. Tumor ini dapat dibedakan menjadi adenoma pituitari non-fungsional dan fungsional. Etiologi adenoma pituitari belum diketahui secara pasti, tetapi kebanyakan kasus bersifat sporadis.[1-4]
Kebanyakan tumor pituitari merupakan adenoma pituitari, yang bersifat jinak dengan pertumbuhan lambat. Adenoma pituitari diklasifikasikan berdasarkan ukuran tumor, yaitu mikroadenoma (<10 mm), makroadenoma (≥10 mm), dan giant tumor (≥40 mm). Sementara berdasarkan tipe atau asal selnya, adenoma pituitari dapat dibedakan menjadi adenoma pituitari non-fungsional dan fungsional.[3,4]
Dalam beberapa kondisi, adenoma pituitari bersifat asimtomatik. Gejala yang muncul dapat disebabkan oleh efek desakan massa tumor yang besar. Pada adenoma pituitari fungsional, gejala disebabkan sekresi berlebih sejumlah hormon seperti growth hormone (GH), prolaktin, adrenocorticotropic hormone (ACTH), dan thyroid stimulating hormone (TSH). Selain itu, desakan massa tumor juga dapat memicu defisiensi hormon, terutama yang dari lobus anterior pituitari. Diagnosis dan tata laksana yang dini merupakan hal yang penting.[1,3]
Apopleksi pituitari adalah gangguan suplai darah perdarahan akut ke di kelenjar pituitari/hipofisis yang merupakan salah satu komplikasi dari adenoma pituitari. Kondisi ini adalah kondisi gawat darurat yang memerlukan penanganan segera. Sebagian kasus memerlukan terapi hormonal dan tindakan operasi.[5]
Pemeriksaan penunjang yang penting untuk menegakkan diagnosis adenoma pituitari adalah pemeriksaan radiologi dan histopatologi. Pemeriksaan MRI otak, terutama area sella turcica, dapat digunakan untuk mendiagnosis adenoma pituitari.[1,4]
Pasien adenoma pituitari perlu ditangani dengan pendekatan multidisiplin. Penatalaksanaan adenoma pituitari meliputi medikamentosa, pembedahan, dan radiasi. Terapi radiasi secara umum dapat mengurangi angka kekambuhan dan efek masa, serta pada sebagian kasus dapat membantu menurunkan kadar hormon.[1,4]