Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Adenoma Pituitari general_alomedika 2023-10-06T18:40:31+07:00 2023-10-06T18:40:31+07:00
Adenoma Pituitari
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Adenoma Pituitari

Oleh :
dr. Nurul Falah
Share To Social Media:

Adenoma pituitari atau adenoma hipofisis merupakan tumor jinak pada kelenjar pituitari lobus anterior. Tumor ini dapat dibedakan menjadi adenoma pituitari non-fungsional dan fungsional. Etiologi adenoma pituitari belum diketahui secara pasti, tetapi kebanyakan kasus bersifat sporadis.[1-4]

Kebanyakan tumor pituitari merupakan adenoma pituitari, yang bersifat jinak dengan pertumbuhan lambat.  Adenoma pituitari diklasifikasikan berdasarkan ukuran tumor, yaitu mikroadenoma (<10 mm), makroadenoma (≥10 mm), dan giant tumor (≥40 mm). Sementara berdasarkan tipe atau asal selnya, adenoma pituitari dapat dibedakan menjadi adenoma pituitari non-fungsional dan fungsional.[3,4]

shutterstock_1074317858-min

Dalam beberapa kondisi, adenoma pituitari bersifat asimtomatik. Gejala yang muncul dapat disebabkan oleh efek desakan massa tumor yang besar. Pada adenoma pituitari fungsional, gejala disebabkan sekresi berlebih sejumlah hormon seperti growth hormone (GH), prolaktin, adrenocorticotropic hormone (ACTH), dan thyroid stimulating hormone (TSH). Selain itu, desakan massa tumor juga dapat memicu defisiensi hormon, terutama yang dari lobus anterior pituitari. Diagnosis dan tata laksana yang dini merupakan hal yang penting.[1,3]

Apopleksi pituitari adalah gangguan suplai darah perdarahan akut ke di kelenjar pituitari/hipofisis yang merupakan salah satu komplikasi dari adenoma pituitari. Kondisi ini adalah kondisi gawat darurat yang memerlukan penanganan segera. Sebagian kasus memerlukan terapi hormonal dan tindakan operasi.[5]

Pemeriksaan penunjang yang penting untuk menegakkan diagnosis adenoma pituitari adalah pemeriksaan radiologi dan histopatologi. Pemeriksaan MRI otak, terutama area sella turcica, dapat digunakan untuk mendiagnosis adenoma pituitari.[1,4]

Pasien adenoma pituitari perlu ditangani dengan pendekatan multidisiplin. Penatalaksanaan adenoma pituitari meliputi medikamentosa, pembedahan, dan radiasi. Terapi radiasi secara umum dapat mengurangi angka kekambuhan dan efek masa, serta pada sebagian kasus dapat membantu menurunkan kadar hormon.[1,4]

Referensi

1. Russ S, Anastasopoulou C, Shafiq I. Pituitary Adenoma. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554451/
2. Sanada J, Tatsumi F, Kamei S, et al. Case Report: A Case of Pituitary Adenoma Producing Growth Hormone and Thyroid-Stimulating Hormone Simultaneously. Front Endocrinol (Lausanne). 2021;12:659076.
3. Molitch ME. Diagnosis and Treatment of Pituitary Adenomas: A Review. JAMA. 2017 Feb 7;317(5):516-524.
4. Vargas G, Gonzalez B, Ramirez C, et al. Clinical characteristics and treatment outcome of 485 patients with nonfunctioning pituitary macroadenomas. Int J Endocrinol. 2015. 2015:756069.

Patofisiologi Adenoma Pituitari

Artikel Terkait

  • Menangani Prolaktinoma Saat Kehamilan
    Menangani Prolaktinoma Saat Kehamilan
  • Luaran Prolaktinoma Setelah Kehamilan dan Laktasi
    Luaran Prolaktinoma Setelah Kehamilan dan Laktasi
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas kemarin, 13:41
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas 22 jam yang lalu
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 21 jam yang lalu
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.