Prognosis Adenoma Pituitari
Prognosis adenoma pituitari atau adenoma hipofisis tergantung jenis tumor, di mana umumnya adenoma non fungsional memiliki prognosis yang lebih baik daripada adenoma fungsional. Komplikasi adenoma pituitari dapat berupa komplikasi akibat tumor, atau akibat pasca terapi baik medikamentosa, pembedahan, maupun radioterapi.[1,3]
Komplikasi
Komplikasi adenoma pituitari bervariasi berdasarkan lokasi dan ukuran tumor, serta gejala yang timbul. Beberapa komplikasi antara lain apopleksi pituitari, perdarahan subklinis, komplikasi akibat kompresi tumor, dan komplikasi akibat peningkatan hormon.
Apopleksi Pituitari
Salah satu komplikasi langka dari adenoma pituitari dan cukup berbahaya adalah apopleksi pituitari, yaitu kondisi perdarahan akut dari arteri di sekitar kelenjar hipofisis sebagai efek kompresi massa yang makin membesar. Apopleksi pituitari adalah sindrom klinis yang yang ditandai dengan sakit kepala hebat dengan onset mendadak, mual dan muntah, defisit penglihatan, oftalmoplegia, gangguan kesadaran, dan disfungsi hormonal.[1,5]
Perdarahan Subklinis
Komplikasi lain dari adenoma pituitari non fungsional adalah perdarahan subklinis, dimana patogenesisnya belum dapat dijelaskan secara pasti. Kondisi ini diyakini berbeda dari apopleksi pituitari, karena dalam sejumlah penelitian tidak dijumpai adanya tanda kompresi dari tumor maupun disfungsi pada kelenjar hipofisis.[1,28]
Komplikasi Akibat Efek Kompresi Tumor
Komplikasi dari adenoma pituitari yang berkaitan dengan kompresi tumor umumnya terjadi pada makroadenoma, yaitu berupa gangguan lapang pandang, diplopia, strabismus, hingga kebutaan. Penekanan tumor terutama pada lobus anterior akan memicu terjadinya defisiensi hormon yang berdampak pada terjadinya amenorrhea, disfungsi ereksi, atau fatigue.[1,5]
Komplikasi Akibat Peningkatan Hormon
Adanya peningkatan hormon sebagai imbas dari adenoma pituitari dapat memicu sejumlah komplikasi, seperti infertilitas, osteoporosis, penurunan gairah seksual, ginekomastia, galactorrhea, akromegali, penyakit Cushing, dan hipertiroid.[1,5]
Kehamilan dapat dikaitkan dengan pengobatan hiperprolaktinemia. Pengobatan untuk hiperprolaktinemia harus dihentikan kecuali terdapat peningkatan ukuran tumor yang cepat. Kehamilan juga dikaitkan dengan hipofisis limfositik, lesi inflamasi autoimun pada pituitari yang sering muncul dengan insufisiensi adrenal.[1,5]
Komplikasi Pasca Pembedahan
Komplikasi setelah tindakan bedah biasanya terjadi pada endoskopi pendekatan transnasal/endonasal, yaitu kebocoran cairan serebrospinal. Pembedahan secara umum juga berisiko meninggalkan sisa tumor, memicu timbulnya apopleksi pituitari, dan hipopituitarisme. Diabetes insipidus dapat terjadi jika terdapat kerusakan berat pada kelenjar hipofisis akibat pembedahan.[1,5]
Komplikasi Pasca Radioterapi
Radioterapi yang melebihi 60 Gray (Gy) dikaitkan dengan neuropati saraf optik dan nekrosis otak. Defisiensi hormon pituitari mungkin muncul beberapa tahun setelah radioterapi. Komplikasi lain termasuk gangguan penglihatan, obesitas, dan gangguan memori.[1,5]
Prognosis
Prognosis adenoma pituitari tergantung pada jenis adenoma fungsional atau non fungsional. Tata laksana yang tepat dan dini dapat memperbaiki prognosis.
Prognosis Adenoma Non Fungsional
Adenoma pituitari non fungsional memiliki prognosis yang sangat baik jika segera ditangani dengan pembedahan dan/atau radioterapi. Studi meta analisis menunjukkan bahwa makroadenoma cenderung membesar lebih sering, yaitu 12,5 per 100 pasien/tahun jika dibandingkan dengan mikroadenoma 3,3 per 100 pasien/tahun.[5]
Studi Gerges et al menemukan bahwa pasien makroadenoma non fungsional yang menjalani operasi endoskopi endonasal memiliki kemungkinan rekurensi 3,9%dalam waktu 5 tahun, dan 4,7% dalam 10 tahun. Rekurensi tersebut terkait dengan reseksi total bruto. Sedangkan pada pasien yang menjalani reseksi subtotal dan tidak diobati dengan radioterapi pasca operasi dini, kemungkinan kambuh sebesar 21% dalam 5 tahun dan 24,5% dalam 10 tahun. Lokasi di sinus kavernosus dan ukuran tumor >1,0 cm3 menjadi faktor risiko terjadi progresivitas tumor.[29]
Prognosis Adenoma Fungsional
Tumor yang terus mengeluarkan hormon berlebih meskipun sudah menjalani pembedahan memiliki prognosis yang buruk, terutama kondisi penyakit Cushing dan akromegali yang dikaitkan dengan komorbiditas dan komplikasi lainnya. Mortalitas terutama akan meningkat pada pasien dengan penyakit Cushing yang mendapatkan perawatan medis atau pembedahan tertunda.[1,5]