Pendahuluan Kanker Endometrium
Kanker endometrium merupakan tumor ganas primer yang berasal dari endometrium atau miometrium. Kanker endometrium juga dikenal dengan istilah kanker korpus uteri atau kanker korpus.[1]
Adenokarsinoma merupakan tipe kanker endometrium yang paling banyak ditemukan. Pada 75% kasus, kanker endometrium terjadi pada wanita pasca menopause.[1]
Etiologi kanker endometrium adalah ketidakseimbangan antara kadar hormon estrogen dan progesteron atau progestin. Gejala yang paling sering ditemui berupa perdarahan uterus abnormal (PUA), terutama pada wanita pasca menopause.[1,2]
Pada umumnya, pasien dengan kanker endometrium hanya mengeluhkan adanya perdarahan pervaginam. Kemudian, seringkali tidak ditemukan tanda yang bermakna pada pemeriksaan fisik. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis pada kanker endometrium.[1,2]
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah ultrasonografi, biopsi jaringan endometrium, dan pemeriksaan pencitraan sesuai indikasi seperti foto rontgen toraks, CT scan, maupun MRI.[1,2]
Penatalaksanaan kanker endometrium meliputi terapi pembedahan, terapi kemoterapi dan/atau radioterapi. Pemilihan jenis terapi disesuaikan dengan stadium kanker endometrium.[1,2]
Penulisan pertama oleh: dr. Sheeny Oktaviany