Edukasi dan Promosi Kesehatan Kanker Endometrium
Edukasi dan promosi kesehatan perlu dilakukan mengenai gejala kanker endometrium, terutama perdarahan pervaginam pada wanita menopause. Harapannya, masyarakat dapat berwaspada dan segera memeriksakan diri saat gejala tersebut ditemui.[1,2]
Edukasi
Edukasi dan promosi kesehatan terkait kanker endometrium penting dilakukan pada wanita dari berbagai usia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kanker endometrium. Sehingga, apabila terjadi gejala, diharapkan bahwa penderita akan dapat segera memeriksakan dirinya ke fasilitas kesehatan. Dengan demikian, kanker endometrium dapat terdeteksi secara dini dan dapat dilakukan penatalaksanaan yang tepat.
Selain itu, edukasi yang perlu dijelaskan kepada pasien adalah terkait faktor-faktor risiko yang mungkin dimiliki dan dapat menyebabkan terjadinya kanker endometrium. Salah satunya adalah obesitas, di mana pasien dengan kondisi tersebut perlu melakukan perbaikan pola hidup agar dapat menurunkan risiko terjadinya kanker endometrium.[1,2]
Edukasi juga harus dilakukan pada pasien yang menolak dilakukan histerektomi karena masih ingin memiliki anak. Anjurkan pasien untuk segera melakukan histerektomi setelah memiliki anak.[3,4]
Skrining
Skrining tidak dianjurkan baik pada wanita asimtomatik, maupun pada wanita yang berisiko mengalami kanker endometrium. Studi menunjukkan bahwa skrining, baik berupa USG transvaginal maupun biopsi, tidak menurunkan tingkat mortalitas ataupun meningkatkan deteksi dini kanker endometrium.
Namun, berdasarkan American Cancer Society, terdapat pengecualian pada wanita asimtomatik dengan sindrom Lynch dan memiliki riwayat keluarga dengan kanker kolon. Populasi tersebut perlu melakukan biopsi endometrium saat berusia 35 tahun.[1]
Penulisan pertama oleh: dr. Sheeny Oktaviany