Epidemiologi Kanker Kolon
Secara epidemiologi, insidensi kanker kolon di beberapa negara maju telah menurun selama beberapa dekade terakhir karena adanya sistem skrining dan penanganan yang lebih optimal. Namun, kanker kolon bersama kanker rektum masih merupakan penyebab kematian tertinggi ketiga pada kasus kanker di seluruh dunia. Pada tahun 2018 saja, terdapat 1,8 juta kasus kanker kolorektal yang baru terdiagnosis.[7]
Global
Insidensi kanker kolorektal di Amerika Serikat telah menurun sekitar 2,4% setiap tahun selama beberapa dekade terakhir. Namun, kanker ini tetap merupakan kanker dengan mortalitas tertinggi ketiga dari semua kanker. Kanker kolon lebih banyak terdiagnosis pada orang berusia tua (median usia diagnosis 68 tahun), tetapi belakangan ini juga semakin banyak dilaporkan pada orang yang berusia lebih muda.
Secara global, ada sekitar 1,8 juta kasus kanker kolorektal yang dilaporkan pada tahun 2018 dan angka tersebut berkontribusi sebesar 10,2% dari total seluruh kasus kanker. Insidensi cukup bervariasi antar negara, di mana angka paling tinggi dilaporkan di Australia dan Selandia Baru, sedangkan angka yang paling rendah dilaporkan di Asia Selatan-Tengah.[1,8]
Indonesia
Kanker kolorektal di Indonesia merupakan jenis kanker ke-3 terbanyak dengan angka kejadian 1,8 kasus per 100.000 penduduk. Karakteristik penderita kanker kolorektal di Indonesia agak berbeda dengan di negara maju. Di Indonesia, 51% dari seluruh penderita berusia di bawah 50 tahun dan pasien di bawah 40 tahun berjumlah 28.17%. Meningkatnya angka kanker kolorektal di Indonesia diperkirakan berhubungan dengan gaya hidup masyarakat yang mengalami westernisasi, terutama di kota besar.[9]
Mortalitas
Mortalitas kanker kolorektal diperkirakan mencapai angka 881.000 pada tahun 2018. Bila tidak menghitung kanker rektum, mortalitas kanker kolon sendiri diperkirakan mencapai 551.000 pada tahun 2018. Sekitar 52% kematian terjadi di negara-negara berkembang. Angka kematian di seluruh dunia mencapai 8,9 per 100.000 kasus.[1,2]