Edukasi dan Promosi Kesehatan Sarkoidosis
Pemberian edukasi dan promosi kesehatan sarkoidosis dapat terfokus pada perkembangan gejala pada pasien dengan diagnosis yang ditetapkan, terutama pada kasus tanpa gejala. Kebanyakan pasien sarkoidosis hanya memiliki gejala ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya, tetapi pada beberapa kasus, penyakit dapat memburuk. Edukasi tentang tanda bahaya bisa meningkatkan kewaspadaan pasien untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan dan mencegah keterlambatan penanganan.
Menghindari paparan polutan lingkungan dapat menjadi upaya pencegahan penyakit ini, meskipun etiologi sarkoidosis belum diketahui pasti.
Di Indonesia, di mana tuberkulosis paru merupakan kasus endemis, sarkoidosis terkadang dapat bercampur dengan penyakit tersebut. Mengingat pengobatan yang sama sekali berbeda, pasien harus sangat perhatian dan jelas selama anamnesis dan faktor risiko dibagi dengan dokter.[1,21,43,44]
Edukasi Pasien
Dalam memberikan edukasi kepada pasien, dokter perlu menjelaskan secara rinci mengenai kondisi sarkoidosis dan organ yang terlibat. Dokter juga perlu menjelaskan pemeriksaan penunjang apa yang perlu dilakukan dan prosedur pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis sarkoidosis. Pasien juga perlu diberikan informasi mengenai hasil interpretasi dari pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan serta penatalaksanaan yang akan dilakukan (risiko, manfaat, prosedur tindakan, serta perawatan pasca tindakan) dan prognosis.[20,43,44]
Pasien sarkoidosis perlu diberikan informasi mengenai terapi farmakologi jangka panjang serta efek samping yang dapat ditimbulkan dari penggunaan obat tersebut. Pasien juga perlu diberikan informasi mengenai pemeriksaan follow up seperti evaluasi radiologi (Rontgen toraks, MRI, atau keduanya) untuk mendeteksi temuan abnormal dan gejala baru yang mencurigakan terkait dengan perkembangan maupun rekurensi sarkoidosis.[20,43,44]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Upaya pencegahan sarkoidosis adalah dengan menghindari pajanan berbagai polutan lingkungan dan industri seperti serbuk kayu, tanah, serbuk sari pohon, partikel anorganik, insektisida, partikel nano, dan silika.[1,43,44]
Menerapkan pola hidup sehat seperti rutin berolahraga dan dukungan nutrisi yang baik agar terbentuk imunitas yang kuat sehingga dapat terhindar dari infeksi mikroorganisme (Mycobacterium, Leptospira, virus herpes, retrovirus, hepatitis C) yang dapat menyebabkan sarkoidosis, serta mengurangi konsumsi obat-obatan secara bebas.[1,42,43]
Pengendalian penyakit difokuskan pada deteksi dini sehingga dapat dilakukan pemeriksaan, diagnosis, dan penatalaksanaan segera, supaya pasien memiliki prognosis yang baik. Diperlukan juga medical check up secara berkala yang dapat membantu mendeteksi sarkoidosis terutama pada pasien dengan riwayat penyakit familial sarcoidosis pada keluarga dan penyakit autoimun.[1,43,4]