Epidemiologi Sarkoidosis
Data epidemiologi menunjukkan bahwa kondisi sarkoidosis dapat terjadi pada individu dari segala usia tanpa memandang ras atau etnis. Insidensi maksimum sarkoidosis terjadi pada individu yang berusia 20-40 tahun, dan lebih sering dijumpai pada wanita dibandingkan pria dengan rasio 2:1. Insidensi sarkoidosis juga sering dilaporkan pada pasien dengan penyakit autoimun tertentu, seperti penyakit tiroid autoimun, sindrom Sjogren, ankylosing spondylitis, dan sklerosis sistemik.[1-3,13]
Global
Prevalensi dan insiden sarkoidosis secara global belum diketahui secara pasti karena terkait dengan problematika kepastian jumlah pasien asimtomatik.[1]
Insidensi sarkoidosis global tertinggi dilaporkan terjadi di Swedia, yaitu sebesar 64 per 100.000 orang, Inggris dengan 20 per 100.000 orang, Perancis dengan 10 per 100.000, dan Jerman dengan 9 per 100.000 orang. Insiden sarkoidosis pada ras Kaukasoid dan Afrika masing-masing sekitar 10-14 per 100.000 dan 35,5-64 per 100.000 orang.[1,13]
Penelitian melaporkan adanya dominasi prevalensi sarkoidosis pada wanita dibandingkan dengan pria pada individu African Americans. Insidensi puncak sarkoidosis pada pria dan wanita terjadi pada usia 25-35 tahun, sementara second peak atau puncak kedua sarkoidosis sering ditemukan pada wanita yang berusia 45-65 tahun.[2,17]
Sebuah penelitian analisis retrospektif di Cina melaporkan prevalensi sarkoidosis paru adalah sebesar 40,6%. Sementara Deepak et al melaporkan bahwa sarkoidosis ekstrapulmoner dapat terjadi pada organ jantung (5%), integumen (20%-35%), oftalmologi (10%-60%), sistem saraf (5%), pankreas (5%), renal (7-23%), dan musculoskeletal, khususnya bony lesion (3%-13%).[18,19]
Indonesia
Belum terdapat data dan studi epidemiologi mengenai sarkoidosis di Indonesia.
Mortalitas
Mortalitas sarkoidosis secara keseluruhan adalah kurang dari 5%. Pada banyak pasien, sarkoidosis dapat membaik dengan sendirinya. Namun, pada sebagian kasus, sarkoidosis merupakan penyakit kronis yang dapat mengancam jiwa. Beberapa kondisi signifikan yang berkontribusi pada mortalitas sarkoidosis adalah jaringan parut paru-paru yang profresif dan insufisiensi pernapasan akut dan kronis, gagal jantung kongestif dan cardiac arrest.[1,20]
Angka mortalitas berdasarkan usia adalah 3,6 per juta dan meningkat dari waktu ke waktu. Mortalitas terkait sarkoidosis terjadi pada usia yang lebih muda daripada populasi umum dan usia rata-rata saat kematian serupa untuk pria dan wanita, tetapi frekuensi mortalitas pada wanita lebih jarang.[13]
Studi dari Amerika Serikat menggunakan data sertifikat kematian dari pusat statistik kesehatan nasional melaporkan bahwa angka kematian akibat sarkoidosis paru meningkat dari 2,7 per 100.000 kematian pada tahun 1980 menjadi 5,5 per 100.000 kematian pada tahun 2014.[13]
Studi lainnya dengan menggunakan sumber data yang sama dari tahun 1999 hingga 2010 memperkirakan angka kematian 2,8 per 1 juta dengan sarkoidosis sebagai penyebab kematian secara langsung. Ada peningkatan yang signifikan secara statistik dalam angka mortalitas terkait sarkoidosis selama dekade terakhir.[13]
Penelitian terbaru telah menjelaskan beban komorbiditas pada pasien dengan sarkoidosis yang memiliki problematika multimorbiditas seperti infeksi, keganasan, penyakit kardiovaskular, tromboemboli vena, dan penyakit autoimun, memiliki frekuensi yang lebih sering mendapatkan perawatan di rumah sakit dibandingkan dengan pasien sarkoidosis tanpa komorbid.[13,17]