Penatalaksanaan Tumor Mediastinum
Penatalaksanaan tumor mediastinum tergantung pada jenis sel tumor, lokasi tumor, dan stadium tumor tersebut. Karena ada berbagai jenis tumor mediastinum, tata laksana pun dapat sangat bervariasi mulai dari pembedahan, radioterapi, dan/atau kemoterapi.
Kanker Timus
Keganasan pada kelenjar timus membutuhkan operasi lalu diikuti dengan radiasi dan kemoterapi. Operasi diindikasikan pada pasien dengan tumor yang menginvasi struktur seperti pleura, perikardium, atau paru.
Operasi dapat dilakukan dengan torakoskopi, mediastinoskopi, dan torakotomi. Pada pasien dengan infiltrasi tumor pada vena, nervus frenikus, pembuluh darah besar, dan jantung, dapat dipertimbangkan kemoterapi perioperatif dan radioterapi pascaoperasi.
Limfoma
Tata laksana kasus limfoma mediastinum tergantung pada jenis limfoma, stadium, dan metastasis. Pada diffuse large B-cell lymphoma (DLBCL), tata laksana menggunakan kemoterapi siklofosfamid, doxorubicin, vincristine, prednison, dan rituximab (R-CHOP, CHOP). Primary mediastinal B-cell lymphoma juga dapat ditata laksana menggunakan regimen R-CHOP sebanyak 6 kali, dengan evaluasi positron emission tomography with computed tomography (PET-CT).
Pilihan tata laksana pada extranodal marginal zone lymphoma of mucosa-associated lymphoid tissue (MALT) dapat menggunakan terapi radiasi, rituximab, atau kemoterapi. Kemoterapi kombinasi dengan rituximab atau ibrutinib juga dapat diberikan.
Tata laksana limfoma Hodgkin stadium I dan II menggunakan radiasi dan kombinasi kemoterapi dengan epirubicin, bleomycin, vinblastine, dan prednison. Pada stadium III dan IV, tata laksana limfoma Hodgkin terutama menggunakan regimen doxorubicin, bleomycin, vinblastine, dan dacarabazin (ABVD). Kasus relaps pada limfoma Hodgkin dapat ditata laksana menggunakan transplantasi bone marrow (autolog lebih superior daripada allogenik).[4,6,8]
Tumor Neurogenik
Tata laksana tumor neurogenik yang dipilih adalah dengan tindakan operasi, seperti video assisted thoracic surgery (VATS) yang merupakan prosedur invasif minimal. Bila reseksi total tidak dapat dilakukan, radiasi dan kemoterapi juga dapat dipertimbangkan. Komplikasi setelah operasi dapat berupa sindrom Horner, simpatektomi parsial, paraplegia, dan cedera nervus laryngeus rekuren.
Tumor Sel Germinal
Tata laksana tumor sel germinal berupa seminoma atau disgerminoma adalah dengan radioterapi dan kemoterapi menggunakan bleomycin, etoposide, dan cisplatin (BEP). Tumor sel germinal nonseminoma dapat ditata laksana dengan kemoterapi, dengan menggunakan kombinasi BEP.
Teratoma
Teratoma sering kali bersifat jinak, sehingga reseksi tumor hanya diindikasikan bila terjadi gejala. Namun, teratoma yang maligna akan membutuhkan tata laksana yang lebih agresif.[4,6,8]