Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Flat Foot annisa-meidina 2024-06-13T14:41:59+07:00 2024-06-13T14:41:59+07:00
Flat Foot
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Flat Foot

Oleh :
dr.Adrian Prasetio SpKJ
Share To Social Media:

Etiologi flat foot atau pes planus adalah deformitas yang ditandai dengan tidak ada atau penurunan dari arkus longitudinal medial kaki. Secara garis besar, etiologi flat foot bisa dibagi menjadi kongenital dan didapat. Flat foot kongenital ditemukan pada anak dan biasanya akan hilang sendiri seiring pertambahan usia. Flat foot didapat ditemukan pada dewasa dan kerap berkaitan dengan proses degeneratif.[1,4]

Etiologi Kongenital

Deformitas kongenital yang menyebabkan flat foot biasanya terjadi pada rentang usia 2-8 tahun, yang mana mayoritas akan menghilang dengan sendirinya (flexible flat foot) seiring perkembangan dari arkus longitudinal medial. Kebanyakan kasus flat foot kongenital merupakan variasi anatomi normal yang tidak memerlukan terapi.

Sebagian kecil kasus (<1%) flat foot kongenital akan menetap (rigid flat foot). Kondisi rigid flat foot biasanya beriringan dengan kelainan lain, misalnya talus vertikal kongenital atau tarsal coalition.[1,4]

Etiologi Didapat

Flat foot yang didapat disebut adult acquired flat foot deformity (AAFD). Kondisi ini sebagian besar terjadi akibat proses degeneratif yang menyebabkan hilangnya elastisitas dari tendon posterior tibia, misalnya akibat fraktur, robekan ligamen, laserasi tendon, artritis, neuropati, atau penyebab iatrogenik.

Ketika tendon posterior tibia melemah, tendon peroneus brevis yang merupakan antagonis alaminya menjadi dominan. Hal ini akan menimbulkan eversi dari tumit. Penarikan dari ligamen interosseus talocalcaneal, ligamen plantar calcaneonavicular, serta perubahan dari kompleks gastrocnemius-soleus akan membuat posisi tumit dan forefoot menjadi semakin abduksi.[1,4]

Faktor Risiko

Disfungsi tendon posterior tibia (posterior tibial tendon dysfunction/PTTD) adalah penyebab paling umum flat foot didapat. Kondisi ini sering terjadi pada perempuan di atas usia 40 tahun dengan komorbiditas seperti diabetes dan obesitas. Pasien dengan rheumatoid arthritis atau artropati seronegatif, terutama yang tidak terkontrol, juga memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami flat foot.

Hal lain yang meningkatkan risiko flat foot adalah trauma pada bagian tengah atau belakang kaki, seperti fraktur pada navicular, metatarsal pertama, calcaneus, atau kompleks ligamentum Lisfranc, terutama jika terjadi malunion fraktur tersebut. Selain itu, neuropati sensorik yang menyebabkan artropati Charcot juga akan meningkatkan risiko flat foot.

Beberapa kondisi genetik juga dapat meningkatkan risiko flat foot, termasuk kelainan ligamen kongenital yang terkait dengan sindrom Down, sindrom Marfan, atau sindrom Ehlers-Danlos. Ligamentous laxity yang terjadi selama kehamilan juga dapat menyebabkan flat foot.[2,4,7]

Referensi

1. Berlet GC. Pes Planus (Flat foot) Practice Essentials, Anatomy, Pathophysiology. Medscape Reference. Medscape; 2023.
2. Raj MA, Tafti D, Kiel J. Pes Planus - StatPearls - NCBI Bookshelf. StatPearls Publishing. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430802/
4. Rungprai C, Maneeprasopchoke P. A Clinical Approach to Diagnose Flat foot Deformity. J Foot Ankle Surg (Asia Pacific). 2021;8(2):48–54.
7. Henry JK, Shakked R, Ellis SJ. Adult-Acquired Flat foot Deformity. Foot Ankle Orthop. 2019;4(1):1–17.

Patofisiologi Flat Foot
Epidemiologi Flat Foot

Artikel Terkait

  • Ortosis Tidak Bermanfaat untuk Anak dengan Flat Feet
    Ortosis Tidak Bermanfaat untuk Anak dengan Flat Feet
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 23 September 2022, 15:50
Indikasi penggunaan orthopedic shoes - Ortopedi Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dok, saat ini sepatu ortopedi sudah bisa dibeli secara bebas. Apakah berbahaya bila pasien menggunakan sepatu ortopedi untuk anak tanpa anjuran dari...
dr.Meity Asyari Rahmadhani, Sp.N
Dibalas 06 April 2021, 17:02
Anak usia 3 tahun dengan flat foot namun tumbuh kembang baik dan dapat berlari
Oleh: dr.Meity Asyari Rahmadhani, Sp.N
4 Balasan
Alo dokter, izin bertanya. Anak saya laki-laki usia 3 tahun, BB 17 kg, TB 97 cm pada kedua telapak kakinya saya perhatikan datar. Tumbuh kembang baik, dapat...
Anonymous
Dibalas 17 Desember 2019, 18:15
Flat Foot dengan faktor risiko DM dan obesitas
Oleh: Anonymous
10 Balasan
Selamat siang TS. Ada yang punya bahas diskusi untuk flat foot dgn faktor risiko Dm dan obesitas?

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.