Epidemiologi Fraktur dan Dislokasi Tulang Belakang
Epidemiologi dari fraktur dan dislokasi tulang belakang bervariasi antara 13-53 kasus per 1 juta populasi. Angka kejadian cidera tulang belakang lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan wanita pada cidera tulang belakang traumatik, dan tidak terdapat perbedaan pada cidera nontraumatik.[7]
Global
Menurut sebuah studi di Kanada prevalensi terjadinya cidera tulang belakang traumatik dan non-traumatik adalah 2.525 per 1 juta populasi di tahun 2010. Dari data tersebut juga dinyatakan bahwa cidera tulang belakang traumatik umumnya terjadi pada populasi berusia muda, dan cidera tulang belakang non-traumatik terjadi pada populasi berusia lebih tua.[10]
Insidens untuk cidera tulang belakang yang terjadi akibat trauma bervariasi antara 13-53 kasus per 1 juta populasi. Angka ini cenderung lebih tinggi terjadi di Amerika Utara dibandingkan Eropa, hal ini mungkin disebabkan oleh angka kekerasan yang tinggi di Amerika Serikat.[10]
Indonesia
Data epidemiologi dari cidera tulang belakang yang terjadi di Indonesia pada tahun 2014, didapatkan 104 kasus yang terjadi di Rumah Sakit Umum Fatmawati 37 kasus merupakan kasus cidera yang disebabkan oleh trauma dan 67 kasus disebabkan oleh nontraumatik.
Di Indonesia, penyebab paling sering terjadinya fraktur tulang belakang adalah akibat jatuh dari ketinggian (38%), yang diikuti oleh kecelakaan lalu lintas (34%) dan benturan langsung (10%).[11,12]
Mortalitas
Sebuah studi metaanalisis terkait mortalitas cidera tulang belakang terdapat data in-hospital mortality bervariasi antara 9,6-11,4% pada pasien dewasa, dan 7,2% pada pasien pediatri. Sedangkan pada pasien dengan cidera tulang belakang traumatik didapatkan angka kematian bervariasi dari 10,8-34,6% di Afrika; 3,1-12,6% di Amerika, dan 1,1-15,9% di Eropa.[13]