Prognosis Trigger Finger
Umumnya kasus trigger finger memiliki prognosis yang baik dengan pengobatan yang tepat. Akan tetapi, bila tidak ditata laksana dengan adekuat, komplikasi jangka panjang yang mungkin terjadi adalah kontraktur dan kekakuan pada jari yang terdampak.[1]
Komplikasi
Pasien dapat mengalami kontraktur dan kekakuan pada jari sebagai komplikasi jangka panjang trigger finger. Nyeri yang timbul akibat gerakan jari membuat pasien justru menghindari manipulasi pada jari sehingga timbul komplikasi tersebut.[2]
Komplikasi lainnya berhubungan dengan modalitas terapi trigger finger. Pada tindakan injeksi steroid, komplikasi yang mungkin timbul adalah infeksi, perdarahan, atrofi kulit, nekrosis jaringan lemak, hipopigmentasi kulit lokal, dan hiperglikemia transien.
Komplikasi yang cukup serius adalah ruptur tendon tetapi hal ini sangat jarang terjadi dan dapat dicegah dengan melakukan injeksi yang divisualisasi dengan USG. Prosedur pembedahan berisiko menimbulkan komplikasi cedera pada struktur neurovaskular, bowstringing akibat cedera pulley A2, infeksi, dan terbentuknya jaringan parut.[2,7]
Prognosis
Trigger finger memiliki prognosis yang baik. Mayoritas pasien mengalami perbaikan klinis dengan injeksi kortikosteroid dan pembidaian. Penelitian menunjukkan bahwa 86% pasien mengalami kesembuhan setelah mendapat injeksi steroid sebanyak 2 kali. Angka kesembuhan pada pasien yang harus menjalani operasi juga cukup baik, yaitu 99% pada operasi terbuka dan 74–94% pada pembedahan perkutan.[6,7,12]
Trigger finger pada pasien diabetes mellitus sering melibatkan >1 jari, sehingga lebih sering membutuhkan pembedahan daripada populasi umum. Angka kesembuhan pasca injeksi kortikosteroid pada pasien diabetes melitus juga dilaporkan lebih rendah, yaitu sekitar 50%.[6,7]