Edukasi dan Promosi Kesehatan Amebiasis
Edukasi dan promosi kesehatan utama untuk mencegah amebiasis adalah meningkatkan sanitasi dan menghindari perilaku seksual oro-anal. Upaya ini untuk mencegah transmisi protozoa Entamoeba histolytica.[9,14]
Edukasi Pasien
Pasien amebiasis harus diberikan edukasi penyebab penyakit, yaitu protozoa E. histolytica. Mikroorganisme ini bukan bakteri atau virus, dan menular melalui jalur oral-fekal. Pasien harus menghabiskan obat sesuai dosis untuk menghindari komplikasi. Oleh karena itu, pasien harus mengetahui juga berbagai risiko komplikasi amebiasis.
Kista dan trofozoit E. histolytica dapat ditemukan di dalam feses. Kista terlindungi oleh dinding sehingga dapat bertahan sampai hitungan minggu di lingkungan luar. Dinding ini juga tidak hancur oleh asam lambung, sehingga pasien harus menjaga sanitasi dan higienitas agar dapat memutus transmisi.
Pasien yang tidak memiliki gejala tetapi menunjukkan adanya kista atau trofozoit pada pemeriksaan feses, dapat diberikan paromomisin atau iodoquinol untuk mencegah perkembangan dan penyebaran penyakit.[2,3,9,14]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Amebiasis dapat dicegah dengan cara meningkatkan sanitasi. Penularan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi dapat dicegah dengan cara:
- memasak makanan sampai matang
- menghindari konsumsi makanan mentah yang tidak dicuci bersih
- meminum air dalam kemasan, memasak air yang akan dikonsumsi, atau menambahkan iodin pada air minum[9,14]
Aspek peningkatan sanitasi termasuk kebersihan tangan dan toilet. Pembangunan MCK umum dan edukasi pasien untuk buang air besar di WC sangat penting untuk mencegah penularan penyakit yang ditransmisi melalui rute fekal-oral. Kebersihan tangan dengan kebiasaan mencuci tangan dengan benar juga penting, terutama setelah menggunakan toilet.[18]
Penularan lain adalah melalui kontak fekal-oral secara langsung pada kontak seksual. Oleh karena itu, perlu dipromosikan untuk menghindari perilaku seksual yang meningkatkan transmisi fekal-oral.[18]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini