Prognosis Amebiasis
Prognosis amebiasis, dikenal juga sebagai amubiasis, amoebiasis, atau disentri ameba, secara umum baik. Namun, tata laksana harus tepat, di mana jika tidak ditatalaksana dengan baik akan menyebabkan komplikasi, seperti striktur intestinal dan peritonitis.[2,3]
Komplikasi
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi jika tata laksana amebiasis tidak baik, yaitu:
- Striktur, obstruksi, ulserasi, dan perforasi intestinal
- Ulserasi kulit di perianal, fistula rektovagina
- Peritonitis, kolitis nekrotik fulminan
- Syok
- Ameboma, toksik megakolon[2,3,8]
Pada tahap awal, amebiasis sering didiagnosis sebagai inflammatory bowel disease (IBD). Akibat kesalahan diagnosis ini, pasien diberikan kortikosteroid dan obat imunosupresan lain, sehingga kolitis amebiasis dan area nekrotik menjadi lebih parah dan luas.[16,17]
Amebiasis pada hepar juga memiliki beberapa komplikasi seperti infeksi bakteri sekunder, perforasi ke rongga peritoneum, dan syok sepsis. Rupturnya abses pada hepar dan perforasi melalui diafragma ini juga dapat berdampak pada rongga toraks dan menyebabkan amebiasis torakal.[2,8]
Amebiasis Pleuropulmoner
Hal ini disebabkan oleh rupturnya abses ke rongga pleura dan menyebabkan empiema. Gejala yang muncul adalah distres pernapasan akut dan nyeri dada.[19]
Amebiasis Perikardial
Walaupun komplikasi ini jarang terjadi, ruptur abses juga dapat masuk ke perikardium. Hal ini terjadi jika abses terdapat di lobus kiri hepar.[19]
Fistula Hepatobronkial
Gejala yang dapat ditemukan adalah adanya sputum coklat dalam jumlah yang banyak. Sputum ini berisi jaringan nekrotik dan terkadang dapat ditemukan trofozoit.[19]
Tromboemboli
Emboli terbentuk dari abses hepar yang ruptur ke vena kava inferior.[19]
Abses Otak
Abses pada otak juga dapat ditemukan dan hampir selalu terjadi bersamaan dengan amebiasis hepar. Prevalensinya cukup jarang yaitu < 0,1% dari kasus amebiasis hepar. Gejala yang timbul dari komplikasi ini adalah nyeri kepala, muntah, kejang, dan perubahan status mental. Kondisi ini berprogresi dengan cepat dan berujung kepada kematian.[2,8]
Amebiasis Ekstraintestinal Lainnya
Infeksi E. histolytica juga dapat ditemukan pada kelenjar getah bening inguinal, miokardium, dan apendiks. Infeksi E. histolytica pada apendiks ditemukan pada 15,8% pasien HIV yang mengalami apendisitis dan menjalani apendiktomi. Apendisitis amebik ini memiliki jumlah neutrofil yang lebih tinggi daripada apendisitis non amebik.[20]
Prognosis
Lebih dari 90% infeksi E. histolytica bersifat asimtomatik dan dapat sembuh sendiri. Namun, 4‒10% pasien yang bersifat asimtomatik ini dapat mengalami amebiasis invasif dalam kurun waktu 1 tahun.[3,8]
Pada pasien dengan infeksi intestinal invasif, diare dapat terjadi selama maksimal 4–5 minggu. Prognosis yang lebih buruk ditemukan pada pasien yang mengalami amebiasis ekstraintestinal.[3,8]
Abses pada hepar akibat amebiasis biasanya progresif dan berakibat fatal jika tidak mendapat penatalaksanaan yang sesuai. Pada 80% pasien, gejala amebiasis hepar berlangsung selama beberapa hari sampai 6 minggu.[3,8]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini