Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Amebiasis general_alomedika 2024-02-22T11:18:26+07:00 2024-02-22T11:18:26+07:00
Amebiasis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription Alomedika

Patofisiologi Amebiasis

Oleh :
dr.Shofa Nisrina Luthfiyani
Share To Social Media:

Patofisiologi amebiasis, dikenal juga sebagai amubiasis, amoebiasis, atau disentri ameba, berkaitan dengan infeksi protozoa Entamoeba histolytica, transmisi parasit, dan respon imun pejamu. Patogenesis E. histolytica terdiri dari 3 tahapan, yaitu kematian sel pejamu, inflamasi, dan proses invasi.[3,4]

Reaksi Infeksi Protozoa E. histolytica

Pada tahapan pertama, parasit akan melakukan penempelan atau adherens dengan sel pejamu. Penempelan ini dimediasi oleh molekul lektin Gal/GalNAc, yang merupakan salah satu faktor virulensi dari protozoa. Sel pertama yang diserang adalah sel epitel intestinal.[3,4]

Trofozoit yang berhasil menempel dengan sel, dapat membunuh sel pejamu melalui berbagai mekanisme, seperti menginduksi apoptosis, fagositosis, maupun trogositosis. Kematian sel pejamu ini akan menginduksi proses inflamasi di kolon sehingga menimbulkan gejala-gejala amebiasis kolitis.[4,5]

Selain melakukan penempelan sel, trofozoit juga akan mensekresikan modulator sel imun yang akan meningkatkan produksi sitokin dan infiltrasi sel inflamatori. E. histolytica juga mensekresi protein homolog sitokin proinflamatori, yang disebut EhMIF (E. histolytica mammalian macrophage migration inhibitory factor). Protein ini akan menginduksi inflamasi dan meningkatkan produksi matriks metaloproteinase yang akan menghancurkan matriks ekstraseluler pada saluran pencernaan.[5,6]

Dengan hancurnya matriks, migrasi sel akan meningkat dan parasit dapat menginvasi pejamu. Protein ini juga dinilai memiliki korelasi positif dengan proses inflamasi pada pasien amubiasis kolitis. Infeksi trofozoit ke sistem organ ekstraintestinal dapat terjadi secara hematogen, di antaranya menyebabkan abses hati amuba.[6,7]

Respon Imun Pejamu

Ketika terjadi infeksi, tubuh akan mengeluarkan respon imun untuk mengeradikasi infeksi tersebut. Pada infeksi amuba, interferon gamma (IFN-γ) memiliki peran penting dalam memproteksi tubuh. Peningkatan kadar IFN-γ berkorelasi dengan penurunan insidens diare akibat E. histolytica.[3]

Tubuh juga akan memproduksi antibodi terhadap faktor virulensi E. histolytica, yaitu Gal/GalNAc dan EhMIF. Antibodi terhadap kedua faktor tersebut dinilai berhubungan dengan proteksi terhadap reinfeksi.[3]

Selain membentuk proteksi, respon imun tubuh juga dapat menimbulkan kerusakan jaringan ketika respon yang timbul berlebihan. Sebagai contoh, produksi TNF-α yang tinggi dikaitkan dengan peningkatan kejadian diare akibat E. histolytica pada anak. Selain itu, sitokin interleukin-8 (IL-8) yang berfungsi sebagai kemoatraktan untuk neutrofil juga berperan dalam kerusakan jaringan ketika ditemukan dalam jumlah yang tinggi.[3,5]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

3. Carrero JC, Reyes-López M, et al.. Intestinal amoebiasis: 160 years of its first detection and still remains as a health problem in developing countries. Int J Med Microbiol. 2020 Jan;310(1):151358. doi: 10.1016/j.ijmm.2019.151358. Epub 2019 Sep 19. PMID: 31587966.
4. Ralston KS, Solga MD, Mackey-Lawrence NM, et al. Trogocytosis by Entamoeba histolytica contributes to cell killing and tissue invasion. Nature 2014; 508:526–30
5. Moonah SN, Jiang NM, Petri WA Jr. Host immune response to intestinal amebiasis. PLoS Pathog 2013; 9:e1003489
6. Ngobeni R, Abhyankar MM, Jiang NM, et al. Entamoeba histolytica-encoded homolog of macrophage migration inhibitory factor contributes to mucosal inflammation during amebic colitis. J Infect Dis 2017; 215:1294–302
7. Moonah S, Petri W. Free-living and parasitic amebic infections. In: Scheld W, Whitley R, Marra C, eds. Infections of the Central Nervous System. 4th ed. Philadelphia, PA: Lippincott Williams & Wilkins; 2014: 770–775

Pendahuluan Amebiasis
Etiologi Amebiasis

Artikel Terkait

  • Pedoman Penanganan Gastroenteritis dari IDSA 2017 dan Penerapannya di Indonesia
    Pedoman Penanganan Gastroenteritis dari IDSA 2017 dan Penerapannya di Indonesia
  • Gastroenteritis Akut pada Anak – Panduan E-Prescription Alomedika
    Gastroenteritis Akut pada Anak – Panduan E-Prescription Alomedika
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas kemarin, 13:41
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas kemarin, 18:00
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 23 jam yang lalu
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.