Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Edukasi dan Promosi Kesehatan Demam Rematik general_alomedika 2023-10-13T14:12:29+07:00 2023-10-13T14:12:29+07:00
Demam Rematik
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription

Edukasi dan Promosi Kesehatan Demam Rematik

Oleh :
dr. Putri Kumala Sari
Share To Social Media:

Edukasi dan promosi kesehatan pada pasien demam rematik diperlukan terkait risiko perkembangan menjadi penyakit jantung rematik. Pencegahan infeksi group A beta-hemolytic Streptococcus (GABHS) dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.[1,3,4]

Edukasi Pasien

Pasien atau orangtua pasien perlu diberikan informasi dan edukasi mengenai demam rematik dan risiko penyakit jantung rematik. Jelaskan secara sederhana apa itu demam rematik, bahwa ini merupakan kondisi radang yang berkembang setelah infeksi tenggorokan atau kulit oleh bakteri Streptococcus. Tekankan pentingnya mengikuti rencana pengobatan, dan jelaskan bahwa pengobatan dapat membantu mengatasi gejala dan mencegah komplikasi jangka panjang.

Berikan saran tentang cara mengelola gejala, seperti dengan beristirahat yang cukup, minum banyak air, dan mengonsumsi obat sesuai petunjuk dokter. Jelaskan pentingnya menjaga kebersihan dan menghindari kontak dengan orang yang mungkin terinfeksi GABHS untuk mencegah infeksi ulang.

Sarankan gaya hidup sehat seperti pola makan seimbang, olahraga teratur, dan menghindari stres berlebihan untuk mendukung kesehatan secara keseluruhan. Jika pasien memiliki riwayat alergi terhadap obat atau ada efek samping selama pengobatan, mereka harus segera menghubungi dokter.

Pasien atau orangtua pasien juga perlu diedukasi mengenai risiko rekurensi demam rematik jika terinfeksi GABHS di kemudian hari sehingga pasien dianjurkan untuk segera berobat ke dokter jika muncul gejala nyeri tenggorokan. Kebersihan gigi dan mulut juga perlu dijaga. Selain itu, kepatuhan minum obat profilaksis perlu ditekankan untuk mencegah rekurensi demam rematik dan sekuelenya.[1,3,4]

Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit dilakukan melalui pencegahan primordial, primer, dan sekunder.[1,5]

Pencegahan Primordial

Pencegahan primordial bertujuan mengurangi transmisi infeksi GABHS, yaitu dengan meningkatkan kebersihan diri (personal hygiene) seperti mencuci tangan terutama setelah batuk atau bersin dan sebelum maka atau menyiapkan makanan. Langkah pencegahan lain adalah dengan meningkatkan akses fasilitas kesehatan dan meningkatkan kebersihan lingkungan secara keseluruhan.[1,5,6]

Pencegahan Primer

Pencegahan primer bertujuan mengidentifikasi dan memberikan terapi infeksi GABHS sedini mungkin untuk mencegah perkembangan menjadi demam rematik. Terapi antibiotik harus dimulai dalam 9 hari awitan infeksi GABHS. Inisiasi terapi juga diberikan pada populasi berisiko di daerah endemi meskipun belum terbukti infeksi GABHS atau masih menunggu hasil pemeriksaan penunjang atau pemeriksaan penunjang tidak memungkinkan.[1,3,5]

Risiko transmisi GABHS mulai menurun pada 12 jam setelah terapi antibiotik dimulai, sehingga pasien dengan infeksi GABHS harus istirahat di rumah minimal 12 jam setelah mulai terapi antibiotik hingga afebris.[6]

Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder bertujuan mengurangi risiko komplikasi dan rekurensi demam rematik, yaitu dengan pemberian antibiotik profilaksis jangka panjang pada semua pasien demam rematik.

Pilihan Antibiotik:

Antibiotik profilaksis yang direkomendasikan yaitu injeksi benzathine penicillin G (BPG) intramuskular dengan dosis dewasa dan anak >27 kg 1,2 juta U setiap 21-28 hari. Dosis anak ≤27 kg 600.000 U setiap 21-28 hari.[1,5]

Durasi pemberian antibiotik profilaksis bergantung pada ada tidaknya keterlibatan jantung pada setiap pasien. Pada pasien demam rematik tanpa karditis, antibiotik profilaksis diberikan selama 5 tahun atau hingga pasien berumur 18-21 tahun (dipilih durasi yang lebih panjang). Pada pasien demam rematik dengan karditis tanpa penyakit jantung residu kecuali regurgitasi mitral ringan, antibiotik profilaksis diberikan selama 10 tahun atau hingga usia 25 tahun (dipilih durasi yang lebih panjang).

Pada pasien demam rematik dengan karditis dan penyakit jantung residu, antibiotik profilaksis diberikan selama minimal 10 tahun setelah episode terakhir penyakit hingga pasien berumur 40-45 tahun atau bahkan seumur hidup. Profilaksis juga diberikan pada pasien yang terdiagnosis karditis subklinis secara ekokardiografi.[2,3,4]

 

Penulisan pertama oleh: dr. Shofa Nisrina Luthfiyani

Referensi

1. RHD Australia. The 2020 Australian guideline for prevention, diagnosis and management of acute rheumatic fever and rheumatic heart disease (3.2 edition, March 2022). 2022. https://www.rhdaustralia.org.au/system/files/fileuploads/arf_rhd_guidelines_3.2_edition_march_2022.pdf
2. Alqanatish J, Alfadhel A, Albelali A, Alqahtani D. Acute rheumatic fever diagnosis and management: Review of the global implications of the new revised diagnostic criteria with a focus on Saudi Arabia. J Saudi Heart Assoc. 2019 Oct;31(4):273-281. doi: 10.1016/j.jsha.2019.07.002. Epub 2019 Aug 13. PMID: 31516307; PMCID: PMC6734099.
3. Wallace MR. Rheumatic Fever. Medscape, 2021. https://emedicine.medscape.com/article/236582-overview
4. Chowdhury S, Koziatek CA, Rajnik M. Acute Rheumatic Fever. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK594238/
5. Schoenfuss ES. Diagnosis, management, and prevention of acute rheumatic fever in the United States. JAAPA. 2022 May 1;35(5):21-27. doi: 10.1097/01.JAA.0000824960.82938.15. PMID: 35421873.
6. Centers For Disease Control And Prevention. Acute Rheumatic Fever. 2022. https://www.cdc.gov/groupastrep/diseases-hcp/acute-rheumatic-fever.html.

Prognosis Demam Rematik
Panduan E-Prescription Demam Rem...

Artikel Terkait

  • Manfaat Demam: Tunda atau Turunkan dengan Cepat?
    Manfaat Demam: Tunda atau Turunkan dengan Cepat?
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 5 jam yang lalu
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas 5 jam yang lalu
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...
dr.fandi sukowicaksono
Dibalas 5 jam yang lalu
Apakah USG kehamilan dapat mendeteksi riwayat kehamilan sebelumnya yang tidak diketahui?
Oleh: dr.fandi sukowicaksono
1 Balasan
Alo Dokter. ini cerita pasien saya kemarin.mr X usia 26 th datang konsultasi sendiri , menceritakan kejadian saat usg kehamilan anak pertama istrinya dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.