Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Demam Rematik general_alomedika 2023-10-13T14:12:03+07:00 2023-10-13T14:12:03+07:00
Demam Rematik
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription

Epidemiologi Demam Rematik

Oleh :
dr. Putri Kumala Sari
Share To Social Media:

Data epidemiologi global menunjukkan bahwa insiden demam rematik telah menurun signifikan dan saat ini lebih jarang ditemukan di negara maju dibandingkan di negara berkembang. Penurunan insiden demam rematik berkaitan dengan penurunan kepadatan setiap rumah tangga, peningkatan kondisi sosioekonomi, kemudahan akses ke fasilitas kesehatan, dan ketersediaan penicillin sebagai terapi infeksi Streptococcus.

Meski demikian, insiden demam rematik masih tergolong tinggi pada populasi usia muda di negara dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah, dimana kemiskinan masih menjadi masalah dan akses ke fasilitas kesehatan sekunder dan tersier masih terbatas. Di negara berkembang, demam rematik terkonsentrasi di daerah dengan kepadatan penduduk tinggi dan tingkat ekonomi rendah, seperti di daerah Timur Tengah, Afrika Sub Sahara, Asia Selatan termasuk Indonesia, dan beberapa wilayah Amerika Selatan.[1,3,5,6]

Global

Data global menunjukkan terdapat sekitar 33 juta pasien demam rematik di seluruh dunia, dengan 300.000-500.000 kasus baru demam rematik setiap tahunnya dan 230.000 kematian akibat sekuele jangka panjang penyakit. Estimasi insiden tahunan demam rematik berkisar dari <0,5/100.000 penduduk di negara maju hingga >100/100.000 penduduk di negara berkembang, dengan rerata insiden demam rematik episode pertama berkisar antara 5-51/100.000 populasi.

Insiden tahunan paling rendah dilaporkan di Amerika dan Eropa Barat, yakni kurang dari 10/100.000 penduduk. Insiden relatif lebih tinggi dilaporkan di Eropa Timur, Asia, Australia, dan Timur Tengah, yakni lebih dari 10/100.000 penduduk.[2,3,5]

Insiden demam rematik akut paling tinggi terjadi pada kelompok usia 5-15 tahun, dimana merupakan rentang usia yang sering mengalami faringitis Streptococcus. Demam rematik akut jarang terjadi pada anak usia di bawah 3 tahun atau dewasa usia  di atas 30 tahun.

Pada usia dewasa, demam rematik lebih sering muncul sebagai rekurensi dibandingkan sebagai episode pertama. Insiden demam rematik pada perempuan dan laki-laki sama, namun komplikasi menjadi penyakit jantung rematik lebih banyak ditemukan pada pasien perempuan.[4,5,6]

Indonesia

Data epidemiologi nasional mengenai demam rematik di Indonesia belum tersedia.

Mortalitas

Kematian tidak disebabkan secara langsung oleh penyakit demam rematik, namun lebih berkaitan dengan terjadinya komplikasi yang berkelanjutan. Keterlibatan jantung adalah komplikasi demam rematik yang paling serius, serta menyebabkan mortalitas dan morbiditas yang signifikan.

Angka mortalitas semakin meningkat seiring waktu setelah terjadi komplikasi penyakit jantung rematik. Angka mortalitas penyakit jantung rematik sebesar 0,5% pada 1 tahun pertama, dan mencapai 10% pada periode 10 tahun.[1,3]

 

Penulisan pertama oleh: dr. Shofa Nisrina Luthfiyani

Referensi

1. RHD Australia. The 2020 Australian guideline for prevention, diagnosis and management of acute rheumatic fever and rheumatic heart disease (3.2 edition, March 2022). 2022. https://www.rhdaustralia.org.au/system/files/fileuploads/arf_rhd_guidelines_3.2_edition_march_2022.pdf
2. Alqanatish J, Alfadhel A, Albelali A, Alqahtani D. Acute rheumatic fever diagnosis and management: Review of the global implications of the new revised diagnostic criteria with a focus on Saudi Arabia. J Saudi Heart Assoc. 2019 Oct;31(4):273-281. doi: 10.1016/j.jsha.2019.07.002. Epub 2019 Aug 13. PMID: 31516307; PMCID: PMC6734099.
3. Wallace MR. Rheumatic Fever. Medscape, 2021. https://emedicine.medscape.com/article/236582-overview
4. Chowdhury S, Koziatek CA, Rajnik M. Acute Rheumatic Fever. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK594238/
5. Schoenfuss ES. Diagnosis, management, and prevention of acute rheumatic fever in the United States. JAAPA. 2022 May 1;35(5):21-27. doi: 10.1097/01.JAA.0000824960.82938.15. PMID: 35421873.
6. Centers For Disease Control And Prevention. Acute Rheumatic Fever. 2022. https://www.cdc.gov/groupastrep/diseases-hcp/acute-rheumatic-fever.html.

Etiologi Demam Rematik
Diagnosis Demam Rematik

Artikel Terkait

  • Manfaat Demam: Tunda atau Turunkan dengan Cepat?
    Manfaat Demam: Tunda atau Turunkan dengan Cepat?
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 4 jam yang lalu
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas 4 jam yang lalu
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...
dr.fandi sukowicaksono
Dibalas 5 jam yang lalu
Apakah USG kehamilan dapat mendeteksi riwayat kehamilan sebelumnya yang tidak diketahui?
Oleh: dr.fandi sukowicaksono
1 Balasan
Alo Dokter. ini cerita pasien saya kemarin.mr X usia 26 th datang konsultasi sendiri , menceritakan kejadian saat usg kehamilan anak pertama istrinya dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.