Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Demam Rematik general_alomedika 2023-10-13T14:11:58+07:00 2023-10-13T14:11:58+07:00
Demam Rematik
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription

Etiologi Demam Rematik

Oleh :
dr. Putri Kumala Sari
Share To Social Media:

Etiologi tidak langsung dari demam rematik adalah group A beta-hemolytic Streptococcus (GABHS). Demam rematik merupakan penyakit autoimun yang dipicu oleh infeksi GABHS. Penyakit yang dapat berkembang menjadi demam rematik antara lain berasal dari infeksi GABHS pada kasus faringitis, tonsilitis, pyoderma, dan demam Scarlet.[2,4]

Group A Beta-Hemolytic Streptococcus (GABHS)

Group A beta-hemolytic Streptococcus (GABHS) adalah kokus gram positif yang mengalami β-hemolisis (hemolisis lengkap) pada media agar. Pada strain rematogenik tertentu, GABHS memiliki subtipe protein M (strain tipe emm 1, 3, 5, 6, 14, 18, 19, 24, 27, 29) yang lebih virulen dan lebih mungkin untuk mencetuskan respon autoimun.

GABHS hanya menginfeksi manusia dan dapat ditransmisikan antar-manusia dimana risiko transmisinya meningkat dengan kepadatan rumah tangga dan kebersihan (hygiene) yang rendah.[1,3,6]

Group C Streptococcus (GCS) dan Group G Streptococcus (GGS) diduga berkaitan juga dengan demam rematik karena memiliki faktor virulensi dan protein M yang serupa dengan GABHS, dan juga berkaitan dengan peningkatan titer anti-streptolysin O (ASO) dan anti-deoxyribonuclease B (ADB). Namun, ini masih menjadi perdebatan dan membutuhkan penelitian lebih lanjut.[1,3]

Faktor Risiko

Terapi antibiotik yang tidak adekuat atau tidak mendapatkan terapi sama sekali terhadap infeksi GABHS sebelumnya, dapat meningkatkan risiko munculnya demam rematik. Beberapa individu diketahui lebih rentan secara genetik terhadap protein M sehingga lebih berisiko mengalami demam rematik. Perkembangan penyakit menjadi demam rematik juga dipengaruhi oleh imunitas pasien dan strain GABHS.[5,6]

Beberapa faktor risiko lain demam rematik antara lain:

  • Riwayat berkunjung atau tinggal di daerah endemik demam rematik
  • Tinggal di daerah pedesaan atau terpencil dengan akses fasilitas kesehatan kurang, daerah kepadatan penduduk tinggi, atau status sosioekonomi rendah
  • Kepadatan/kerumunan lingkungan seperti di lingkungan sekolah, barak militer, dan tempat penitipan anak, dapat meningkatkan risiko penyebaran GABHS sehingga risiko demam rematik juga meningkat
  • Riwayat demam rematik atau penyakit jantung rematik

  • Usia 5-15 tahun, dimana merupakan usia puncak insiden demam rematik
  • Gizi buruk
  • Kebersihan (hygiene) kurang[1,4,6]

Individu dengan riwayat demam rematik memiliki risiko rekurensi (demam rematik berulang) jika terinfeksi GABHS di kemudian hari, dengan risiko reinfeksi paling tinggi dalam beberapa tahun pertama setelah episode demam rematik pertama.[3,6]

 

Penulisan pertama oleh: dr. Shofa Nisrina Luthfiyani

Referensi

1. RHD Australia. The 2020 Australian guideline for prevention, diagnosis and management of acute rheumatic fever and rheumatic heart disease (3.2 edition, March 2022). 2022. https://www.rhdaustralia.org.au/system/files/fileuploads/arf_rhd_guidelines_3.2_edition_march_2022.pdf
2. Alqanatish J, Alfadhel A, Albelali A, Alqahtani D. Acute rheumatic fever diagnosis and management: Review of the global implications of the new revised diagnostic criteria with a focus on Saudi Arabia. J Saudi Heart Assoc. 2019 Oct;31(4):273-281. doi: 10.1016/j.jsha.2019.07.002. Epub 2019 Aug 13. PMID: 31516307; PMCID: PMC6734099.
3. Wallace MR. Rheumatic Fever. Medscape, 2021. https://emedicine.medscape.com/article/236582-overview
4. Chowdhury S, Koziatek CA, Rajnik M. Acute Rheumatic Fever. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK594238/
5. Schoenfuss ES. Diagnosis, management, and prevention of acute rheumatic fever in the United States. JAAPA. 2022 May 1;35(5):21-27. doi: 10.1097/01.JAA.0000824960.82938.15. PMID: 35421873.
6. Centers For Disease Control And Prevention. Acute Rheumatic Fever. 2022. https://www.cdc.gov/groupastrep/diseases-hcp/acute-rheumatic-fever.html.

Patofisiologi Demam Rematik
Epidemiologi Demam Rematik

Artikel Terkait

  • Manfaat Demam: Tunda atau Turunkan dengan Cepat?
    Manfaat Demam: Tunda atau Turunkan dengan Cepat?
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 4 jam yang lalu
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas 5 jam yang lalu
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...
dr.fandi sukowicaksono
Dibalas 5 jam yang lalu
Apakah USG kehamilan dapat mendeteksi riwayat kehamilan sebelumnya yang tidak diketahui?
Oleh: dr.fandi sukowicaksono
1 Balasan
Alo Dokter. ini cerita pasien saya kemarin.mr X usia 26 th datang konsultasi sendiri , menceritakan kejadian saat usg kehamilan anak pertama istrinya dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.