Etiologi Demam Rematik
Etiologi tidak langsung dari demam rematik adalah group A beta-hemolytic Streptococcus (GABHS). Demam rematik merupakan penyakit autoimun yang dipicu oleh infeksi GABHS. Penyakit yang dapat berkembang menjadi demam rematik antara lain berasal dari infeksi GABHS pada kasus faringitis, tonsilitis, pyoderma, dan demam Scarlet.[2,4]
Group A Beta-Hemolytic Streptococcus (GABHS)
Group A beta-hemolytic Streptococcus (GABHS) adalah kokus gram positif yang mengalami β-hemolisis (hemolisis lengkap) pada media agar. Pada strain rematogenik tertentu, GABHS memiliki subtipe protein M (strain tipe emm 1, 3, 5, 6, 14, 18, 19, 24, 27, 29) yang lebih virulen dan lebih mungkin untuk mencetuskan respon autoimun.
GABHS hanya menginfeksi manusia dan dapat ditransmisikan antar-manusia dimana risiko transmisinya meningkat dengan kepadatan rumah tangga dan kebersihan (hygiene) yang rendah.[1,3,6]
Group C Streptococcus (GCS) dan Group G Streptococcus (GGS) diduga berkaitan juga dengan demam rematik karena memiliki faktor virulensi dan protein M yang serupa dengan GABHS, dan juga berkaitan dengan peningkatan titer anti-streptolysin O (ASO) dan anti-deoxyribonuclease B (ADB). Namun, ini masih menjadi perdebatan dan membutuhkan penelitian lebih lanjut.[1,3]
Faktor Risiko
Terapi antibiotik yang tidak adekuat atau tidak mendapatkan terapi sama sekali terhadap infeksi GABHS sebelumnya, dapat meningkatkan risiko munculnya demam rematik. Beberapa individu diketahui lebih rentan secara genetik terhadap protein M sehingga lebih berisiko mengalami demam rematik. Perkembangan penyakit menjadi demam rematik juga dipengaruhi oleh imunitas pasien dan strain GABHS.[5,6]
Beberapa faktor risiko lain demam rematik antara lain:
- Riwayat berkunjung atau tinggal di daerah endemik demam rematik
- Tinggal di daerah pedesaan atau terpencil dengan akses fasilitas kesehatan kurang, daerah kepadatan penduduk tinggi, atau status sosioekonomi rendah
- Kepadatan/kerumunan lingkungan seperti di lingkungan sekolah, barak militer, dan tempat penitipan anak, dapat meningkatkan risiko penyebaran GABHS sehingga risiko demam rematik juga meningkat
- Riwayat demam rematik atau penyakit jantung rematik
- Usia 5-15 tahun, dimana merupakan usia puncak insiden demam rematik
- Gizi buruk
- Kebersihan (hygiene) kurang[1,4,6]
Individu dengan riwayat demam rematik memiliki risiko rekurensi (demam rematik berulang) jika terinfeksi GABHS di kemudian hari, dengan risiko reinfeksi paling tinggi dalam beberapa tahun pertama setelah episode demam rematik pertama.[3,6]
Penulisan pertama oleh: dr. Shofa Nisrina Luthfiyani