Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Difteri general_alomedika 2022-06-07T11:05:36+07:00 2022-06-07T11:05:36+07:00
Difteri
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Difteri

Oleh :
Bianda Pramudita MSc
Share To Social Media:

Difteri adalah infeksi saluran napas akibat bakteri Corynebacterium sp., terutama Corynebacterium diphtheria. Penyakit ini dapat menyebabkan faringitis, nasofaringitis, tonsillitis, laringitis, atau kombinasinya. Penyakit ini juga dapat menyerang sistem integumentum dan memungkinkan seseorang untuk menjadi karier asimptomatik.[1–3]

Gejala awal difteri mirip dengan common cold, berupa demam, nyeri tenggorokan, sulit menelan, dan sakit kepala. Difteri memiliki ciri khas yaitu terdapat pseudomembran pada lokasi infeksi primernya. Pada kasus berat, infeksi dapat menyebar ke trakea menyebabkan trakeitis atau adenopati servikal yang berat. Kondisi ini dapat menyebabkan obstruksi jalan napas yang mengancam nyawa penderitanya.

Gambaran mikroskopis Corynebacterium diphtheria dengan pewarnaan Gram. Sumber: Graham Heid, PHIL CDC, 1965. Gambaran mikroskopis Corynebacterium diphtheria dengan pewarnaan Gram. Sumber: Graham Heid, PHIL CDC, 1965.

Penularan difteri antar manusia terjadi melalui droplet respiratorik. Masa inkubasi berlangsung selama 2-5 hari. Selain gejala pernapasan, penyerapan dan penyebaran toksin difteri dapat menyebabkan kerusakan pada jantung berupa miokarditis, serta gangguan sistem saraf dan ginjal. [1,2]

Tata laksana penyakit difteri utamanya adalah pemberian Anti Difteri Serum (ADS) dan antibiotik. Pada beberapa kondisi khusus, seperti obstruksi jalan napas dan miokarditis, pasien dapat diberikan kortikosteroid. Tindakan medis berupa intubasi, trakeostomi, atau needle cricothyroidotomy, perlu dilakukan pada pasien dengan ancaman gagal napas. Pada pasien yang mengalami kesulitan bernapas, pemberian makanan dan minuman bisa melalui selang nasogastrik.[4]

Vaksin difteri tetap menjadi metode pencegahan yang paling efektif dan efisien dalam pencegahan penyakit difteri. Vaksin telah terbukti menurunkan kasus difteri di negara-negara maju dan berkembang. Namun, penyakit ini bisa muncul kembali (re-emergence) akibat cakupan vaksin yang tidak merata dan bertambahnya populasi paruh baya yang rentan terhadap penyakit.

Selain C. diphtheria, relasi dari spesies ini dapat menyebabkan difteri, yaitu C. ulcerans dan C. pseudotuberculosis. Ketiganya merupakan jenis bakteri yang memproduksi toksin difteri (diphtheria toxin / DT). Jenis non toksigenik dari C. diphtheriae dan Corynebacterium spp (NTCD), merupakan patogen yang berpotensi untuk menyebabkan wabah karena dapat menyebabkan penyakit yang cukup berat namun tidak dapat dicegah dengan vaksin.[5]

 

 

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Fredy Rodeardo Maringga

Referensi

1. Lamichhane A, Radhakrishnan S. Diphtheria. StatPearls, Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022.
2. Lo BM. Diphtheria. Medscape, 2019.
3. Truelove SA, Keegan LT, Moss WJ, Chaisson LH, Macher E, Azman AS, et al. Clinical and Epidemiological Aspects of Diphtheria: A Systematic Review and Pooled Analysis. Clin Infect Dis, 2020;71:89–97. https://doi.org/10.1093/cid/ciz808.
4. WHO. Operational protocol for clinical management of Diphtheria. 2017. https://www.who.int/publications-detail-redirect/operational-protocol-for-clinical-management-of-diphtheria
5. Sharma NC, Efstratiou A, Mokrousov I, Mutreja A, Das B, Ramamurthy T. Diphtheria. Nat Rev Dis Primers, 2019;5:1–18. https://doi.org/10.1038/s41572-019-0131-y.

Patofisiologi Difteri

Artikel Terkait

  • Red Flag Nyeri Tenggorokan
    Red Flag Nyeri Tenggorokan
Diskusi Terkait
dr. Nurul Falah
Dibalas 13 September 2021, 12:17
Pasien wanita usia 17 tahun mengeluhkan nyeri dan gatal tenggorokan sejak 3 hari terakhir
Oleh: dr. Nurul Falah
3 Balasan
Alo dokter, izin bertanya, seorang wanita usia 17 tahun mengeluhkan nyeri dan gatal tenggorokan sejak 3 hari terakhir, terasa nyeri juga saat menelan...
dr. Alya Hananti
Dibalas 27 November 2019, 14:11
Efek dari imunisasi tetanus dan difteri yang diberikan dengan selang waktu hanya 1 tahun
Oleh: dr. Alya Hananti
9 Balasan
Alo, Dok. Izin bertanya, saya mendapatkan user yg anaknya diberikan booster imunisasi tetanus dan difteri terlalu dekat, yaitu saat TK dan kelas 1 SD, jadi...
dr. Riko Saputra
Dibalas 13 Agustus 2019, 14:40
Penanganan kontak erat difteri
Oleh: dr. Riko Saputra
4 Balasan
Alodokter, ijin bertanya jika kita menemui pasien difteri maka apa saja yang perlu kita minum sebagai profilaksis?? Apakah ckup dengan antibiotik seperti...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.