Prognosis Difteri
Prognosis difteri bergantung dari beberapa faktor, yaitu usia, durasi onset, serta keterlibatan organ jantung atau sistemik. Komplikasi dapat terjadi, yakni miokarditis ataupun gangguan neurologis dan ginjal.[1,2]
Komplikasi
Komplikasi paling sering adalah miokarditis dan neuritis. Miokarditis terjadi pada 10–25% kasus, sedangkan komplikasi neurologis berupa polineuropati difteri terjadi pada 20-100% kasus difteri respiratorik. Kematian terjadi pada 5–10% kasus.
Komplikasi yang berat mencakup pembentukan pseudomembran pada saluran pernapasan atas yang dapat menyebabkan obstruksi pernapasan. Pada kondisi ini, pasien perlu menjalani intubasi dan pemberian ventilasi mekanik segera.[1]
Komplikasi Kardiologi
Komplikasi organ jantung meliputi miokarditis yang dapat disertai aritmia atau kegagalan sirkulasi. Perubahan EKG menunjukkan interval P-R yang memanjang dan perubahan gelombang ST/T.[1]
Komplikasi Neurologi
Komplikasi neurologi difteri adalah kelemahan dan paralisis saraf, terutama nervus kranialis dan saraf ekstremitas. Jika terjadi kelemahan pada faring dan palatum mole akan berakibat pada regurgitasi makanan dan minuman. Pada beberapa kasus, tercatat komplikasi neurologis berupa ensefalitis pada anak.[1,17]
Prognosis
Prognosis penyakit difteri tergantung dari beberapa faktor, yaitu usia, durasi penyakit, serta keterlibatan organ jantung dan sistemik. Tingkat mortalitas tinggi dialami populasi anak-anak berusia kurang dari 5 tahun dan orang dewasa di atas usia 40 tahun. Tingkat mortalitas tinggi juga terjadi pada kasus dengan durasi penyakit melebihi 4 hari dan keterlibatan sistemik.
Selain itu, prognosis sangat buruk ada pada pasien yang mengalami komplikasi pada jantung, terutama blok atrioventrikular dan LBBB (left bundle-branch block). Kondisi ini memiliki tingkat mortalitas sebesar 60–90%.[1,2]
Meskipun penyakit difteri dapat disembuhkan melalui pengobatan yang tepat waktu, penyakit ini tetap memiliki case fatality rate yang tinggi, yaitu 5 hingga 17%, pada individu yang belum divaksinasi.[5]
Penulisan pertama oleh: dr. Fredy Rodeardo Maringga