Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Gigitan Hewan general_alomedika 2024-05-29T14:48:24+07:00 2024-05-29T14:48:24+07:00
Gigitan Hewan
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription Alomedika

Etiologi Gigitan Hewan

Oleh :
dr. Luthfi Saiful Arif
Share To Social Media:

Etiologi gigitan hewan disebabkan oleh mikroorganisme yang terdapat pada mulut hewan. Mikroorganisme yang sering ditemukan pada kasus gigitan anjing adalah Pasteurella spp dan Capnocytophaga spp Infeksi oleh mikroorganisme lain seperti Bartonella, Streptobacillus moniliformis, Spirillum minus, dan Methicillin resistant S. aureus.

Etiologi

Pasteurella spp adalah kokobasilus gram negatif anaerobik yang dapat tumbuh di agar darah atau coklat. Bakteri ini dapat berkolonisasi pada traktus respiratorius atas berbagai jenis hewan. Anjing dan kucing adalah karier utama jenis bakteri ini, dan menyebabkan infeksi dengan jumlah yang signifikan. Pasteurella canis umum ditemukan pada anjing, sedangkan Pasteurella multocida umum ditemukan pada kucing.[4,14]

Capnocytophaga canimorsus merupakan bakteri gram negatif, kapnofilik yang berasal dari famili Flavobacteriaceae. C. canimorsus memiliki keterkaitan erat dengan gigitan anjing atau kucing (54% kasus), cakaran (8.5% kasus) dan jilatan hewan pada luka yang sebelumnya sudah ada (27% kasus).[15] Infeksi oleh C. canimorsus menimbulkan risiko yang signifikan untuk sepsis pada anak-anak yang telah menjalani splenektomi dan pasien imunokompromais.[4,16]

Tabel 1. Bakteri Patogen pada Luka Gigitan Hewan

Tipe gigitan Mikroorganisme
Anjing Pasteurella spp., Streptococcus spp., Staphylococcus spp., Capnocytophaga canimorsus, Fusobacterium spp., Bacteroides spp., Prevotella spp., Porphyromonas spp., Propionibacterium spp., Peptostreptococcus spp.
Kucing

Pasteurella spp., Streptococcus spp., Staphylococcus spp., Moraxella spp., Fusobacterium spp., Bacteroides spp., Prevotella spp., Porphyromonas spp.

Propionibacterium spp. Peptostreptococcus spp.

Tikus Streptobacillus moniliformis, Spirillum minus, Salmonella spp.
Babi Aeromonas spp., P. aeruginosa, Actinobacillus spp.
Monyet

Streptococci, Neisseria spp., Haemophilus influenzae, Herpes simiae (B virus) dan campuran bakteri aerob dan anaerob

Sapi, Kuda Polymicrobial, Actinobacillus spp.

Sumber: dr. Luthfi, 2021.[4,14]

Faktor Risiko

Faktor risiko utama untuk gigitan hewan dapat berupa kepemilikan terhadap anjing dan kucing di lingkungan tempat tinggal. Tingkat interaksi yang tinggi, disertai ketidakmampuan untuk mengenali emosi hewan peliharaan dapat menyebabkan terjadinya gigitan pada saat berhubungan dengan hewan peliharaan.[17]

Faktor risiko utama gigitan hewan liar adalah bertempat tinggal di daerah dimana hewan liar dibiarkan bebas berkeliaran. Provokasi hewan liar dapat memicu agresivitas hewan dan berakibat pada kasus gigitan hewan liar. Selain itu, pada daerah bencana biasanya ditemukan banyaknya hewan liar, sehingga relawan kesehatan diberikan vaksinasi relawan kesehatan saat bencana.[1,17]

Berikut adalah beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya gigitan hewan liar, yaitu:

  • Musim panas
  • Usia anak dan lansia
  • Hewan peliharaan tinggal di dalam rumah
  • Perawatan hewan peliharaan yang
  • Pemantauan kesehatan hewan yang buruk
  • Tinggal di daerah dengan interaksi hewan dan manusia yang tinggi[17,18]

Gigitan anjing lebih banyak ditemukan pada jenis kelamin laki-laki dibandingkan perempuan dengan rasio 2:1. Gigitan anjing banyak ditemui pada anak dengan rentang usia 5-9 tahun.[20,21] Anak usia prasekolah memiliki kecenderungan untuk mengalami luka pada kepala dan leher sedangkan anak dengan usia yang lebih tua lebih sering mengalami luka pada anggota gerak.

Hal ini karena anak pra sekolah memiliki ukuran kepala lebih besar, sehingga menyebabkan kepala menjadi target yang lebih mudah dicapai oleh hewan. Selain itu anak juga belum memiliki kemampuan motorik yang baik sehingga tidak dapat menunjukan upaya pertahanan diri yang baik.[19,22]

Berbeda dengan kasus gigitan anjing, kasus dengan penyebab gigitan kucing lebih banyak ditemukan pada jenis kelamin perempuan dengan rasio serupa, yaitu 2:1. Sebesar 25% kasus gigitan kucing terjadi pada pasien dengan usia dibawah 6 tahun, sedangkan 34% terjadi pada pasien dengan usia 6-17 tahun.[4,19]

Referensi

4. Bula-Rudas FJ, Olcott JL. Human and Animal Bites. Pediatr Rev. 2018; 39(10) 490-500
5. Hurt JB, Maday KR. Management and treatment of animal bites. JAAPA. 2018 Apr 1;31(4):27-31.
14. Dendle C, Looke D. Management of mammalian bites. Australian family physician. 2009 Nov;38(11).
15. Jazkowska J, Krol M, et al. Capnocytophaga canimorsus - an underestimated danger after dog or cat bite - review of literature. Przegl Epidemiol.2016;70(2): 289-295
16. Brandenburg WE, Levandowski W, et al. Animal, Microbial, and Fungal Borne Skin Pathology in the Mountain Wilderness: A Review. Wilderness Environ Med. 2017 Jun;28(2):127-138
17. Salomão C, Nacima A, et al. Epidemiology, clinical features and risk factors for human rabies and animal bites during an outbreak of rabies in Maputo and Matola cities, Mozambique, 2014: Implications for public health interventions for rabies control. PLoS Negl Trop Dis. 2017 Jul 24;11(7):e0005787.
18. Park JW, Kim DK, et al. Dog-bite injuries in Korea and risk factors for significant dog-bite injuries: A 6-year cross-sectional study. PloS one. 2019 Feb 21;14(2):e0210541
19. Rothe K, Tsokos M, Hendrick W. Animal and Human Bite Wounds. Dtsch Arztebl Int. 2015; 112(25): 433–443.
20. Quirk JT. Non-fatal dog bite injuries in the U.S.A., 2005-2009. Public Health. 2012;126(4):300–302
21. Ghafouri M, Yaghubi M, et al. An Epidemiologic Study of Animal Bites in Bojnurd City 2005- 2011. J North Khorasan Univ Med Sci. 2015;7(1):123–31.
22. Murphy J, Qaisi M. Management of Human and Animal Bites. Oral and Maxillofacial Surgery Clinics. 2021 Aug 1;33(3):373-80.

Patofisiologi Gigitan Hewan
Epidemiologi Gigitan Hewan

Artikel Terkait

  • Protokol Profilaksis Rabies
    Protokol Profilaksis Rabies
  • Penularan Herpes B dari Gigitan Monyet
    Penularan Herpes B dari Gigitan Monyet
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:09
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...
Anonymous
Dibalas 25 Maret 2025, 13:23
Penggunaan vaksin anti rabies Verorab dan Rabivax selang seling apakah diperbolehkan?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dokter. Bagaimana penggunaan 2 jenis VAR yang ada di Indonesia, yakni Verorab dan Rabivax? Apakah bisa dipergunakan selang seling? Apabila vaksin-1...
dr.Annisa Ratnaningtyas
Dibalas 05 Maret 2025, 14:58
Kasus Gigitan Kalajengking Pada FKTP
Oleh: dr.Annisa Ratnaningtyas
4 Balasan
Alodok, izin berdiskusi untuk kasus gigitan kalajengking pada fktp terapi apa yang disarankan dan Apakah ada indikasi khusus harus untuk dirujuk ke faskes...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.