Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Gonorrhea karyanti 2024-09-18T14:37:23+07:00 2024-09-18T14:37:23+07:00
Gonorrhea
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan e-Prescription

Diagnosis Gonorrhea

Oleh :
dr. Erika Gracia
Share To Social Media:

Diagnosis gonorrhea atau gonore dilakukan melalui penggalian riwayat hubungan seksual yang berisiko, gejala keluarnya cairan purulen dari kemaluan, dan pemeriksaan fisik pada regio genitalia. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan menguji spesimen urine, uretra untuk pria, endoserviks atau vagina untuk wanita, menggunakan pewarnaan Gram, kultur, dan tes amplifikasi asam nukleat.

Anamnesis

Masa inkubasi gonorrhea urogenital berkisar antara 2-7 hari setelah terpapar dengan pasangan seksual yang terinfeksi. Seperti penyakit menular seksual lainnya, penggalian anamnesis perlu menanyakan riwayat dan tata laksana penyakit menular seksual sebelumnya, riwayat hubungan seksual, gejala pada pasangan, dan penggunaan kontrasepsi. Pada wanita, juga perlu ditanyakan mengenai hari pertama haid terakhir, riwayat paritas, maupun riwayat kehamilan ektopik sebelumnya.[2]

Pria

Manifestasi klinis gonorrhea bervariasi dan sangat berbeda pada pria dan wanita. Setidaknya 90% pria dengan uretritis gonokokal bergejala dengan gejala awal rasa terbakar saat berkemih dan keluarnya sekret purulen dari uretra. Epididimitis akut juga dapat terjadi, dengan presentasi klasik berupa nyeri unilateral dan pembengkakan yang terlokalisir di posterior dalam skrotum. Manifestasi lain dari gonorrhea pada pria seperti infeksi dubur, dapat muncul disertai dengan nyeri, pruritus, sekret, atau tenesmus.[2]

Wanita

Pada wanita, N. gonorrhoeae paling sering menginfeksi serviks, menyebabkan servisitis. Ketika pasien wanita dengan infeksi urogenital memiliki gejala, mereka mungkin mengeluh keputihan, disuria, atau nyeri panggul. Infeksi gonorrhea pada kelenjar Bartholin yang berdekatan dengan introitus vagina bisa menimbulkan manifestasi klinis pembengkakakn jaringan lunak labial, pembentukan abses, dan nyeri.

Jika servisitis tidak terdeteksi dan tidak diobati, infeksi gonokokal asenden dapat menyebabkan keterlibatan saluran reproduksi bagian atas, seperti salpingitis dan penyakit radang panggul.

Infeksi gonokokal pada kehamilan dapat menyebabkan bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah dan penularan ke bayi baru lahir yang mengakibatkan infeksi orofaringeal atau konjungtiva.[1]

Pemeriksaan Fisik

Infeksi gonorrhea dapat dikenali melalui tanda dan gejala khas penyakit. Tetapi perlu diingat bahwa, bila terdapat penyakit saluran reproduksi bagian atas atau diseminata, situs utama infeksi mukosa mungkin tampak normal, dan pasien mungkin tidak disertai dengan tanda atau gejala lokal. Dengan infeksi orofaringeal, faringitis juga dapat terjadi. Sedangkan apabila terdapat infeksi dubur, maka ditemukan sekret mukopurulen atau purulen.

Pemeriksaan fisik pada wanita perlu memperhatikan adanya sekret atau perdarahan dari jalan lahir, nyeri goyang serviks, nyeri pada adneksa unilateral atau bilateral seperti pada ovarium dan tuba falopi, dan nyeri tekan perut bawah. Pemeriksaan fisik pada pria perlu memperhatikan sekret mukopurulen atau purulen dari uretra yang bisa didapatkan dengan teknik milking pada batang penis, bengkak atau nyeri pada epididimis, dan striktur uretra.

Pada pasien dengan gejala diseminata perlu diperiksa adanya demam, lesi kulit, nyeri sendi, kelemahan otot, pemeriksaan sistem saraf, dan auskultasi jantung.[14]

Diagnosis Banding

Gejala urogenital yang disebabkan oleh gonorrhea dapat diamati pada penyakit menular seksual lainnya. Penyakit menular seksual yang dapat menyebabkan disuria, keputihan, keputihan abnormal dan nyeri panggul termasuk klamidia, trikomoniasis, dan sifilis. Gonorrhea juga bisa hadir sebagai koinfeksi dengan penyakit menular seksual lainnya.

Klamidia

Chlamydia trachomatis adalah bakteri Gram negatif yang menginfeksi epitel kolumnar serviks, uretra, dan rektum, serta area nongenital seperti paru dan mata. Infeksi klamidia bisa asimptomatik. Klamidia dibedakan dari gonorrhea melalui pemeriksaan dari sampel duh tubuh, baik dengan pewarnaan Gram maupun dengan Nucleic acid amplification tests (NAAT).

Trikomoniasis

Trikomoniasis terjadi akibat infeksi Trichomonas vaginalis. Trikomoniasis dapat asimtomatik atau menyebabkan uretritis, vaginitis, atau kadang-kadang sistitis, epididimitis, dan prostatitis. Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan mikroskopis langsung, tes dipstick, NAAT, atau kultur.

Sifilis

Sifilis disebabkan oleh Treponema pallidum. Sifilis primer ditandai dengan munculnya chancres atau limfadenopati inguinalis yang tidak menimbulkan rasa sakit dan sembuh secara spontan. Sifilis sekunder ditandai dengan ruam makulopapular di bahu, lengan, dada, atau punggung, dan kondiloma lata di perianal.

Saat tanda dan gejala mereda, pasien memasuki fase laten yang dapat berlangsung selama bertahun-tahun. Gejala sifilis tersier dapat terjadi 10-20 tahun setelah infeksi awal. Untuk membedakan dengan gonorrhea, dapat dilakukan pemeriksaan serologi, polymerase chain reaction (PCR), atau darkfield examination.

Bakterial Vaginosis

Bakterial vaginosis adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh pertumbuhan berlebih dari flora normal vagina. Pasien akan mengalami peningkatan keputihan yang memiliki bau amis, dengan konsistensi yang cair dan berwarna abu-abu atau putih. Kondisi ini dibedakan dari gonorrhea melalui pemeriksaan swab vagina.[1]

Pemeriksaan Penunjang

Tes laboratorium diagnostik sangat penting untuk mengonfirmasi kecurigaan klinis gonorrhea. Konfirmasi laboratorium dilakukan dengan mendeteksi langsung patogen gonokokal pada spesimen swab urogenital, anorektal, faring, atau konjungtiva dan juga melalui uji tampung urine. Populasi yang melakukan hubungan seksual anogenital dan atau seks oral memerlukan skrining gonorrhea dari anus dan faring selain skrining urogenital.[1]

Pewarnaan Gram

Metode diagnostik yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan sampel dengan pewarnaan Gram dengan mikroskop cahaya. Sensitivitas dan spesifisitas pewarnaan Gram telah dilaporkan mencapai 89-98%. Pada pewarnaan Gram akan ditemukan bakteri diplokokus Gram negatif intraseluler.[3]

Kultur

Kultur dapat menegakkan diagnosis, serta dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan sensitivitas atau resistensi antibiotic. Pemeriksaan ini akan bermanfaat bagi pasien yang telah mendapat penanganan namun tidak terjadi perbaikan kondisi secara optimal.

Kinerja kultur tergantung pada faktor-faktor seperti lokasi anatomis sampel yang dikultur, metode pengumpulan spesimen, media, dan kondisi yang digunakan untuk mengangkut sampel ke pusat diagnostik. Kultur yang diperoleh terlalu cepat setelah paparan <48 jam dapat memberikan hasil negatif palsu. Kultur spesimen urogenital biasanya memiliki sensitivitas antara 72-95%.[3]

Nucleic Acid Amplification Tests (NAAT)

Seiring dengan perkembangan teknologi, di negara maju, konfirmasi kecurigaan klinis gonorrhea ditetapkan dengan deteksi N. gonorrhoeae atau tanda genetiknya pada sampel genital atau ekstragenital dengan mikroskop cahaya dari noda, kultur, atau Nucleic acid amplification tests (NAAT). NAAT telah dilaporkan memiliki sensitivitas dan spesifisitas lebih dari 95% untuk gonorrhea.[1]

 

Penulisan pertama oleh: dr. Abi Noya

Direvisi oleh: dr. Qanita Andari

Referensi

1. Springer C, Salen P. Gonorrhea. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK558903/
2. Qureshi S. Gonorrhea: Practice Essentials, Background, Pathophysiology. Medscape, 2021. https://emedicine.medscape.com/article/218059-overview#a1
3. Unemo M et al. Gonorrhoea. Nat Rev Dis Primer. 2019 Nov 21;5(1):1–23.
14. Sheele JM et al. History, Physical Examination, and Laboratory Findings Associated with Infection and the Empiric Treatment of Gonorrhea and Chlamydia of Women in the Emergency Department. Cureus. 2019 Dec 27;11(12):e6482. doi: 10.7759/cureus.6482. PMID: 32025406; PMCID: PMC6984177.

Epidemiologi Gonorrhea
Penatalaksanaan Gonorrhea

Artikel Terkait

  • Mengatasi Resistensi Antibiotik terhadap Gonorrhea
    Mengatasi Resistensi Antibiotik terhadap Gonorrhea
  • Teknik Anamnesis Riwayat Kesehatan Seksual
    Teknik Anamnesis Riwayat Kesehatan Seksual
  • Doxycycline sebagai Profilaksis Pasca Pajanan Infeksi Menular Seksual
    Doxycycline sebagai Profilaksis Pasca Pajanan Infeksi Menular Seksual
  • Pedoman Profilaksis Penyakit Menular Seksual Bakterial 2024 – Ulasan Guideline Terkini
    Pedoman Profilaksis Penyakit Menular Seksual Bakterial 2024 – Ulasan Guideline Terkini
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 30 Januari 2025, 17:42
Injeksi ceftriaxone pada gonore apakah perlu skin test
Oleh: Anonymous
8 Balasan
Izin bertanya dok,apakah perlu skin test terlebih dahulu pada injeksi ceftriaxone im pada pasien urethritis gonore?
Anonymous
Dibalas 05 Oktober 2024, 12:11
Rekomendasi guideline untuk terapi pengobatan oral pasien rectal gonorrhea
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Halo Selamat Pagi Dokter-dokter rekan sejawat, mohon ijin sharing untuk Guideline terapi pengobatan Rectal Gonorea itu apakah sama dengan Gonorea pada...
Anonymous
Dibalas 08 September 2024, 21:56
Update WHO 2023 : Terapi gonorrhea
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Salam sejawat sekalian.Perihal update WHO 2023 perihal terapi gonore menjadi Cefixime 800mg apakah sudah relevan untuk digunakan di Indonesia? Mengingat jika...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.