Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Gonorrhea karyanti 2024-09-18T14:06:34+07:00 2024-09-18T14:06:34+07:00
Gonorrhea
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan e-Prescription

Patofisiologi Gonorrhea

Oleh :
dr. Erika Gracia
Share To Social Media:

Patofisiologi gonorrhea atau gonore terjadi melalui adhesi bakteri Neisseria gonorrhoeae pada sel epitel, diikuti oleh invasi seluler lokal. Penularan bisa terjadi akibat kontak seksual maupun melalui jalan lahir saat proses persalinan.[1]

Mekanisme Adhesi Bakteri Gonorrhea

N. gonorrhoeae memiliki beberapa protein permukaan yang dapat menfasilitasi penempelan kuman pada host. Kuman menggunakan pili untuk memulai adhesi ke sel epitel. Pili yang menyerupai rambut ini menutupi semua permukaan bakteri dan memiliki kemampuan untuk memanjang dan memendek sehingga memungkinkan bakteri untuk menempel dari jarak jauh dan bergerak lebih dekat ke sel epitel. Pili juga memberikan motilitas dan perlindungan.

Protein permukaan lain yang terlibat dalam proses perlekatan seluler ini adalah protein terkait opasitas dan lipooligosakarida (LOS). LOS menempel pada sel sperma dan menyebabkan penularan dari pria ke pasangan seksual yang tidak terinfeksi.[1,3,5]

Invasi epitel serviks melibatkan sel bakteri yang berinteraksi dengan reseptor komplemen sel inang tipe 3 (CR3). Interaksi ini dapat terjadi akibat pengikatan pili ke CR3. Hal ini akan menginduksi proses penataan ulang yang luas dari aktin sel inang dan menghasilkan proyeksi berbentuk kerutan. Kerutan-kerutan ini memungkinkan gonokokus memasuki sel inang dalam vakuola besar yang dikenal sebagai makropinosom dan kemudian akan berkembang biak di dalam sel yang terinfeksi.

Selanjutnya N. gonorrhoeae menginduksi infeksi lokal pada lokasi anatomi inokulasinya yaitu uretra, serviks, faring, atau anus pada orang dewasa dan konjungtiva mata atau faring bayi baru lahir.[1,5]

Infeksi Gonokokus Diseminata

Gonokokus diklasifikasikan sebagai sensitif atau resisten serum berdasarkan sensitivitasnya terhadap aktivasi komplemen. Sebanyak 13% pasien yang mengalami infeksi diseminata mengalami defisiensi komplemen. Strain yang resisten terhadap serum berpotensi menyebabkan infeksi diseminata. Karakteristik antigenik dari protein permukaan masing-masing subtipe kuman penyebab gonorrhea berbeda-beda. Subtipe tertentu mampu menghindari respon imun dan memiliki kemungkinan lebih tinggi menyebabkan infeksi diseminata (sistemik).[6]

Infeksi gonokokus diseminata terjadi pada 1% kasus setelah infeksi genital. Bakteri yang menyebar ke darah dapat menginfeksi organ akhir lainnya, dengan temuan terbanyak pada kulit dan persendian. Pasien dengan infeksi diseminata dapat datang dengan gejala ruam, demam, artralgia, poliartritis migrasi, arthritis septik, tendonitis, tenosinovitis, endokarditis, atau meningitis.[7,8]

Perubahan pH vagina yang terjadi selama menstruasi, kehamilan, dan masa nifas membuat lingkungan vagina lebih cocok untuk pertumbuhan organisme dan memberikan peningkatan akses ke aliran darah. Oleh karena itu kerentanan diseminata meningkat jika infeksi mukosa primer terjadi selama menstruasi atau kehamilan. Hampir 75% kasus diseminata terjadi pada wanita.[1]

 

Penulisan pertama oleh: dr. Abi Noya

Direvisi oleh: dr. Qanita Andari

Referensi

1. Springer C, Salen P. Gonorrhea. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK558903/
2. Qureshi S. Gonorrhea: Practice Essentials, Background, Pathophysiology. Medscape, 2021. https://emedicine.medscape.com/article/218059-overview#a1
3. Unemo M, Seifert HS, Hook EW, Hawkes S, Ndowa F, Dillon JAR. Gonorrhoea. Nat Rev Dis Primer. 2019 Nov 21;5(1):1–23.
4. St. Cyr S, Barbee L, Workowski KA, Bachmann LH, Pham C, Schlanger K, et al. Update to CDC’s Treatment Guidelines for Gonococcal Infection. Morb Mortal Wkly Rep. 2020 Dec 18;69(50):1911–6.
5. Quillin SJ, Seifert HS. Neisseria gonorrhoeae host adaptation and pathogenesis. Nat Rev Microbiol. 2018 Apr;16(4):226–40.
6. Newman CR, Joshi K, Brucks E, Ferreira JP. Disseminated Gonococcal Infection in an Immunosuppressed Patient. Am J Med. 2021 Feb 1;134(2):e123–4.
7. Crew PE, Abara WE, McCulley L, Waldron PE, Kirkcaldy RD, Weston EJ, et al. Disseminated Gonococcal Infections in Patients Receiving Eculizumab: A Case Series. Clin Infect Dis. 2019 Aug 1;69(4):596–600.
8. Merrick R, Pitt R, Enayat Q, Day M, Thorn L, Mohammed H, et al. National surveillance of disseminated gonococcal infection: preliminary findings from cross-sectional survey data in England, 2016–21. The Lancet. 2021 Nov 1;398:S65.

15. Suay-García B, Pérez-Gracia MT. Future Prospects for Neisseria gonorrhoeae Treatment. Antibiotics. 2018 Jun 15;7(2):49.
16. WHO. Updated recommendations for the treatment of Neisseria gonorrhoeae, Chlamydia trachomatis, and Treponema pallidum (‎syphilis)‎ and new recommendations on syphilis testing and partner services. 2024. https://www.who.int/publications/i/item/9789240090767
17. Qureshi S. What should be included in patient education about gonorrhea? Medscape. 2021. https://www.medscape.com/answers/218059-68159/what-should-be-included-in-patient-education-about-gonorrhea
18. Kirkcaldy RD, Zaidi A, Hook EW 3rd, Holmes KK, Soge O, del Rio C, Hall G, Papp J, Unemo M, Bradshaw CS, Hocking JS, et al. Sexually transmitted infections: challenges ahead. Lancet Infect Dis 2017; 17:e235.
19. Brittain C, Childs M, Duley L, et al. Gentamicin versus ceftriaxone for the treatment of gonorrhoea (G-TOG trial): study protocol for a randomised trial. Trials 2016; 17:558.
20. Quaye N, Cole MJ, Ison CA. Evaluation of the activity of ertapenem against gonococcal isolates exhibiting a range of susceptibilities to cefixime. J Antimicrob Chemother 2014; 69:1568.
21. Eyre DW, Sanderson ND, Lord E, et al. Gonorrhoea treatment failure caused by a Neisseria gonorrhoeae strain with combined ceftriaxone and high-level azithromycin resistance, England, February 2018. Euro Surveill 2018; 23.
22. Unemo M, Nicholas RA. Emergence of multidrug-resistant, extensively drug-resistant and untreatable gonorrhea. Future Microbiol 2012; 7:1401.
23. Bolan G, Weinstock HS. Neisseria gonorrhoeae antimicrobial resistance among men who have sex with men and men who have sex exclusively with women: the Gonococcal Isolate Surveillance Project, 2005-2010. Ann Intern Med. 2013;158(5 Pt 1):321.

Pendahuluan Gonorrhea
Etiologi Gonorrhea

Artikel Terkait

  • Mengatasi Resistensi Antibiotik terhadap Gonorrhea
    Mengatasi Resistensi Antibiotik terhadap Gonorrhea
  • Teknik Anamnesis Riwayat Kesehatan Seksual
    Teknik Anamnesis Riwayat Kesehatan Seksual
  • Doxycycline sebagai Profilaksis Pasca Pajanan Infeksi Menular Seksual
    Doxycycline sebagai Profilaksis Pasca Pajanan Infeksi Menular Seksual
  • Pedoman Profilaksis Penyakit Menular Seksual Bakterial 2024 – Ulasan Guideline Terkini
    Pedoman Profilaksis Penyakit Menular Seksual Bakterial 2024 – Ulasan Guideline Terkini
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 30 Januari 2025, 17:42
Injeksi ceftriaxone pada gonore apakah perlu skin test
Oleh: Anonymous
8 Balasan
Izin bertanya dok,apakah perlu skin test terlebih dahulu pada injeksi ceftriaxone im pada pasien urethritis gonore?
Anonymous
Dibalas 05 Oktober 2024, 12:11
Rekomendasi guideline untuk terapi pengobatan oral pasien rectal gonorrhea
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Halo Selamat Pagi Dokter-dokter rekan sejawat, mohon ijin sharing untuk Guideline terapi pengobatan Rectal Gonorea itu apakah sama dengan Gonorea pada...
Anonymous
Dibalas 08 September 2024, 21:56
Update WHO 2023 : Terapi gonorrhea
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Salam sejawat sekalian.Perihal update WHO 2023 perihal terapi gonore menjadi Cefixime 800mg apakah sudah relevan untuk digunakan di Indonesia? Mengingat jika...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.