Edukasi dan Promosi Kesehatan Pasien Kaki Gajah
Edukasi dan promosi kesehatan kaki gajah, disebut juga sebagai filariasis limfatik atau elephantiasis, yang perlu ditekankan adalah pentingnya konsumsi obat anthelmintik untuk pencegahan dan terapi. Pencegahan dan terapi dini akan mencegah berkembangnya filariasis limfatik menjadi stadium lanjut dengan kerusakan yang permanen.[1,9]
Edukasi Pasien
Pasien perlu diedukasi untuk melakukan perawatan limfedema mandiri, antara lain:
- Mencuci dan membersihkan bagian tubuh yang terinfeksi menggunakan sabun dan air 1-2 kali sehari, kemudian dikeringkan dengan handuk bersih. Infeksi sekunder dapat dicegah dengan menjaga higienitas lipatan-lipatan kulit di daerah pembengkakan
- Setelah dibersihkan, jika ada luka, pasien perlu mengoleskan krim antijamur atau antibiotik di area luka sesuai anjuran dokter
- Istirahat cukup
- Menggunakan perban elastis atau balutan terkompresi saat aktivitas sehari-hari
- Menggunakan alas kaki yang nyaman dan tidak sempit untuk menghindari luka dan lecet
- Latihan mobilisasi rutin pada ekstremitas yang terinfeksi untuk meningkatkan aliran limfatik pada ekstremitas yang terinfeksi[1-4,6]
Pasien perlu didorong untuk meminum obat sesuai dosis secara teratur. Pada pasien dengan gejala chyluria, perlu diedukasi untuk menghindari makanan berlemak dan mengonsumsi makanan yang tinggi protein.[3,6]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Pencegahan penyakit filariasis limfatik dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk yang merupakan vektor penyakit. Kontrol terhadap vektor akan menurunkan transmisi filariasis limfatik serta infeksi lain yang disebabkan gigitan nyamuk. Upaya kontrol terhadap vektor antara lain pemasangan kelambu dan menggunakan obat anti nyamuk.[2-4,17]
Pemberian Obat Pencegahan Massal
Pengendalian penyakit dilakukan dengan pemberian obat massal (mass drug administration/MDA) sebagai bagian dari program eliminasi filariasis limfatik global dari WHO. MDA merupakan upaya di tingkat komunitas untuk mengeliminasi mikrofilaria secara serentak pada seluruh populasi usia 2-70 tahun di daerah endemi.
MDA dilakukan 1-2 kali setahun selama 5 tahun berturut-turut. Setelah 5 tahun, akan dilakukan evaluasi program. Jika hasil evaluasi menunjukkan angka mikrofilaria telah berhasil mencapai <1%, maka obat filariasis hanya diberikan untuk penderita filariasis.
Jika hasil evaluasi menunjukkan masih terjadi penularan atau cakupan pemberian obat tidak memenuhi persyaratan minimal 65% populasi target, maka MDA dilanjutkan 2 tahun lagi. Evaluasi dilakukan kembali setiap 2 tahun. MDA dapat dihentikan jika hasil evaluasi menunjukkan tidak ada lagi penularan filariasis.[2,9]
Regimen Obat Pencegahan Massal:
Pilihan regimen MDA tergantung ada tidaknya ko-endemi dengan penyakit filaria lain. Regimen MDA yang direkomendasikan WHO yaitu:
- Di daerah dengan ko-endemi loiasis, diberikan albendazole 400 mg 2 kali setahun
- Di daerah dengan ko-endemi onchocerciasis, diberikan kombinasi obat ivermectin 200 µg/kg dan albendazole 400 mg setahun sekali.
- Di daerah non-endemi onchocerciasis atau loiasis, diberikan triple therapy berupa ivermectin 200 µg/kg, diethylcarbamazine citrate (DEC) 6 mg/kg, dan albendazole 400 mg setahun sekali. Triple therapy terbukti dapat mengeliminasi mikrofilaria sebesar 96% hingga 3 tahun ke depan.[1-3,17]
MDA tidak diberikan pada penduduk yang sedang sakit berat, ibu hamil, anak dengan kwashiorkor atau marasmus, dan individu dengan epilepsi. MDA juga tidak diberikan pada individu dengan gangguan ginjal, hati, jantung, atau pembuluh darah, serta penderita filariasis dengan gejala acute on chronic.[9]
Penulisan pertama oleh: dr. Josephine Darmawan
Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta