Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Mononukleosis EBV general_alomedika 2023-05-03T14:52:49+07:00 2023-05-03T14:52:49+07:00
Mononukleosis EBV
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Mononukleosis EBV

Oleh :
dr. Jocelyn Prima Utami
Share To Social Media:

Mononukleosis atau “kissing disease” adalah infeksi yang umumnya disebabkan oleh virus Epstein-Barr (EBV). Virus ini merupakan herpesvirus dengan DNA untai ganda yang dapat menyerang sel limfosit B. Sekitar 95% orang dewasa di dunia diperkirakan pernah terinfeksi EBV. Namun, selain karena EBV, mononukleosis juga bisa disebabkan oleh cytomegalovirus, adenovirus, virus hepatitis A, rubella, HIV, dan toxoplasma.

Gejala klasik dari mononukleosis adalah limfadenopati, faringitis, dan demam. Namun, penyakit ini juga dapat bersifat asimtomatik. Pada pemeriksaan fisik, tanda yang mungkin ditemukan adalah limfadenopati, faringitis dengan eksudat tonsil, petechiae di palatum, bercak merah di kulit, dan splenomegali.

shutterstock_1313474441-min

Diagnosis mononukleosis EBV dapat ditegakkan melalui manifestasi klinis dan hasil pemeriksaan laboratorium darah yang menunjukkan limfositosis. Namun, pemeriksaan pilihan utama untuk diagnosis penyakit ini adalah tes antibodi heterofil.

Penatalaksanaan mononukleosis EBV umumnya bersifat suportif. Obat yang diberikan bersifat simtomatik untuk mengatasi gejala seperti demam, nyeri faringitis, dan lemas. Pasien diedukasi untuk beristirahat dan mengonsumsi diet yang sehat. Akan tetapi, pada kasus tertentu dengan komplikasi seperti splenomegali yang berisiko ruptur atau obstruksi jalan napas akibat limfadenopati di leher, perlu dilakukan evaluasi dan tata laksana yang lebih agresif.[1-3]

Referensi

1. Hoover K, Higginbotham K. Epstein Barr Virus. StatPearls Publishing. 2020. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559285/
2. Mohseni M, Boniface MP, Graham C. Mononucleosis. StatPearls Publishing. 2020. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470387/
3. Burke AC. Epstein-Barr Virus (EBV) Infectious Mononucleosis (Mono). Medscape. 2018. https://emedicine.medscape.com/article/222040-overview

Patofisiologi Mononukleosis EBV

Artikel Terkait

  • Red Flag Limfadenopati Servikal
    Red Flag Limfadenopati Servikal
  • Kaitan Virus Epstein-Barr dengan Multiple Sclerosis
    Kaitan Virus Epstein-Barr dengan Multiple Sclerosis
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas kemarin, 13:41
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas 21 jam yang lalu
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 20 jam yang lalu
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.