Epidemiologi Mononukleosis EBV
Epidemiologi mononukleosis berhubungan erat dengan epidemiologi infeksi virus Epstein-Barr (EBV). Menurut estimasi, lebih dari 90% individu dewasa di seluruh dunia memiliki hasil seropositif EBV. Mononukleosis infeksius umum terjadi pada remaja dan orang dewasa muda, di mana 77% kasus infeksi EBV simtomatik terjadi pada usia 18–22 tahun. Pada anak-anak, penyakit ini umumnya asimtomatik.[1,2,13,14]
Global
Mononukleosis infeksius merupakan faringitis viral yang umum terjadi pada pasien segala usia, terutama pada dewasa muda. Sekitar 95% dari populasi dewasa dunia dikatakan pernah terinfeksi oleh EBV. Di Amerika Serikat, anak dan remaja usia 6–19 tahun memiliki prevalensi infeksi EBV sebesar 66,5%. Di Inggris, prevalensi infeksi EBV pada anak usia 11–24 tahun adalah 74,6%.[1,13]
Setiap tahun, sekitar 30–50% orang yang terinfeksi EBV mengalami mononukleosis. Insidensi mononukleosis tertinggi adalah pada usia 15–24 tahun. Pada usia dewasa muda, sekitar 50% infeksi EBV primer berkembang menjadi mononukleosis infeksius.
Hal ini berbeda dengan usia yang lebih tua, di mana hanya sekitar 2% individu dengan keluhan faringitis mengalami mononukleosis infeksius. Insidensi per tahun dari mononukleosis infeksius pada individu usia <10 tahun atau >30 tahun adalah <1 kasus per 1.000 orang.[2,3,13]
Insidensi mononukleosis infeksius dikatakan lebih tinggi pada musim dingin di mana vitamin D tubuh berada pada level terendah. Hal ini menimbulkan hipotesis bahwa level vitamin D yang rendah dapat meningkatkan risiko terjadinya mononukleosis infeksius. Di Amerika Serikat, infeksi ini dilaporkan terjadi 30 kali lebih sering pada ras kulit putih daripada ras kulit hitam.[2,15]
Indonesia
Saat ini belum ada data epidemiologi mononukleosis infeksius dan EBV yang adekuat di Indonesia.
Mortalitas
Mortalitas pada mononukleosis infeksius yang tidak disertai komplikasi cenderung rendah. Umumnya, kasus mononukleosis yang dapat menyebabkan mortalitas berhubungan dengan komplikasi ruptur limpa, obstruksi jalan napas, atau nekrosis hati.[2,3]