Penatalaksanaan Mononukleosis EBV
Penatalaksanaan mononukleosis virus Epstein-Barr (EBV) umumnya hanya bersifat suportif untuk menangani gejala yang ada. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa antivirus bekerja efektif untuk menghambat replikasi EBV, tetapi hingga saat ini belum ada obat yang disetujui sebagai terapi definitif infeksi EBV.[2,17]
Terapi Suportif
Pemberian obat-obat antipiretik, analgesik, dan antiinflamasi dapat menangani gejala mononukleosis. Paracetamol lebih dianjurkan daripada aspirin karena aspirin memiliki risiko perdarahan limpa.
Pemberian kortikosteroid rutin tidak dianjurkan karena ada kekhawatiran tentang efek imunosupresinya dan bukti efikasinya masih terbatas. Namun, kortikosteroid dapat diberikan pada kasus obstruksi jalan napas, trombositopenia, dan anemia. Istirahat total, hidrasi adekuat, dan diet bergizi juga dianjurkan.[2,4,7,8]
Medikamentosa
Saat ini belum ada antivirus yang definitif untuk pengobatan mononukleosis. Beberapa studi in vitro menunjukkan bahwa antivirus dapat menghambat replikasi EBV. Akan tetapi, hingga saat ini studi in vivo pada manusia masih terbatas dan belum terdapat obat antivirus yang disetujui oleh FDA untuk pengobatan infeksi EBV.
Acyclovir dan ganciclovir merupakan antivirus yang diteliti, di mana penggunaan obat ini dilaporkan dapat menurunkan jumlah EBV di orofaring selama mononukleosis infeksius. Namun, kedua obat ini tidak menunjukkan manfaat klinis yang signifikan.[17,18]