Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Edukasi dan Promosi Kesehatan Salmonellosis monika-natalia 2024-03-18T09:48:33+07:00 2024-03-18T09:48:33+07:00
Salmonellosis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Edukasi dan Promosi Kesehatan Salmonellosis

Oleh :
dr.Kezia Eirene Simanjuntak
Share To Social Media:

Edukasi dan promosi kesehatan salmonellosis utamanya mengenai menghindari makanan atau minuman yang terkontaminasi. Jika pasien sudah mengalami infeksi salmonellosis, sampaikan bahwa kebanyakan kasus akan sembuh sendiri meskipun tanpa antibiotik.[1-5]

Edukasi Pasien

Edukasi paling penting dalam pencegahan transmisi salmonellosis adalah menjaga higienitas diri. Sampaikan agar pasien selalu memasak bahan pangan hingga matang sebelum dikonsumsi. Masukkan sisa makanan ke dalam lemari pendingin maksimal dua jam setelah dibiarkan dalam suhu ruang. Selalu cuci tangan dengan sabun dan air mengalir di antara tahapan persiapan makanan.

Pasien yang sudah terkena salmonellosis perlu diedukasi bahwa penyakit umumnya akan swasirna. Terapi bersifat suportif dan berfokus pada mencegah dehidrasi. Jika pasien merasa dehidrasi memberat (gangguan kesadaran, pusing, palpitasi), maka minta pasien segera ke layanan kesehatan untuk penanganan lanjutan.

Sampaikan bahwa antibiotik jarang diperlukan. Jika pasien mendapat antibiotik, maka harus dikonsumsi sesuai anjuran dokter. Durasi terapi antibiotik harus diselesaikan sesuai anjuran meskipun pasien sudah merasa membaik.

Sampaikan juga mengenai tanda bahaya salmonellosis invasif, misalnya kejang dan sesak napas. Katakan bahwa salmonellosis invasif jarang terjadi dan lebih banyak terjadi pada populasi risiko tinggi, seperti lansia dan pasien imunokompromais. Jelaskan bahwa salmonellosis invasif dapat menyebabkan bakteremia, osteomyelitis, dan meningitis.[1]

Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Mencuci tangan dan mengolah makanan dengan baik adalah langkah pencegahan terpenting pada salmonellosis.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Salah satu upaya pencegahan yang saat ini digalakkan oleh pemerintah adalah pengaplikasian Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) di lingkungan sekolah, rumah tangga, tempat kerja, dan masyarakat. Dalam pencegahan salmonellosis, poin PHBS yang paling penting untuk diperhatikan adalah mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan, mengonsumsi jajanan sehat, dan menggunakan jamban bersih dan sehat.[16]

Pengolahan Makanan

Secara global, salah satu kampanye yang disebarluaskan adalah mengenai food safety. Kampanye ini mengedukasi empat langkah penting dalam pengelolaan makanan yang aman, yaitu clean, separate, cook, dan chill.

Pada bagian clean, masyarakat diminta untuk mencuci tangan dengan air dan sabun selama 20 detik sebelum, saat, dan setelah mengelola makanan dan sebelum mulai makan. Sama halnya dengan peralatan dan bahan makanan, pastikan sudah dicuci dengan seksama sebelum digunakan.

Pada bagian separate, pisahkan wadah tempat memproses bahan makanan mentah dan matang. Pada bagian cook, pastikan bahan makanan sudah dimasak hingga suhu yang tepat. Terakhir, pada bagian chill, simpan sisa makanan pada lemari pendingin maksimal 2 jam setelah didiamkan pada suhu ruang. Jangan biarkan makanan berada pada suhu ruang selama lebih dari 2 jam, karena suhu ini merupakan danger zone yang memungkinkan bakteri bermultiplikasi dengan cepat.[17]

Vaksinasi

Selain PHBS, salah satu tindakan pencegahan yang masih terus dikembangkan adalah vaksinasi terhadap Salmonella sp. Sejauh ini, jenis vaksin yang diupayakan adalah vaksin live-attenuated dan rekombinan. Pada bulan April tahun 2022, dinyatakan bahwa seluruh vaksin sedang masuk dalam tahap uji praklinis dan uji klinis fase I.[18]

Referensi

1. CDC. Information for Healthcare Professionals and Laboratories. 2022. https://www.cdc.gov/salmonella/general/technical.html
2. Pandey, M, Goud, ESK. Non-Typhoidal Salmonellosis: A Major Concern for Poultry Industry. In A. Lamas, P. Regal, & C. M. Franco (Eds.), Salmonella spp. - A Global Challenge. IntechOpen. 2021. https://doi.org/10.5772/intechopen.96400
3. Zha L, Garrett S, Sun J. Salmonella Infection in Chronic Inflammation and Gastrointestinal Cancer. Diseases. 2019 Mar 10;7(1):28. doi: 10.3390/diseases7010028. PMID: 30857369; PMCID: PMC6473780.
4. CDC. Salmonella: Advice to Clinicians Final Update. 2022, https://www.cdc.gov/Salmonella/infantis-10-18/advice.html
5. Kurtz JR, Goggins JA, McLachlan JB. Salmonella infection: Interplay between the bacteria and host immune system. Immunol Lett. 2017 Oct;190:42-50. doi: 10.1016/j.imlet.2017.07.006. Epub 2017 Jul 15. PMID: 28720334; PMCID: PMC5918639.
16. Kementerian Kesehatan Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Kemenkes RI. 2016 https://promkes.kemkes.go.id/phbs
17. CDC. Four Steps to Food Safety: Clean, Separate, Cook, Chill. 2022. https://www.cdc.gov/foodsafety/keep-food-safe.html
18. World Health Organization. Immunization, Vaccines, and Biologicals. 2022. https://www.who.int/teams/immunization-vaccines-and-biologicals/diseases/nontyphoidal-Salmonella-disease

Prognosis Salmonellosis

Artikel Terkait

  • Membedakan Infeksi Bakteri dan Virus dengan Tes Host Protein Assay
    Membedakan Infeksi Bakteri dan Virus dengan Tes Host Protein Assay
  • Akurasi Tes Widal dan Tubex untuk Diagnosis Tifoid
    Akurasi Tes Widal dan Tubex untuk Diagnosis Tifoid
  • Manfaat dan Keamanan Vaksin Tifoid
    Manfaat dan Keamanan Vaksin Tifoid
  • Tes Widal Sebagai Pemeriksaan Awal Demam Tifoid: Masihkan Bermanfaat?
    Tes Widal Sebagai Pemeriksaan Awal Demam Tifoid: Masihkan Bermanfaat?
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 29 April 2025, 00:57
Apa diet yang tepat untuk pasien tifoid dengan gejala konstipasi?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, izin bertanya. Untuk pasien demam tifoid dengan gejala konstipasi, diet seperti apa yang dianjurkan ya dok? Apakah tetap dianjurkan untuk diet...
Anonymous
Dibalas 07 November 2024, 15:36
Apakah penyakit typhoid fever selalu ada gejala gastrointestinal?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, izin konsul apakah pasien penderita tipes selalu ada gejala GI seperti diare atau konstipasi pada minggu pertama infeksi, atau bisa tanpa gejala...
dr.Harimurti Listianto
Dibalas 06 November 2024, 18:35
Metilprednisolon pada pasien dengan demam tifoid
Oleh: dr.Harimurti Listianto
4 Balasan
Halo dok, saya ada pasien dewasa, berobat di klinik pratama, dengan riwayat TF yg sudah diderita selama sekitar 2 mgg ini. Setelah terapi cefixime 200mg 2x1...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.