Edukasi dan Promosi Kesehatan Salmonellosis
Edukasi dan promosi kesehatan salmonellosis utamanya mengenai menghindari makanan atau minuman yang terkontaminasi. Jika pasien sudah mengalami infeksi salmonellosis, sampaikan bahwa kebanyakan kasus akan sembuh sendiri meskipun tanpa antibiotik.[1-5]
Edukasi Pasien
Edukasi paling penting dalam pencegahan transmisi salmonellosis adalah menjaga higienitas diri. Sampaikan agar pasien selalu memasak bahan pangan hingga matang sebelum dikonsumsi. Masukkan sisa makanan ke dalam lemari pendingin maksimal dua jam setelah dibiarkan dalam suhu ruang. Selalu cuci tangan dengan sabun dan air mengalir di antara tahapan persiapan makanan.
Pasien yang sudah terkena salmonellosis perlu diedukasi bahwa penyakit umumnya akan swasirna. Terapi bersifat suportif dan berfokus pada mencegah dehidrasi. Jika pasien merasa dehidrasi memberat (gangguan kesadaran, pusing, palpitasi), maka minta pasien segera ke layanan kesehatan untuk penanganan lanjutan.
Sampaikan bahwa antibiotik jarang diperlukan. Jika pasien mendapat antibiotik, maka harus dikonsumsi sesuai anjuran dokter. Durasi terapi antibiotik harus diselesaikan sesuai anjuran meskipun pasien sudah merasa membaik.
Sampaikan juga mengenai tanda bahaya salmonellosis invasif, misalnya kejang dan sesak napas. Katakan bahwa salmonellosis invasif jarang terjadi dan lebih banyak terjadi pada populasi risiko tinggi, seperti lansia dan pasien imunokompromais. Jelaskan bahwa salmonellosis invasif dapat menyebabkan bakteremia, osteomyelitis, dan meningitis.[1]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Mencuci tangan dan mengolah makanan dengan baik adalah langkah pencegahan terpenting pada salmonellosis.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Salah satu upaya pencegahan yang saat ini digalakkan oleh pemerintah adalah pengaplikasian Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) di lingkungan sekolah, rumah tangga, tempat kerja, dan masyarakat. Dalam pencegahan salmonellosis, poin PHBS yang paling penting untuk diperhatikan adalah mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan, mengonsumsi jajanan sehat, dan menggunakan jamban bersih dan sehat.[16]
Pengolahan Makanan
Secara global, salah satu kampanye yang disebarluaskan adalah mengenai food safety. Kampanye ini mengedukasi empat langkah penting dalam pengelolaan makanan yang aman, yaitu clean, separate, cook, dan chill.
Pada bagian clean, masyarakat diminta untuk mencuci tangan dengan air dan sabun selama 20 detik sebelum, saat, dan setelah mengelola makanan dan sebelum mulai makan. Sama halnya dengan peralatan dan bahan makanan, pastikan sudah dicuci dengan seksama sebelum digunakan.
Pada bagian separate, pisahkan wadah tempat memproses bahan makanan mentah dan matang. Pada bagian cook, pastikan bahan makanan sudah dimasak hingga suhu yang tepat. Terakhir, pada bagian chill, simpan sisa makanan pada lemari pendingin maksimal 2 jam setelah didiamkan pada suhu ruang. Jangan biarkan makanan berada pada suhu ruang selama lebih dari 2 jam, karena suhu ini merupakan danger zone yang memungkinkan bakteri bermultiplikasi dengan cepat.[17]
Vaksinasi
Selain PHBS, salah satu tindakan pencegahan yang masih terus dikembangkan adalah vaksinasi terhadap Salmonella sp. Sejauh ini, jenis vaksin yang diupayakan adalah vaksin live-attenuated dan rekombinan. Pada bulan April tahun 2022, dinyatakan bahwa seluruh vaksin sedang masuk dalam tahap uji praklinis dan uji klinis fase I.[18]