Etiologi Salmonellosis
Etiologi Salmonellosis adalah bakteri Salmonella sp. Bakteri ini merupakan basil Gram negatif berbentuk batang, yang masuk dalam famili Enterobacteriaceae.[5]
Salmonella sp
Salmonella sp merupakan patogen fakultatif intraseluler. Karakteristik ini memungkinkan bakteri Salmonella bertahan dalam berbagai kondisi, termasuk keasaman lambung.[6]
Bakteri yang berukuran 2-5 mikron dan bergerak dengan menggunakan flagel ini dikenal dapat menyebabkan dua kelompok penyakit, yaitu salmonellosis dan demam tifoid. Serotipe spesies Salmonella yang menjadi penyebab salmonellosis adalah seluruh serotipe Salmonella kecuali Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi.[1,6]
Secara lebih spesifik, salmonellosis seringkali bermanifestasi menjadi dua kelompok tanda dan gejala, yaitu keracunan makanan dan gastroenteritis. Beberapa serotipe Salmonella yang sering menyebabkan keracunan makanan adalah Salmonella typhimurium, Salmonella enteritidis, Salmonella newport, dan Salmonella heidelberg. Sementara itu, serotipe yang berperan dalam timbulnya gangguan saluran cerna gastroenteritis adalah Salmonella choleraesuis dan Salmonella dublin.[6]
Transmisi
Bakteri Salmonella ditransmisikan secara fekal-oral, dimana sebanyak 94% kasus berasal dari makanan yang terkontaminasi. Beberapa macam makanan yang seringkali menjadi sumber kontaminasi adalah daging sapi, unggas, susu, dan telur. Selain makanan, Salmonella sp juga dapat ditransmisikan melalui kontak langsung dengan air maupun hewan yang terkontaminasi.[7]
Faktor Risiko
Berikut adalah beberapa faktor risiko salmonellosis yang umum ditemukan:
- Anak berusia di bawah 5 tahun, lansia, dan pasien imunokompromais
- Bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif
- Riwayat anemia pernisiosa
- Riwayat operasi gaster
- Konsumsi antasida berlebihan
- Konsumsi makanan terkontaminasi atau makanan yang dibiarkan pada suhu ruang terlalu lama
- Negara dengan iklim tropis.[1-3]