Penatalaksanaan Salmonellosis
Penatalaksanaan salmonellosis adalah terapi suportif karena penyakit ini bersifat swasirna pada kebanyakan kasus. Rehidrasi umumnya diperlukan karena gejala utama salmonellosis adalah diare.
Antibiotik tidak direkomendasikan untuk diberikan secara rutin. Antibiotik dapat dipertimbangkan pada pasien imunokompromais, berusia di atas 50 tahun, pasien dengan gejala yang berat (misalnya diare lebih dari 10 kali sehari), pasien dengan demam tinggi atau persisten, dan lansia.[1]
Terapi Simptomatik
Kebanyakan kasus salmonellosis bersifat swasirna. Pasien dapat diberikan terapi untuk meringankan gejalanya. Metamizole dan ibuprofen dapat bermanfaat sebagai antipiretik dan analgesik.
Pada dewasa, dosis metamizole adalah 0,5 hingga 1 g diberikan 3-4 kali sehari. Pada anak usia 3 bulan ke atas, dosis metamizole drops adalah 8-16 mg/kg, dapat diulangi apabila perlu hingga 3-4 kali sehari.[12]
Sementara itu, dosis ibuprofen dewasa adalah 200 mg setiap 4-6 jam dengan dosis maksimal 1200 mg per hari. Pada anak, dosis yang digunakan berkisar 4-10 mg/kg/dosis, dapat diberikan setiap 6-8 jam.[13]
Selain itu, pasien dewasa dapat diberikan obat diare, seperti loperamide. Loperamide memiliki efek antimotilitas dan antisekretorik, yang dapat menurunkan volume feses secara signifikan pada infeksi non-kolera. Pada dewasa, dosis inisial loperamide adalah 4 mg, diikuti 2 mg setiap setelah buang air hingga maksimal 5 hari.[14]
Rehidrasi
Salah satu hal yang perlu dihindari dalam penyakit salmonellosis adalah terjadinya dehidrasi. Saat datang, pasien perlu dikelompokkan berdasarkan kondisi klinisnya ke dalam kelompok tanpa dehidrasi, dehidrasi ringan-sedang, maupun dehidrasi berat.
Pada pasien tanpa dehidrasi maupun dehidrasi ringan-sedang, rehidrasi cairan dapat dimulai per oral menggunakan oralit setiap kali pasien buang air besar. Jumlah cairan oralit yang dianjurkan adalah 50-100 ml untuk usia di bawah 2 tahun, 100-200 ml untuk usia 2-9 tahun, dan sesuai permintaan pasien pada usia 10 tahun ke atas.
Pada pasien dehidrasi berat maupun syok, rehidrasi dapat langsung diberikan melalui jalur intravena. Jenis cairan yang dianjurkan adalah Ringer laktat. Cairan dapat diberikan secara bolus dengan dosis 20 mg/kg. Tambahkan cairan sesuai kebutuhan sambil memantau respon klinis. Bila pasien membaik dan bisa mentoleransi asupan oral, lakukan rehidrasi per oral.[19]
Medikamentosa
Pemberian antibiotik pada pasien salmonellosis hanya dianjurkan pada kelompok tertentu, yaitu:
- Pasien imunokompromais, lansia, atau balita
- Pasien berusia lebih dari 50 tahun dengan penyakit jantung, pembuluh darah, maupun kelainan sendi yang bermakna
- Pasien dengan gejala berat (diare sebanyak 9 kali atau lebih per hari, demam tinggi yang persisten, dan membutuhkan rawat inap)
Antibiotik yang dianjurkan sebagai tata laksana pada populasi dewasa adalah golongan fluorokuinolon. Hanya saja, pada beberapa daerah yang memiliki angka resistensi tinggi terhadap golongan fluorokuinolon, termasuk Asia, pilihan antibiotiknya adalah azithromycin. Apabila penggunaan azithromycin tidak memungkinkan, maka ceftriaxone dapat digunakan sebagai alternatif.[1,4]