Patofisiologi Salmonellosis
Patofisiologi salmonellosis dimulai dari konsumsi makanan maupun minuman yang terkontaminasi oleh bakteri Salmonella sp. Bakteri ini dikenal dapat menyebabkan beberapa penyakit, termasuk demam tifoid dan salmonellosis.
Salmonellosis adalah penyakit yang dapat disebabkan oleh seluruh serotipe Salmonella kecuali Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi. Beberapa spesies yang dapat menyebabkan salmonellosis adalah Salmonella typhimurium, Salmonella enteritidis, Salmonella newport, dan Salmonella Heidelberg.[5]
Transmisi dan Invasi Salmonella
Bakteri Salmonella sp ditransmisikan secara oral, baik melalui makanan ataupun minuman terkontaminasi, kontak dengan feses hewan yang terkontaminasi, maupun kontak antara manusia dengan manusia yang terkontaminasi. Setelah masuk ke dalam tubuh manusia, bakteri ini mampu bertahan melewati rendahnya pH asam lambung dan kemudian dapat menempel pada lumen intestinal, terutama pada M cells dari Peyer patch.
Dengan bantuan fagosom, bakteri akan masuk ke dalam lamina propria dan memicu peningkatan produksi neutrofil. Peningkatan neutrofil inilah yang menimbulkan reaksi lokal pada penderita, yang bermanifestasi sebagai beberapa gejala, utamanya gangguan saluran cerna berupa diare.[1,3,6]