Prognosis Spondilitis Tuberkulosis
Prognosis spondilitis tuberkulosis (TB) tergantung pada derajat infeksi, defisit neurologis, usia, dan pilihan terapi yang digunakan. Komplikasi dapat terjadi akibat penyakit itu sendiri, konsumsi obat antituberkulosis, ataupun tindakan pembedahan.[1,2]
Komplikasi
Spondilitis TB dapat menyebabkan defisit neurologis. Adanya kompresi mekanik, instabilitas, dan inflamasi pada daerah vertebra dapat menyebabkan kompresi saraf dan gangguan neurologis. Insidensi komplikasi neurologis pada spondilitis TB berkisar 10-20%.
Paraplegia merupakan komplikasi yang sering terjadi akibat kompresi mekanis akibat abses, jaringan granulasi, debris tuberkular, dan dislokasi vertebra.[2,3]
Komplikasi lain adalah kifosis yang terjadi akibat kolapsnya vertebra anterior. Spondilitis TB juga dapat menyebabkan penyempitan kanal spinal karena abses, jaringan granulasi, atau invasi dural. Hal ini dapat menyebabkan kompresi korda spinalis, sehingga terjadi paralisis.[13,15]
Prognosis
Prognosis pasien spondilitis TB bergantung pada beratnya derajat infeksi, adanya defisit neurologis, dan waktu terdiagnosis. Namun, >80% memberikan respon yang baik terhadap pengobatan antituberkulosis.
Terapi antituberkulosis seperti rifampicin (R), isoniazid (H), pyrazinamide (Z), dan ethambutol (E), serta pembedahan yang dilakukan dapat meningkatkan angka kesembuhan pasien meskipun sudah terdapat defisit neurologis dan deformitas. Faktor prognostik baik pada pasien spondilitis TB antara lain usia yang lebih muda.
Spondilitis TB dengan komplikasi seperti deformitas, instabilitas, dan defisit neurologis, memiliki prognosis yang lebih buruk. Imunodefisiensi, kepatuhan yang buruk, dan toleransi yang buruk terhadap OAT merupakan faktor utama kegagalan terapi medikamentosa pada tuberkulosis.[1,2]
Keterlibatan pan-vertebra, durasi defisit neurologis yang lama, kecepatan progresi defisit neurologis, tingkat keparahan defisit neurologis, dan kompresi akibat abses dan granuloma juga akan memperburuk prognosis. Selain itu, usia kurang dari 10 tahun dan sudut kifosis lebih besar dari 30 derajat akan meningkatkan kemungkinan deformitas akibat spondilitis TB.[2]
Penulisan pertama oleh: dr. Gisheila Ruth Anggitha