Pendahuluan Flu Babi
Swine flu yang dikenal juga dengan nama flu babi atau H1N1 influenza merupakan penyakit infeksi saluran pernafasan yang disebabkan oleh virus influenza A tipe H1N1. Penyebaran virus terjadi secara aerosol, kontak langsung, maupun tidak langsung, dan pada hewan babi yang bersifat karier. [1,2]
Flu babi didapati paling banyak pada Amerika Serikat, Meksiko, Kanada, Amerika Selatan, Eropa, dan sedikit didapatkan pada China, Taiwan, Jepang, Asia Timur, dan India. Di Amerika Serikat, CDC mengumumkan flu babi sebagai pandemi pada tahun 2009 oleh karena tingginya angka kematian pada satu wilayah. Kondisi ini diakibatkan flu babi yang dapat menginfeksi hewan babi itu sendiri maupun manusia. [2]
Gejala umum pada manusia dan babi terjadi serupa, yang ditandai dengan adanya pilek, batuk, demam, dan penurunan nafsu makan. Pada babi, gejala infeksi virus H1N1 dapat disertai dengan perubahan perilaku. Babi yang terinfeksi virus influenza ini biasanya hanya bertahan selama 1-2 minggu. [1]
Penatalaksanaan dari flu babi umumnya adalah terapi suportif dan terapi antiviral. Terapi suportif mencakup istirahat, perbaikan nutrisi dan cairan, serta pengobatan simptomatis. Pengobatan antiviral yang secara spesifik digunakan pada infeksi influenza tersedia dan beberapa terindikasi pada kasus flu babi. Beberapa antiviral tersebut antara lain obat golongan neuraminidase inhibitor, contohnya oseltamivir dan zanamivir, juga menggunakan obat golongan M2 inhibitor, contohnya amantadine dan rimantadine. Apabila flu babi didapatkan dalam derajat berat, seperti ada gejala demam tinggi persisten yang disertai dengan sesak nafas, maka rawat inap serta rehidrasi intravena dibutuhkan. [1]