Edukasi dan Promosi Kesehatan Flu Babi
Pencegahan penularan dari babi ke manusia dan antar manusia penting untuk dilakukan. Pencegahan antar manusia dapat dilakukan dengan modifikasi perilaku dan pemberian vaksinasi. Pencegahan pada babi juga dapat dilakukan dengan memberikan vaksin rutin pada babi.
Edukasi
Penularan virus influenza H1N1 terjadi antar manusia terjadi secara cepat melalui udara, seringkali melalui percikan batuk ataupun droplet saluran pernafasan. Penularan melalui produk makanan yang mengandung babi dinyatakan tidak ada.
Komunitas
Para pekerja yang berkontak langsung dengan babi memiliki risiko tinggi terhadap terjadinya penularan flu babi ini. Bagi para pekerja yang berkontak langsung dengan hewan babi, sebaiknya gunakan alat pelindung diri yang lengkap, seperti masker, sarung tangan, dan sepatu. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi kontak langsung terhadap air liur babi ataupun penularan melalui udara. [3,6,9]
Edukasi lain yang perlu diperhatikan adalah untuk meningkatkan kewaspadaan diri untuk menutup mulut dan hidung menggunakan tissue apabila sedang mengalami batuk/pilek serta mencuci tangan (hand hygiene) setiap saat. [1,6,9]
Petugas Kesehatan
Bagi petugas kesehatan, pemakaian alat pelindung diri sangat dibutuhkan dalam merawat pasien yang terinfeksi flu babi. Masker yang disarankan untuk digunakan adalah masker N95. Penggunaan apron, sarung tangan, dan sepatu tertutup juga dibutuhkan ketika berkontak dengan pasien yang sudah didiagnosa dengan flu babi, maupun pada pasien yang masih dicurigai terkena flu babi. Penggunaan alat pelindung diri sebaiknya selalu diganti baru apabila berganti pasien. Petugas kesehatan wajib menerapkan hand hygiene dan melakukan 5 moment of hand hygiene setiap kali bekerja untuk mengurangi penularan nosokomial. [1,6,9]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Upaya pencegahan pada flu babi dapat dilakukan dengan modifikasi perilaku dan pemberian vaksinasi. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia juga sudah bersiaga untuk menghadapi pandemi dari flu babi dengan menetapkan langkah kewaspadaan dalam menghadapi pandemi virus influenza H1N1.
Peran Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Upaya kesiapsiagaan menghadapi pandemi influenza sudah dilakukan Departemen Kesehatan sejak kasus flu babi muncul pertama kali di Meksiko dan Amerika Serikat. Departemen Kesehatan telah menetapkan enam langkah kewaspadaan menghadapi pandemi influenza H1N1, yaitu pengamatan penyakit di terminal kedatangan internasional dengan memasang thermal scanner dan pemberian kartu Health Alert Card, meningkatkan surveilans penyakit serupa influenza (ILI) dan pneumonia di 100 sentinel, menyiapkan oseltamivir, dan menyiapkan 100 rumah sakit rujukan, menyiapkan laboratorium untuk pemeriksaan sampel dan menyebarluaskan informasi kepada masyarakat luas. [20]
Modifikasi Perilaku :
Pencegahan penularan antar manusia penting untuk diperhatikan. Modifikasi perilaku bertujuan untuk mengurangi penularan antar manusia. Menjaga kebersihan seperti rajin mencuci tangan dengan sabun dan air ataupun cairan antiseptik sangat diperlukan selama beraktivitas. Selain menjaga kebersihan tubuh, menjaga kebersihan lingkungan sekitar juga diperlukan karena telah diketahui bahwa virus dapat menempel pada benda-benda sekitar dan saat terjadi kontak dengan mukosa saluran pernafasan, dapat menularkan virus influenza ini. Bagi penderita yang sudah mengalami gejala flu sebaiknya beristirahat di rumah dan menggunakan masker terlebih dahulu untuk menurunkan angka penularan antar manusia. [20]
Vaksinasi :
Vaksinasi disarankan untuk diberikan kepada penduduk yang memiliki faktor risiko tinggi terkenanya flu babi, seperti petugas kesehatan, pekerja peternakan, maupun tim identifikasi dan penelitian mengenai penyakit tropis. Vaksin yang diberikan adalah vaksin influenza dan disarankan untuk diberikan setiap tahunnya. [16]
Di Indonesia sudah tersedia vaksin influenza untuk mencegah terjadinya influenza yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan B, yang dikenal dengan nama vaksin FluQuadri. Vaksin yang tersedia merupakan vaksin inaktif. Vaksin influenza umumnya sudah memberikan proteksi untuk virus Influenza A H1N1 dan H3N2, serta 2 tipe dari virus influenza B.
Vaksin influenza dapat diberikan pada usia anak mulai dari 6 bulan hingga usia lebih dari 60 tahun. Sediaan vaksin influenza sendiri terdapat dalam bentuk prefilled syringe dengan dosis 0.25 ml dan 0.5 ml. Pada anak usia ≥9 tahun dan orang dewasa, vaksin diberikan dengan dosis 0.5 ml setiap tahunnya. Pada anak usia 3-8 tahun, pemberian vaksin dilaksanakan 2 kali dalam 1 tahun dengan dosis 0.5mL setiap pemberian. Pada usia anak 3 bulan hingga 35 bulan, pemberian vaksin juga dilaksanakan 2 kali dalam 1 tahun dan hanya diberikan 0.25 mL pada setiap pemberiannya. Cara pemberian vaksin adalah secara intramuskular. [9,16]
Kontraindikasi pemberian vaksin influenza ini adalah apabila diketahui ada riwayat alergi terhadap komponen vaksin, yaitu protein telur, dan riwayat alergi pada pemberian vaksin sebelumnya. Wanita hamil dan menyusui tidak dikontraindikasikan dalam vaksinasi influenza. Efek samping ringan yang mungkin terjadi adalah nyeri pada lokasi suntikan, eritema, myalgia, malaise, nyeri kepala, dan penurunan nafsu makan. [16]