Patofisiologi Flu Babi
Patofisiologi swine flu atau yang dikenal dengan flu babi dimulai dari infeksi virus H1N1 kedalam sel epithelial pernafasan babi dan manusia. Invasi virus kedalam manusia dan babi bergantung pada 2 antigen utama, yaitu hemaglutinin tipe 1 (H1) dan neuraminidase tipe 1 (N1). Transmisi virus ini berasal dari droplet dan kontaminasi dari benda dan lingkungan sekitar. Masa infeksi sampai timbulnya gejala membutuhkan waktu 2 – 7 hari.
Molekul Virus pada Patogenesis Flu Babi
Virus H1N1 memiliki 2 antigen utama yang terletak di permukaan virus, yaitu hemaglutinin tipe 1 (H1) dan neuraminidase tipe 1 (N1). Perbedaan yang dimiliki virus H1N1 dibanding virus influenza lainnya adalah protein yang dimiliki dan berperan langsung terhadap patogenisitas dari virus, yaitu protein 7 PBIF2. [1]
Antigen hemaglutinin yang dimiliki juga menjadi marker yang berperan dalam patogenisitas virus H1N1. Enzim protease juga didapati pada virus H1N1 yang berperan dalam fusi antar sel virus dengan sel host dan mengaktivasi molekul hemaglutinin pada virus untuk menyebabkan terjadinya infeksi pada sel host. [1]
Periode Inkubasi dan Infeksi
Masa inkubasi flu babi terjadi selama 2-7 hari. Spektrum klinis pada flu babi juga berkisar dari derajat ringan hingga derajat berat yang mengancam nyawa, seperti gagal napas hingga kematian. Pemeriksaan virus sudah dapat memberikan hasil positif sejak 1 hari sebelum gejala muncul hingga 5-7 hari setelah timbul gejala, atau hingga gejala membaik. Pada pasien anak dan pasien dengan status imunodefisiensi, gejala yang ditimbulkan dapat terjadi lebih lama. Sama seperti flu lainnya, flu babi juga bersifat self limiting disease. [1,2]
Transmisi pada Manusia
Virus flu babi ditularkan antar manusia melalui udara maupun kontaminasi dari benda dan lingkungan sekitar seperti halnya flu burung. Transmisi utama melalui udara, yaitu akibat percikan droplet pernapasan antar manusia. Selain itu, penularan melalui sentuhan terhadap benda yang terkontaminasi virus juga dapat terjadi. Contohnya adalah tangan yang terkontaminasi virus H1N1 setelah berkontak dengan benda ataupun hewan babi digunakan untuk menyentuh mulut atau hidung sebagai saluran pernafasan. Virus Influenza A H1N1 ditemukan dapat bertahan pada permukaan keras seperti metal selama 24-48 jam, sedangkan pada permukaan berpori dapat bertahan selama 8-12 jam. Virus dapat bertahan lama hingga 72 jam pada permukaan basah/lembab. [1]
Rantai penularan virus H1N1 ini sangat cepat terjadi antar manusia, didapat apabila seseorang sudah terinfeksi virus H1N1, maka 8%-19% orang disekitarnya juga dapat tertular. Penularan antar manusia umumnya terjadi dalam jarak dekat. [1] Penularan virus melalui makanan atau minuman yang mengandung produk hewan babi tidak terbukti. [1-3]
Transmisi pada Populasi Babi
Pada hewan babi, virus dapat ditularkan antar babi dengan cara penularan yang sama dengan antar manusia. Penularan dari babi ke manusia didapatkan melalui percikan dahak atau droplet dari saluran pernapasan babi yang terinfeksi. Maka dari itu, hal ini tentunya membahayakan para peternak babi maupun pekerja yang kontak langsung dengan babi. [1]