Epidemiologi Demam Tifoid
Berdasarkan data epidemiologi, demam tifoid terjadi pada sekitar 9 juta orang di seluruh dunia, dengan mortalitas mencapai 110.000 kasus per tahun. Demam tifoid paling banyak di Asia Selatan dan Afrika, terutama di negara dengan banyak pemukiman kumuh dan sanitasi yang buruk.
Namun demam tifoid juga dapat ditemukan di negara maju dari para pelancong dengan riwayat bepergian ke daerah endemik demam tifoid. Demam tifoid termasuk penyakit endemik di Indonesia, terutama pada daerah-daerah padat penduduk dan kumuh.[1,2,7]
Global
Secara global, angka kejadian infeksi tifoid mencapai 9 juta kasus per tahun. Demam tifoid paling banyak dijumpai di negara-negara berpenghasilan rendah di benua Asia Tengah-Selatan dan sisi selatan benua Afrika. Demam tifoid juga paling banyak ditemukan di negara tropis dengan sanitasi yang buruk, sulit akses air bersih dan pemukiman padat penduduk.[1,2,7]
Kasus demam tifoid di negara maju umumnya berhubungan dengan riwayat perjalanan ke daerah endemik demam tifoid. Di Amerika Serikat, sekitar 400 kasus demam tifoid terdiagnosa tiap tahunnya dari hasil kultur. Saat ini, di dunia sekitar 80% dari seluruh kasus demam tifoid aktif yang ada terjadi di negara Bangladesh, Tiongkok, India, Indonesia, Laos, Nepal, Pakistan serta Vietnam.[1,2,4,6,7]
Indonesia
Demam tifoid di Indonesia tergolong dalam penyakit endemik. Prevalensi demam tifoid di Indonesia cukup tinggi yaitu mencapai 500 kasus per 100.000 penduduk pertahun. Berdasarkan studi yang dilakukan di daerah kumuh di Jakarta, diperkirakan insidensi demam tifoid adalah 149 per 100.000 penduduk pertahun pada rentang usia 2–4 tahun, 180 kasus pada rentang usia 5–15 tahun dan 51 kasus pada usia diatas 16 tahun [8,9]
Mortalitas
Setiap tahun diperkirakan 110.000 kematian di dunia disebabkan oleh demam tifoid. Sebelum dikenal terapi antibiotik sebagai lini utama terapi demam tifoid, angka fatality rate demam tifoid di Amerika serikat mencapai 9-13%, namun saat ini risiko mortalitas telah jauh menurun hanya 0,2% saja. Angka mortalitas di Indonesia bervariasi antara 0,6–5%. Penyebab kematian biasanya berhubungan dengan perforasi usus, sepsis, dan pneumonia.[1,6,9]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli