Epidemiologi Alcohol Use Disorder
Berdasarkan data epidemiologi, alcohol use disorder atau alkoholisme merupakan gangguan psikiatrik yang paling sering terjadi di dunia, dan lebih sering ditemukan pada pria, dibanding wanita. Alcohol use disorder berhubungan dengan disabilitas dan kematian prematur, khususnya pada negara-negara berpenghasilan menengah dan tinggi.
Global
Prevalensi alcohol use disorder (AUD) secara global diperkirakan sebesar 237 juta pada pria, dan 46 juta pada perempuan. Prevalensi tertinggi ditemukan di Eropa dan Amerika. AUD lebih sering ditemukan pada individu yang berpendidikan rendah, dan memiliki penghasilan rendah.
AUD lebih sering ditemukan pada pria dibandingkan perempuan. Namun, prevalensi pasien perempuan dengan AUD diketahui semakin meningkat. Gangguan depresi sering terjadi bersamaan dengan AUD. Ditemukannya 2 kondisi ini secara bersamaan dapat menandakan prognosis penyakit yang lebih buruk, serta meningkatkan risiko bunuh diri.[4,14]
Indonesia
Prevalensi AUD di Indonesia dilaporkan sebesar 0,8%, dengan jumlah pria sebesar 1,4% dan perempuan 0,3%. Untuk alcohol dependence, angka prevalensi di Indonesia adalah sebesar 0,7% dengan prevalensi pada pria sebesar 1,3% dan perempuan sebesar 0,2%.[6]
Berdasarkan riset kesehatan dasar (riskesdas) tahun 2018, proporsi penduduk Indonesia usia 10 tahun atau lebih yang mengonsumsi minuman beralkohol dalam 1 bulan terakhir adalah 3,3%. Konsumsi minuman beralkohol didapatkan paling tinggi di Provinsi Sulawesi Utara, diikuti Nusa Tenggara Timur, lalu Bali.[15]
Survei dari Badan Narkotika Nasional (BNN) tahun 2021 menunjukkan bahwa perilaku minum minuman beralkohol merupakan salah satu faktor risiko terjadinya penyalahgunaan narkoba. Sebanyak 38% pasien penyalahgunaan narkoba memiliki kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol.[15]
Mortalitas
AUD diperkirakan menyebabkan 3,3 juta kematian tiap tahunnya, serta menyumbang sebanyak 5,1% dari total global burden of disease. Penyalahgunaan alkohol merupakan faktor risiko utama mortalitas dan disabilitas pada kelompok usia 15–59 tahun di dunia. AUD juga diduga memperpendek angka harapan hidup sebanyak 20–30 tahun.
AUD dilaporkan berkaitan secara signifikan dengan gangguan depresi mayor dan gangguan bipolar, serta berkaitan dengan kepribadian antisosial dan borderline. Tidak hanya berhubungan dengan gangguan psikiatrik lain, AUD juga berkaitan dengan kondisi-kondisi medis lain. Beberapa kondisi medis lain yang sering dikaitkan dengan AUD, antara lain sirosis hepatis, kanker esofagus, kanker hepar, kanker mulut dan orofaring, serta kecelakaan lalu lintas.[6,17,18]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra