Prognosis Depresi Postpartum
Prognosis depresi postpartum dipengaruhi oleh penanganan yang adekuat untuk meminimalisir risiko komplikasi maternal dan komplikasi tumbuh kembang anak. Depresi postpartum membutuhkan terapi yang agresif agar tidak terjadi kondisi psikosis, depresi, mania, atau pikiran untuk melakukan bunuh diri maupun membunuh bayinya.[1-3]
Komplikasi
Komplikasi terberat akibat depresi postpartum adalah bunuh diri dan pembunuhan bayi. Wanita dengan depresi postpartum yang tidak ditangani dengan tepat dapat berkembang menjadi gangguan jiwa berat, termasuk psikosis, depresi, dan mania.[1-3]
Selain itu, depresi postpartum juga dapat menyebabkan gangguan pada interaksi ibu-anak dan kemampuan ibu dalam merawat anaknya yang bisa berakibat pada gangguan tumbuh kembang anak. Bila tidak segera mendapatkan penanganan, hal ini dalam jangka panjang akan menimbulkan konsekuensi negatif terhadap perkembangan sosial, emosional, kognitif, dan fisik anak.[19,26]
Prognosis
Kondisi depresi postpartum merupakan faktor yang menyebabkan 20% kematian ibu setelah melahirkan. Faktor-faktor yang dapat memperburuk prognosis pasien depresi postpartum adalah:
- Riwayat depresi postpartum sebelumnya
- Tanda-tanda komplikasi, seperti adanya ide bunuh diri, dorongan untuk membunuh bayi, gangguan interaksi dengan anak, serta ketidakmampuan merawat anak
- Gejala psikosis[1-3]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini