Edukasi dan Promosi Kesehatan Gangguan Mood
Edukasi dan promosi kesehatan pada gangguan mood terutama bertujuan agar pasien patuh dengan terapi yang diberikan, pencegahan kekambuhan, dan pencegahan fatalitas akibat bunuh diri. Edukasi tidak hanya diberikan kepada pasien, tapi juga pada keluarga yang memberikan dukungan sosial.[1,15]
Edukasi Pasien
Isi edukasi yang sebaiknya diberikan kepada pasien dan keluarganya adalah mengenai tanda dan gejala gangguan mood, menegaskan tentang pentingnya mematuhi regimen terapi, pentingnya untuk menjaga pola tidur dan pola makan, dan manajemen stress.[1,13]
Edukasi lainnya yang sebaiknya diberikan adalah hal-hal yang harus dilakukan pasien untuk mencegah kekambuhan, misalnya diet yang sehat, olah raga teratur, dan berhenti merokok. Pasien dan keluarga juga perlu mendapatkan edukasi faktor risiko yang dimiliki yang menyebabkan rentan mengalami kekambuhan, misalnya riwayat keluarga dengan gangguan mood, riwayat respon terapi yang buruk, adanya masalah kesehatan kronis, dan faktor personal dan lingkungan yang memperburuk gejala.[1,15]
Edukasi lainnya adalah mengenai terapi yang diberikan kepada pasien, termasuk dosis, durasi pemberian, efek samping yang mungkin timbul, dan jadwal pemantauan klinis.[15]
Membuat Rencana Keamanan pada Pasien Depresi dan Berisiko Bunuh Diri
Pada pasien dengan gangguan mood, lakukan edukasi mengenai pentingnya rencana keamanan. Hal ini karena tindakan pencegahan tersebut dapat sangat mempengaruhi fatalitas dari perilaku bunuh diri.
Pasien perlu diminta menentukan 3 atau lebih kontak yang dapat dihubungi saat mencari dukungan, mengawasi pasien, dan mendiskusikan hendaya yang dihadapi pasien. Lakukan pula diskusi mengenai langkah-langkah yang diperlukan jika pasien menyadari timbul keinginan bunuh diri. Minta pasien merencanakan aktivitas alternatif, pikiran alternatif, perilaku alternatif, dan orang yang dapat menjamin keselamatan dirinya.
Keluarga perlu menjaga dan mencegah akses terhadap sumber berbahaya yang berpotensi mendukung upaya bunuh diri. Contohnya adalah benda-benda tajam atau substansi berbahaya.[25,26]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Pencegahan kekambuhan bisa dilakukan dengan mengedukasi pasien untuk mengenali stressor yang akan terjadi atau dihadapi dan melakukan persiapan untuk menghadapinya. Lakukan juga edukasi agar pasien segera mengenali gejala-gejala kekambuhan. Hal yang sama juga berlaku kepada keluarga dan pemberi dukungan sosial pada pasien dengan gangguan mood.[1,2]
Pasien diminta segera memeriksakan diri bila mengalami gejala-gejala kekambuhan karena kekambuhan yang tidak ditangani dengan baik berisiko memperburuk luaran klinis.[15]
Selain itu, pasien perlu dinasehatkan untuk melakukan gaya hidup sehat. Misalnya dengan konsumsi diet yang sehat, menghindari rokok dan alkohol, serta pola tidur yang baik dan cukup. Dokter juga perlu mengetahui metode pencegahan depresi pada orang lanjut usia karena populasi ini merupakan populasi rentan.[22,23]
Pencegahan Perilaku Bunuh Diri Berulang
Pasien yang telah melakukan percobaan bunuh diri memerlukan pemantauan secara rutin untuk menurunkan kecenderungan perilaku bunuh diri berulang, terutama pada 6 bulan pertama. Protokol pemantauan yang bisa digunakan salah satunya adalah evaluasi berkala dengan Suicide status form (SSF).[27,28]
Penulisan pertama oleh: dr. Immanuel Natanael Tarigan