Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Gangguan Mood general_alomedika 2024-02-05T11:41:59+07:00 2024-02-05T11:41:59+07:00
Gangguan Mood
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Gangguan Mood

Oleh :
dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ
Share To Social Media:

Data epidemiologi menunjukkan bahwa prevalensi gangguan mood lebih besar pada perempuan dibandingkan laki-laki. Prevalensi gangguan mood juga bervariasi berdasarkan kelompok usia.[1,3]

Global

Gangguan mental yang termasuk dalam kelompok gangguan mood adalah gangguan bipolar, depresi, siklotimia, gangguan depresif persisten (distimia), gangguan disregulasi mood disruptif, dan premenstrual dysphoric disorder.

Prevalensi depresi secara global adalah 5-17% dengan prevalensi pada perempuan dilaporkan dua kali lebih banyak dibandingkan laki-laki. Median usia onset untuk depresi adalah 32 tahun, meskipun depresi juga bisa terjadi pada semua kelompok usia.

Sementara itu, prevalensi untuk gangguan bipolar adalah 2,8%. Usia onset terbanyak gangguan bipolar adalah pada kelompok usia 15–24 tahun dan pada usia 45–54 tahun.[1,2]

Prevalensi gangguan mood pada anak dan remaja mencapai 15%. Gangguan yang paling sering ditemukan pada anak dan remaja adalah depresi, dengan prevalensi pada perempuan sebesar 18-22% dan pada laki-laki sebesar 7-10%. Sementara itu, prevalensi gangguan bipolar pada anak dan remaja adalah sebesar 2,4%.[1]

Indonesia

Belum ada data nasional epidemiologi gangguan mood di Indonesia. Sebuah penelitian di Surabaya oleh Maramis et al (2017) menemukan prevalensi gangguan bipolar sebesar 10,7%, dengan prevalensi pada laki-laki sebesar 4,8% dan perempuan sebesar 5,9%. Penelitian lain mengenai depresi pada populasi lansia menemukan prevalensi sebesar 42,5%, dengan prevalensi pada perempuan sebesar 31,5% dan laki-laki sebesar 11%.

Meski demikian, perlu dicatat bahwa data ini belum tentu merepresentasikan prevalensi nasional. Oleh karenanya, diperlukan studi epidemiologi lebih lanjut untuk mengetahui prevalensi dan insidensi gangguan mood di Indonesia.[7,8]

Mortalitas

Mortalitas gangguan mood sangat dipengaruhi oleh risiko bunuh diri. Perilaku bunuh diri cukup sering ditemukan pada pasien dengan gangguan bipolar. Hingga 4-19% pasien dengan gangguan bipolar mengakhiri hidup dengan bunuh diri. Sekitar 20-60% pasien gangguan bipolar mencoba bunuh diri setidaknya sekali seumur hidup. Risiko kematian bunuh diri pada pasien gangguan bipolar dilaporkan 10–30 kali lebih tinggi daripada populasi umum.[20]

Sementara itu, depresi telah sangat banyak dikaitkan dengan ide dan upaya bunuh diri. Dalam sebuah studi di Australia, 364 dari 1051 partisipan melaporkan pernah mengalami depresi. Dari jumlah tersebut, 48% melaporkan ide bunuh diri dan 16% melaporkan upaya bunuh diri. Tingkat keparahan depresi berkorelasi signifikan dengan bunuh diri pada pria dan wanita. Upaya bunuh diri secara signifikan lebih sering terjadi pada wanita dengan usia onset depresi yang lebih muda dan jumlah komorbiditas psikiatri yang lebih tinggi.[21]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Immanuel Natanael Tarigan

Referensi

1. Sekhon S, Gupta V. Mood Disorder. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK558911/
2. Jain A, Mitra P. Bipolar Affective Disorder. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK558998/.
3. APA. Diagnostic and statistical manual of mental disorders (5th ed.) TR (Text revision). Arlington VA: American Psychiatric Publishing; 2022.
7. Maramis MM, Karimah A, Yulianti E, Bessing YF. Screening of Bipolar Disorders and Characteristics of Symptoms in Various Populations in Surabaya, Indonesia. ANIMA Indonesian Psychological Journal 2017;32:90–8. https://journal.ubaya.ac.id/index.php/jpa/article/view/Bipolar%20Disorders%20in%20Surabaya
8. Pramesona BA, Taneepanichskul S. Prevalence and risk factors of depression among Indonesian elderly: A nursing home-based cross-sectional study. Neurology, Psychiatry and Brain Research 2018;30:22–7. https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0941950017300751
20. Dome P, Rihmer Z, Gonda X. Suicide Risk in Bipolar Disorder: A Brief Review. Medicina (Kaunas). 2019 Jul 24;55(8):403. doi: 10.3390/medicina55080403. PMID: 31344941; PMCID: PMC6723289.
21. Brådvik L. Suicide Risk and Mental Disorders. Int J Environ Res Public Health. 2018 Sep 17;15(9):2028. doi: 10.3390/ijerph15092028. PMID: 30227658; PMCID: PMC6165520.

Etiologi Gangguan Mood
Diagnosis Gangguan Mood

Artikel Terkait

  • Hendaya Kognitif pada Gangguan Mood
    Hendaya Kognitif pada Gangguan Mood
  • Suplementasi Vitamin B pada Cemas dan Depresi
    Suplementasi Vitamin B pada Cemas dan Depresi
Diskusi Terkait
dr. Uditia Alham Sakti, Sp.KJ
Dibalas 02 September 2024, 06:29
Mudah marah? Coba perhatikan ini
Oleh: dr. Uditia Alham Sakti, Sp.KJ
4 Balasan
Kamu mudah marah ? Coba cek.. mungkin banyak emosi negatif yang selama ini kamu pendam. 🙂
Anonymous
Dibalas 12 Januari 2024, 10:54
Gangguan emosi dengan riwayat adenomiosis rahim
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Pasien wanita 37 tahun, mengeluh sulit mengendalikan emosi, sejak 4 bulan terakhir. Dikatakan mudah marah, dan gelisah, sulit tidur malam. Selalu terbangun...
Anonymous
Dibalas 15 November 2022, 09:40
Pasien Hipotimia di Faskes Tingkat Pertama - Jiwa Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr Irwan SpKJ, bila kita menemukan pada pasien dengan hipotimia, sebenarnya kapan ya Dok kita mulai melakukan intervensi? Dan intervensi apa yang bisa...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.